(Namakamu) berbalik hendak pergi dari area kantin yang sepi. Kini ia melewati beberapa ruangan yang nampak hening. Ini bukan jalan menuju ruang BK atau kelasnya, ia malah menuju kearah gudang sekolah. Ya terkadang Iqbaal berada disana untuk merokok tentunya.

"Argggghhh!"

(Namakamu) tersentak kaget, meskipun samar-samar (Namakamu) mendengarnya tapi dia refleks (Namakamu) menoleh kebelakang tapi dia tidak mendapati orang selain dirinya.

"Le...pas Argggghhh!" suara itu semakin terdengar menyakitkan di telinga (Namakamu). Yang (Namakamu) tau pasti adalah suara itu suara Laki-laki.

Entah angin apa yang membuat (Namakamu) melangkah mencari darimana asal suara itu.
"Argghhh!" (Namakamu) kembali tersentak, suara itu suara ketiga kalinya. Dan kali ini terdengar semakin menyakitkan. Langkah (Namakamu) mendekat menuju belakang gudang yang sepi. Dia yakin suara itu berasal dari sana.

Mata (Namakamu) melebar sempurna ketika melihat Ipul terkapar lemah dengan beberapa luka di ujung bibirnya. Dan (Namakamu) semakin dibuat kaget ketika seseorang memukuli Ipul, dengan sekuat tenanga (Namakamu) menyumpal mulutnya dengan tangan kirinya berharap tidak berteriak untuk saat ini.

"Jangan coba-coba lo buat gue luka!" bibir (Namakamu) bergetar. Ia tahu pemilik suara itu dia adalah Iqbaal dan dua orang temannya Bastian dan Kiky. Keringat dinginpun kembali mengembun di pelipis (Namakamu).

Bughh

kali ini Bastian menendang tubuh Ipul membuat lelaki malang ini meringis. Bukan hanya Ipul, (Namakamu) pun ikut meringis. Dan jika mulutnya tidak ia bekap mungkin ia akan berteriak sekarang juga.

Ipul itu nama sebenarnya adalah Ari Irham, keren kan Tapi sejak ia dipanggil Ipul oleh Alwan maka dia terkenal dengan nama Ipul. Entah dari mana Alwan menemukan nama itu-_-

(Namakamu) benar-benar tak menyangka, begitu kejamnya Iqbaal hanya karna luka di jidatnya. Dan luka itu diperbuat oleh sepatu milik (Namakamu). Bukan kah waktu itu masalahnya sudah selesai tapi kenapa makin rumit.

Baghh

Iqbaal menendang tubuh Ipul yang sudah tak berdaya. (Namakamu) sedikit meringis dan meremas sendiri rok putih abu-abun dengan tangan kiri miliknya. merasakan kesakitan yang dialami oleh Ipul.

(Namakamu) mundur beberapa langkah kemudian berjongkok bersembunyi dibalik meja dan kursi rusak didekat gudang. Dia bersembunyi karna tadi ia melihat Iqbaal mulai melangkah pergi dari area belakang gudang.

Setelah merasa Iqbaal dan temannya benar-benar lenyap dari area gudang. Baru (Namakamu) bangkit menghampiri Ipul yang terkepas seraya memengangi luka diujung bibirnya.

"Pul lo gak papa" panik (Namakamu) tapi di alas tatapan sinis oleh Ipul.

"Pul...(Nam...)"

(Namakamu) menoleh mendapati Alwan dan Benny yang sedikit ngos-ngosan . Ruapanya mereka disini. Beruntung lah, kalau tidak, (Namakamu) akan bingung akan membawa Ipul kemana.

"Pul lo kenapa?" tanya Alwan penik menghampiri sahabatnya yang terduduk lemah.

"Iq...baal." lirih Ipul dengan terbata-bata dan disertai ringisan kesakitan. Alwan dan Benny sekarang mengerti, pelaku dari ini semua.

"Pasti gara-gara lo!" Benny bangkit dan menuding (Namakamu) dengan telunjuknya. (Namakamu) cengo tak mengerti.

