3.0

10.1K 772 23
                                    

"Telat 10 menit, Skyler. Semoga kejadian burukmu tidak akan terulang lagi." Pak Adit mengatakannya dengan tegas.

"M--maaf, Pak." lalu aku berjalan ke tempat dudukku seraya memperhatikan raut wajah Aiden yang datar. Aku menatapnya kesal, jika bukan karena ulahnya; aku bisa datang ke kelas lebih awal, tanpa dapat cibiran dari Pak Adit.

"Kalau kalian sudah duduk di tempat kalian masing-masing, saya rasa, saya bisa memulai kelas hari ini." ucap Pak Adit.

Seluruh anak kelas terdiam, begitupun aku. Raut wajah Oacman yang pucat membuatku menahan tawa, taruhan dia belum belajar sama sekali. Lalu aku tolehkan kepalaku ke belakang untuk melihat apa yang sedang dilakukannya sekarang. Ia sedang sibuk dengan pulpennya, Aiden berusaha membengkokan pulpen miliknya. Namun wajahnya yang serius, membuatnya terlihat lucu.

"Memperhatikan sesuatu Sky?" aku terkejut setengah mati saat suara Pak Adit tiba-tiba terdengar dekat.

".. Gak Pak, gak." jawabku terbata.

Lalu ia hanya mengangguk dan memberikanku kertas yang akan diujikan hari ini. Aku melihat lalu menelitinya perlahan, gila! Susah banget.

"Mati aja gue." sumpahku setelah melihat semua soal yang terdapat di kertas ulangan. Setelah semua murid mendapatkan kertas ulangan, Pak Adit kembali duduk di depan dan mengawasi jalannya ujian.

Aku mendesah kesal melihat soalnya, stress. Saat mencoba meneliti siapa orang yang ada di depanku, aku berteriak gembira dalam hati. Karena orang di depanku ialah Neddine, cewek ter-rajin sekolah. Ia mengerjakan ulangannya dengan lancar dan terlihat tidak ada beban saat menyentuhkan ujung pulpen pada kertas ulangan.

"Neddine, psst .. ppst." bisikku seraya menyenggol bawah kursinya menggunakan kakiku.

Neddine menoleh ke arahku, "apa?" bisiknya balik.

"Liat dong." pintaku, Neddine memutar kedua bola matanya seraya memposisikan kertas ulangannya menjadi vertikal agar memudahkan aksesku untuk melihat.

Di nomor 12 aku sedikit memicingkan mata untuk melihatnya lebih jelas, namun nihil. Tulisannya yang terlalu kecil membuatku menjadi pusing membacanya. Apalagi ini ulangan sejarah yang notabenenya --jawabannya panjang. Minimal 5 paragraf.

"Deketin dikit lagi, deh." pintaku.

"Skyler!" Pak Adit membanting penghapus papan tulis ke lantai. Aku menutup mata takut. Pasti ketauan. Neddine yang tadinya terlihat sangat santai sekarang berubah menjadi tegang. Ia langsung mengumpulkan kertas ulangannya ke depan. "Duh, gue kan belom selesai." gumamku seraya mengusap wajahku berulang kali.

"Kamu nanti ikut ke ruangan saya." perintahnya, nadanya terdengar tajam namun aku hanya menganggukkan kepala. Semua pandangan murid di kelas langsung tertuju padaku, ada yang melihatku sambil tersenyum puas juga ada yang mengasihaniku lewat pandangannya.

Disaat kelas sedang sunyi --sesunyi-sunyinya kelas. Aiden memanggil Pak Adit sambil mengangkat tangannya.

"Ya, ada apa Aiden?" tanya Pak Adit.

"Tahun 1806 bapak udah lahir apa belom?" tanyanya serius.

Pak Adit menggeleng, "kenapa memangnya?"

"Nah, kalau tahun segitu aja bapak belum lahir. Apalagi saya. Kebanyakan soal-soal disini aja selalu nanyain tahun kelahiran orang, terus disuruh jelasin dimana tempat lahirnya dan pendidikan yang telah di capai apa aja. Pusing men," ucapnya enteng yang membuat seluruh kelas tertawa.

Pak Adit menatap Aiden tajam tetapi Aiden balik melihatnya seperti kejadian tadi tidak berarti apa-apa.

"Selesai ulangan, ikut saya ke ruang detensi, Aiden Blake." perkataan Pak Adit membuat seluruh anak kelas menjadi diam.

"Kalian berdua, Skyler dan Aiden. Saya tunggu selesai jam pelajaran sekolah usai." katanya memastikan, aku memutar bola mataku. Udah ke-berapa kalinya dia bilang kayak gitu.

"With my pleasure, Bapak Adit." jawab Aiden.

Aku menoleh padanya, sedangkan orang yang kupandang hanya menatapku seolah aku orang aneh. Lalu ia kembali sibuk dengan kegiatan 'membengkokan pulpennya'

Aku masih berfikir, untuk apa cowok itu melakukan hal yang bisa dikatakan bodoh. Menanyakan sesuatu seperti itu pada guru adalah hal yang tak lazim bagiku, namun tidak padanya.

Juga, aku sedang berfikir, kenapa aku harus membandingkan diriku dengannya.

============

Prevously: April 26, 2016
Now: July 7, 2016
[ an updated chapter ]

Maaf ya cuma dikit, ini cuma filler. Oiya, btw. Kalian kalau lagi baca chapter ini bakal dengerin lagu apa?
Tulis playlist lagu kalian dibawah yaa.

Guddy buddy, xx!!

The Badboy Next DoorKde žijí příběhy. Začni objevovat