15. Aku, Kamu, dan Oreo

Start from the beginning
                                    

Anthoni menengakkan punggung. Menajamkan pendengaran. Suara gong-gongan anjing itu terdengar lagi. Beberapa ada yang menyalak liar, namun, di antara suara tumpang tindih salakan anjing-anjing itu, terdengar dengkingan lirih yang begitu lemah. Anthoni berdiri. Bumi seolah berputar di sekitarnya. Dipeganginya kepala yang kembali berdenyut hebat. Mengatur napas sambil memejam sebentar.

Ketika ia merasa kepalanya tak sepusing saat baru bangun tadi, Anthoni berjalan ke arah suara-suara anjing itu. Keadaan yang gelap membuat Anthoni menajamkan pengelihatan. Ia berjalan dengan hati-hati, takut jika mungkin harus bertemu dengan sekumpulan anjing liar, juga karena rasa pusing di kepalanya belum sembuh benar.

Tak jauh dari bangunan ruko tempat Anthoni beristirahat tadi, terlihat ada dua anjing galak yang tengah membully anak anjing berwarna cokelat muda yang terlihat lemah meringkuk menempel pada tembok. Anjing yang besar itu menyalak-nyalak mengerikan. Sementara anak anjing lawan mereka tampak pasrah.

Oh ... hati si marmut sedikit mesum itu sedih. Ia mencari-cari tongkat yang kiranya bisa digunakan untuk mengusir anjing-anjing galak itu. Ketika menemukannya di dekat tembok ruko, Anthoni nekad melawan dua anjing sangar itu.

"Shoo ... shoo... shoo!!" Anthoni mengarahkan ujung tongkatnya ke dua anjing monster itu. Mereka berjingkat kaget. Menatap Anthoni. Anak tuyul itu semakin nekad. Maju selangkah demi selangkah, menodongkan moncong tongkatnya ke moncong si anjing galak.

Tiba-tiba anjing yang dicolok moncongnya bersin karena colokan Anthoni bikin hidungnya geli. Kontan kedua anjing itu menggeram sadis karena diganggu tuyul. Mereka balik nakut-nakutin Anthoni. Tuh ulat bulu keder, nggak nyangka jika anjing-anjing sangar itu malah melawannya. Demi menyelamatkan anak anjing unyu berwarna cokelat itu, Anthoni kerahkan seluruh tenaga dalamnya. Bahasa ajaibnya, Bonek: bondo nekad.

Satu dari anjing itu melompat ke arah Anthoni, Anthoni yang belum melakukan persiapan, tersungkur ke paving. Kepalanya kembali berputar-putar. Lalu anjing lainnya menunjukkan taring. Membantu si kawan melakukan gempuran kepada Anthoni. Anthoni sekarat. Ketakutan. Pasrah. Ia mengangkat lengan untuk menutupi daerah bagian muka. Bersiap menghadapi cakaran bahkan gigitan dari si anjing.

Namun setelah ditunggu-tunggu, mungkin ada beberapa menit, cakaran yang Anthoni takutkan tak kunjung datang. Sebagai gantinya, sebuah pelukan hangat Anthoni terima. Membuatnya nyaman dan merasa terlindungi. Beserta aroma cokelat karamel familiar kesukannya.

"Eoh...," Anthoni bengong. Menurunkan lengan. Dan terkejut sendiri ketika melihat tubuh bongsor Theo mendekapnya melindungi. Wajahnya yang babak belur tampak menahan sakit.

"Theo...," Anthoni berbisik.

Theo memutar mata, melepas pelukannya. Menghadapi dua anjing liar. Pertarungan kembali sengit. Manusia VS binatang. Satu manusia serapuh hymen, satu segarang Giant. Dan dua anjing menakutkan buas yang memiliki naluri menghabisi mangsanya.

Anjing-anjing itu mendengking. Menyalak liar. Mereka maju selangkah demi selangkah. Penuh pertimbangan dan strategi perang melawan manusia sereting tarzan itu. Saat keduanya bersiap melompat, dan melesakkan cakarnya, Theo udah terlebih dulu memberi perlawan jurus dalam bayangan. Dia mengeluarkan suara geraman lebih menakutkan dari anjing-anjing itu, sambil mengibas-kibaskan kedua lengan serampangan.

Kedua anjing itu saling lihat-lihatan, lalu berlari ketakutan. Meninggalkan Theo yang kayak bos Doberman. Anthoni yang sadar kemenangan diperoleh pihak Theo langsung berlari-lari kecil ke arah anak anjing cokelat tadi. Menggendongnya penuh sayang sembari mengelus-elus bulunya.

"Theo makasih, ya?"

Theo berdecak. "Kapan sih lo nggak nyusahin hidup gue?" semburnya sebal, menarik tangan Anthoni dan membawanya ke tempat yang lebih terang. Mereka duduk lesehan di samping ruko apotek yang masih buka. Seraya menyandarkan punggung di rolling dor yang tertutup.

Teach Me to Love as (Gay)Where stories live. Discover now