"Gara-gara sepatu sialan lo. Pembawa sial!" ketus Benny membuat (Namakamu) semakin tak mengerti. (Namakamu) tak pernah merasa dirinya bersalah dalam kasus ini, ini semua sepenuhnya salah Alwan, Benny dan Ipul kan?

"Kok gue?" (Namakamu) mendelik.

"Emang ini salah lo!"

"Ngapain kalian usil. Ini tuh karma!" bela (Namakamu) nada bicaranya naik stu oktaf ia tak terima di sebut pembawa sial.

"Ngapain sepatu lo tajem, kan jadi bikin jidat dia luka," Alibi Benny tak mau kalah terlihat jelas Benny terlihat marah.

"Ngapain kalian ambil sepatu gue!" bela (Namakamu) lagi-lagi tak terima, selama ia tidak melakukan jesalahan ia tidak akan meminta maaf atas kesalahan yang tidak diperbuat olehnya.

"Alah. Inti nya lo itu pembawa sial!" ketus Benny , disertai amarah yang muncul di wajahnya.

"Biasa aja kali Ben!" (Namakamu) menatap Benny sinis, detik ini dan seterusnya (Namakamu) benar-benar tau jika Benny menyebalkan dan sifatnya itu akan menjadi double ketika dia sedang marah.

"Ap-"

"Udah Ben, sekarang bawa Ipul ke UKS!" Bentak Alwan yang berada disamping Ipul .

*********

"Din nanti kalo ada guru tanya, lo kasih surat ijin ini ya, gue mau nganter Ipul pulang dulu," Benny memberikan selembar kertas kecil kepada Udin selaku ketua kelas. Biasanya (Namakamu) selaku sekertaris kelas, tapi nampaknya Benny benar-benar tak ingin berbica sedikitpun dengan (Namakamu).

"Oke. Ipul kenapa?" Tanya Udin yang masuh duduk dibangkunya meninggalkan catatan Sejarah yang belum terselesaikan.

"Dia sakit. Gue duluan ya," Udin mengangguk melihat Benny kemudian keluar kelas dengan membawa tasnya dan tas Ipul.

"Sebenernya kenapa sih (Nam...) ?" Alwan kini berada di belakang (Namakamu).

"Tadi gue lihat Ipul digebukin sama Iqbaal dan temennya," Jelas (Namakamu) pelan-pelan.

"Terus lo diem aja? lo kenapa sih. Lo dendam sama kita sampe lo gak mau nolongin Ipul?" Nada bicara Alwan kini mulai menyindir, membuat (Namakamu) Salsha dan Steffi menatap tidak suka .

"Apaan sih santai kali Wan," Ucap Steffi disamping (Namakamu).

"Udah deh Stef Sha lo jangan deket-deket dia ntar lo sial juga." celetuk Alwan membuat (Namakamu) tersentak dan hampir saja ia memukul Alwan tapi dicegat oleh Steffi.

"Maksud lo apa hah?" (Namakamu) mendongakkan wajahnya menantang Alwan. Ia hanya tak terima jika dituding pembawa sial.

"Jaga omongan lo wan!" sinis Salsha pada Alwan yang duduk dibelang (Namakamu) sendiri. Alwan malah mengabaikan mereka dan lebih fokus pada Handphonenya.

"Kan gue bilang, jangan sampe lo berurusan sama Iqbaal," bisik Salsha pada (Namakamu).

"Sha Stef kalo gue pembawa sial gimana ?" Pertanyaan aneh itu sontak membuat Salsha kembali memutar tubuhnya menghadap Steffi dan (Namakamu).

"Jangan berpikir aneh."

__________________

A/n :

Hoho Iqbaal serem yak. :3 (Namakamu) kasihan yak :')
Enjoy... guys... maaf kalo typo.
Recomended kalian buat baca Dunia Kepenulisan, supaya kalian ngerti pentingnya vote dan comment :)
Mulmed: Visualisasi Ipul. Kenapa pakek AriIrham?, Karna saya suka dia.

Author,

(A)

Accidentحيث تعيش القصص. اكتشف الآن