4.1

10.3K 772 6
                                    

Aku memutuskan untuk membuat roti bakar dan dua gelas susu --untuknya dan tentu saja untukku. Melangkahkan kakiku menuju ruang keluarga, tempat dimana Aiden tertidur. Aku tersenyum kecil melihat posisinya yang bisa dibilang urakan.

"Aiden," panggilku berusaha membangunkannya.

"Aiden masih mau tidur, Pah." jawabnya seraya membalikan badan sehingga posisi tidurnya menjadi tengkurap.

"What .." aku mengambil nafas dalam berusaha sebaik mungkin membangunkannya.

"Eh, bangun kek." aku mengguncang tubuhnya berulang kali.

"Wess," ia langsung duduk dari posisi sebelumnya. "Santai-santai," katanya pelan seraya mengusap matanya.

"Ah elah elo." ia berdecak kesal setelah melihat wajahku. "Ada apa sih?" tanyanya.

"Makan dulu, gue laper." ajakku.

Ia menguap, "maksudnya bangunin gue apa?" pandangan matanya menatapku seolah-olah ia terganggu. "Mau gue temenin?"

Aku menaikkan sebelah alisku, "nyesel gue bangunin lo." ia terkekeh pelan mendengar perkataanku.

"Yaudah ayok." lalu ia berdiri dan pergi menuju ruang makan.

"Makan roti?" tanyanya saat melihat roti bakar tersedia di atas meja.

"Lo gak suka roti?" aku duduk dan mulai memakan hidangan buatanku.

"Suka lah," lalu ia mengikutiku untuk memakan roti.

"Tadi bokap lo dateng," terangku.

Ia mengangguk santai. "Gue ngucapin terimakasih juga buat pemberian roti sama susunya." aku ingin melihat apa reaksinya jika aku mengatakan hal tersebut.

Aiden membulatkan matanya lalu bergegas mengambil segela susu yang ada di sampingnya. Dia berdeham agar terlihat tenang, "bagus deh."

"Eh, nanti ke taman ya." ajaknya.

"Ngapain?"

"Semacam refreshing gitu?" nadanya malah terdengar seperti ia bertanya pada dirinya sendiri, ia gugup.

"Yaudah kalo gitu, okey?" stupid me, harusnya jangan buat pertanyaan ke diri lo juga dong! Bodoh! Jadinya kan lo keliatan gak punya pendirian.

"Ketemu disana, jangan telat." perintahnya seperti biasa, aku yang mendengar hanya memutar mata.

>><<

Selesai mandi dan berganti pakaian, aku kembali bercermin dan menaikkan sebelah alisku yang kesekian kalinya --karena ini adalah hal baru bagiku untuk bercermin sesering ini.

"Tenang Sky, dia cuma Aiden. Sumpah dia cuma Aiden .. " kataku pelan seraya menatap diriku di cermin.

Dan omong-omong soal Aiden, dia adalah sosok cowok yang pantas dikategorikan sebagai cowok yang suka bikin kesel perempuan, juga sifatnya yang terlihat seperti bipolar. Aneh banget. Tapi emang tampangnya yang lumayan bisa ngebuat semua cewek ngelupain sifatnya dia. Apalagi Emma.

Setelah mengambil uang di dompet, aku berjalan menuju taman. Tak lupa dengan mengunci pintu rumah. Ya, dia cuma Aiden. Gak perlu terlalu serius. Santai dan rilex. Hanya beberapa blok lagi aku sampai di taman komplek.

Melihat ada kerumunan di sekitar taman, aku mempercepat langkah kakiku. "Ayo beli, murah murah. Lagi diskon!" teriak suara tersebut.

The Badboy Next DoorWhere stories live. Discover now