17. Titik Balik Om Roti Sobek

17.7K 1.6K 219
                                    

Selamat sore saya dan Om ChristianJCB datang lagiii...

Vote, komen, reviewnya selalu kami tunggu yaa

Selamat menikmati

Salam kami

Malagoar & ChristianJCB

.

.

.

.

.


Anthoni membawa Oreo ke dalam kamar kos. Meletakkannya di kardus yang udah terdapat makanan. Mungkin pemberian dari Theo. Lalu Anthoni mencari Firman di rumah induk semang. Mau minta alamat perusahaan Om Patrick. Ada yang ingin Anthoni kelarin dengan Om Patrick. Namun, ketika ia celingukan ke sana kemari, orang yang ia cari-cari nggak ada. Sebagai gantinya, bocah asal Jepara itu yang malah terlihat.

"Eh, Anto, ada apa, To?"

Anthoni merengut sebal mendengar namanya yang keren itu jadi terdengar ndeso jika disebut Anto dengan logat medok. Ia manyun. Bibirnya mencebik lucu.

"Aku mau cari Firman. Dia ada?" tanya Anthoni gondok. Teringat perihal anu-anuannya Deden dengan cewe ber-mik familiar itu, Anthoni buru-buru bertanya. "Eh, iya, kok kemarin kamu main kenyot-kenyotan ama cewe yang kayaknya aku kenal sih?"

Kening Deden mengernyit. Sebelah alisnya terangkat. "Maksudmu apa, To?"

"Ish, Deden, panggil aku Anthoni lengkap kenapa, sih? Ta To Ta To, nggak enak tauk di kuping," bibirnya merengut lucu.

"Lha kan kependekan dari Anthoni emang Anto, gimana sih kamu ini, To? Maksud sampeyan kenyot-kenyotan itu apa, sih? Aku ndak mudeng, eg."

"Itu lhooo yang burung kamudikenyot ama cewe di kamar kamu."

Mata Deden membeliak. Dia buru-buru membungkam mulut Anthoni sambil melirik rumah ibu kos mereka yang terlihat sepi.

"Ndak sekalian aja ngomongnya pakai toa biar semua tahu," Deden mendelik gusar, kemudian menjerit heboh ketika telapak tangannya digigit Anthoni. Lekas ia lepas bekapan tangannya di mulut Anthoni, sambil mundur beberapa langkah. "Kok kamu main gigit tangan aku, sih.Sakit tahu, nggak?"

Anthoni bersedekap. Memutar mata. Melirik Deden sebal. "Habis kamu main bekap mulut aku. Mana tangan kamu baunyanggak enak lagi. Bau sperma. Kamu habis kocok-kocokan ama Firman, ya?"

"Ediankowe, To. Kampret memang. Tadi main nyablak masalah kenyot-kenyotan. Sekarang, main nuduh aku kocok-kocokan ama Firman. Sampeyan kira aku homo? Ya ndak lah."

Memutar mata lagi, Anthoni bergumam dalam hati: tak sumpahin kamu homo lah, biar tahu rasa! "Jadi...," Anthoni melanjutkan kalimatnya. "Cewek itu pacar kamu? Yang ngenyot burung kamu itu?"

"Ya iya lah cewek aku. Kalau bukan cewek aku ngapain aku ajak ke kamar kos. Terus kuda-kudaan gitu. Yang benar aja sih kamu, To?"

Cewe Deden, ya? Terus kenapa dia juga main kuda-kudaan ama Theo? Pasti semacam B!tch atau cewek kutuan (soalnya minta digaruk terus)Anthoni tampak berfikir. Masa tuh cewe pacarnya ada dua, sih? Aku aja satu pun nggak punya. Uh sebel. Mana udah ngerasain pohon kelapa menggiurkannya Theo lagi. Ah, menang banyak lah tuh cewe ngeselin. Anak siapa sih dia? Pakai pelet apa?

Dan masih banyak sekali gerutuan-gerutuan yang nggak masuk akal mencumbu otak Anthoni sampai dia melihat bayang-bayang tubuh Firman di salah satu ruang di rumah ibu kosnya. Tak mengindahkan Deden yang mencebik sebal, Anthoni buru-buru menghampiri Firman. Meminta alamat perusahaannya Om Patrick, demi kemaslahatan umat manusia. Ah Anthoni lebai, kan aslinya hanya demi kemaslahatan Theo aja.

Teach Me to Love as (Gay)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt