6.1

9.1K 687 19
                                    

"Strange, here I was having lunch with the hottest girl in school, but I was miserable. Because less than twenty feet away from me was Juli, my Juli, with Eddie Trulock. She's laughing; what was she laughing about? How could she sit there and laugh, and look so beautiful?" Bryce Loski from the movie FLIPPED [2010]

-------------------------

Seperti pagi biasanya, aku dibangunkan oleh jam weker yang berdering. Setelahnya, aku menuju toilet untuk menjalani rutinitas rutinku dan bersiap untuk pergi ke sekolah.

Sehabis aku menyisir rambutku dan menjadikannya pony tail, aku mengambil tas yang tergantung disamping pintu. Aku turun kebawah seraya meneliti setiap bagian dari rumahku; dari ruang tamu sampai dapur. Dan menyadari kalau Mamah belum juga pulang, tak tau kenapa aku menjadi lebih mendramatisir keadaan seperti saat ini.

Aku tersenyum sedih. Semuanya beda setelah lo pergi, Zach.

Zachary Anderson, cowok pertama yang ngenalin aku apa rasanya disayangi dan menyayangi. Cowok yang benar-benar mengenalku sejak aku berada di panti asuhan sampai aku diangkat menjadi anak oleh keluarga Collins. Zach adalah cowok yang sopan, baik --sangat baik, dan ia tampan. Dia lebih tua dariku empat tahun, dan perbedaan umur itulah yang membuatku merasa nyaman dengannya. Dia mempunyai kepribadian dewasa dan sifat seperti anak-anak. Dan dua hal itu adalah hal yang jarang aku temukan di diri lelaki pada seusianya.

Dan dari saat itu aku menganggap Zach adalah pacarku. Konyol memang; mulai dari tidak memperkenankan dia dekat dengan perempuan sebayanya sampai tidak memperbolehinya untuk menyimpan nomor telfon perempuan, selain aku. Dan hal itu yang membuat Zach sangat marah padaku.

Jauhin gue, jangan pernah anggap gue itu pangeran lo, Skylin. Karena gue bukan apa-apa di hidup lo. Berhenti ngayal gue itu pacar lo. Gue nyesel deketin lo waktu Ibu Panti ngenalin lo. Gue bener-bener nyesel, Sky.

Kata-kata itu adalah omelan pertamanya padaku, dan omelan itulah yang ngebuat aku nangis semalaman. Malu-maluin --sampai-sampai Ibu Panti menenangkanku dan menginap di tempat tidurku semalaman, hanya memastikan kalau aku sudah lebih baik.

"Skyler!!" panggilan dari luar seperti tamparan yang membuatku tersadar kembali.

"Yaaa?" teriakku seraya berjalan ke arah pintu.

Aiden Blake, sedang berdiri di depan rumahku seraya mengacak rambutnya dan berusaha membersihkan sesuatu yang berada di seragamnya.

"Ihh, lo pake parfum satu botol, ya?" tanyaku seraya menutup hidungku karena bau tajam yang keluar dari tubuhnya.

Aiden mencium ketiak dan seragamnya, "enggak satu botol, sih. Tapi gue emang pake."

"Ini salah satu cara lo ngebunuh gue, hah?" perkataanku membuat dahinya berkerut.

"Ya enggalah. Gila aja gue bunuh pacar gue sendiri." ucapnya enteng.

Aku membesarkan mataku seraya menjambak rambutnya, "jangan ngaku-ngaku gue itu pacar lo ya!" setelahnya aku mengunci pintu dan meninggalkan Aiden.

Beberapa langkah menuju garasi, tangannya mencekalku. Aku melihat Aiden aneh, "mau ngapain sih lo?"

"Ke sekolah bareng gue, yuk." ajaknya.

"Dan dijadiin cewek one night stand lo lagi?" tanyaku sarkastik. "Gak lagi-lagi deh. Misih ya." aku memberikan penekanan pada setiap kata. Lalu bergegas meninggalkannya.

Ia berdecak, lalu memegang lenganku. "Sekali ini aja, Sky. Kasih gue.." dia memberi jeda.

"--kesempatan?" tanya Aiden, menyelesaikan perkataannya.

The Badboy Next DoorWhere stories live. Discover now