11.1

9K 600 45
                                    

Aku sudah berada di taman sejak pukul 7 pagi, sementara orang yang mengajakku malah belum datang sampai sekarang.

"Mana sih," gumamku seraya melihat handphone yang menunjukkan pukul 8.15. Aku memutuskan untuk menghubungi nomor Aiden.

Kembali aku mengeluarkan hembusan nafas lelah, 4 kali aku mencoba menghubunginya namun tidak ada balasan. Angin yang sedaritadi berhembus di taman semakin kencang menerpa wajahku, berkali-kali aku mengusap lengan mencoba menghangatkan badan.

"Aiden .." kataku pelan seraya mengecek handphoneku jika ada pesan masuk darinya.

Skyler : lo dimana? gue udh di taman

Melihat belum ada balasan aku kembali menyimpan handphone.

"Eh!" tepukan di bahu membuatku terkejut sekaligus tenang akhirnya Aiden datang.

"Oi bengong aja sih, nungguin siapa?" aku mengamati wajah lelaki di hadapanku, ternyata dia Ben.

Aku menunjukkan senyum kaku padanya. "Nyari angin." jawabku.

Ia terkekeh seraya mengusap kepalaku, "lain kali kalo nyari alesan yang pinter dikit,"

"Lo gak sekolah?" tanyaku hati-hati.

Ben menggeleng, "telat, dipulangin."

Aku mengangguk lalu memutar kepalaku mencari orang yang sedaritadi kutunggu.

"Nyari Aiden?" aku melihatnya ragu lalu mengangguk perlahan.

"Tadi gue liat dia naik mobil," ia mengangkat kedua bahunya. "Tapi gak tau sama siapa?"

Naik mobil? Sama orang lain? Yang bener aja! Gue kan nunggu daritadi. Batinku berucap kesal. Rasanya ingin sekali menabok dan mencakar wajah Aiden. Dasar gak tau diri!

Moodku langsung berubah dalam sekejap setelah mendengar perkataan Ben. "Gue duluan deh ya."

"Sky!" panggilnya, aku tetap berjalan.

"Skyler!" bersamaan dengan panggilannya yang kedua, pegangan kuat di lenganku terasa.

Aku menatapnya dengan pandangan bertanya. "Temenin gue makan, laper."

"Gue traktir, gue yakin lo juga belom makan, kan?"

Aku mengangguk, "ayo."

••

"Udah dari kapan lo nunggu Aiden di taman?" tanyanya.

Aku mengangkat kedua bahu seraya memakan ayam yang tersisa segigit lagi. "Gak ngeliat jam tadi."

"Gak ngeliat jam beneran apa cuma gak mau gue tau kalo lo nunggu dari jam 6.50?" aku terhenti dengan kunyahan ayamnya.

Dengan sekali deheman dan segera mengambil minum aku melihat Ben seraya menunjukan cengiran lebarku. "Sebelumnya gue lari keliling taman, gak lama Aiden ngeline gue ngajak ketemuan di taman. Yaudah pas!"

"Gue udah bilang kan sebelumnya, kalo nyari alesan yang pinter dikit. Sejak kapan lo bela-belain lari pagi pas hari sekolah?"

Aku menginggit bibir bawahku, "gue bayar dulu. Kasian muka lo pucet gitu." setelahnya Ben berjalan menuju kasir.

Selagi menunggu dia kembali aku mengambil handphoneku yang berada di kantong celana, bersamaan dengan membuka layar handphone, aku menerima pesan masuk dari Aiden.

Aiden : sorry sky, gue lupa ngabarin kalo gue jenguk temen di rumah sakit. nanti gue ke rmh lo aja, boleh?

Aku mengetukkan ujung kuku ku pada kaca handphone, memikirkan apa yang harus aku jawab. Masalahnya aku masih kesal. Udah ngebiarin gue nunggu, terus ngirimin kabar cuma lewat hp! Gampang banget hidupnya.

The Badboy Next DoorWhere stories live. Discover now