8.0

8.6K 673 32
                                    

Panas matahari yang sedaritadi bersinar tidak membuat Pak Toddy merasa iba pada anak kelas 11 IPS 2, keluhan murid malah menjadi hiburan tersendiri baginya. Katanya lucu melihat anak muridnya sedang mengeluh seperti ini.

Hari ini, kelasku melakukan push up, sit up, dan back up untuk pemanasan. Setelahnya kami meneruskan permainan basket.

"Pak, buset! Saya udah gak bisa ngerasain punggung saya lagi,"

"Ya Allah! Sumpah, badan gua mati rasa semua."

"I can't feel my legs when I'm with you, oouu, Pak Toddy,"

"Mati nih gua ... mati."

Sahutan pertama dari Aiden membuat murid lainnya mengeluh lebih parah.

"Kalian ini ngeluh mulu. Gimana bisa mau dapetin badan berotot kayak Chris John!" katanya.

"Bukan Chris John pak, tapi Agung Hercules." semprot Ivan yang membuat anak-anak lain tertawa.

"Kalo bapak nggak ngasih pemanasan kayak gini juga kita gak bakal ngeluh, Pak!" teriak Aiden, membuat murid lain menyetujui perkataannya.

Pak Toddy melotot lalu mendesah kesal. "Murid baru kok udah jadi provokator!"

"Dia cuma ngebenerin mana yang bener dan mana yang salah, Pak." belaku.

"Dengerin apa yang di bilang cewek itu, Pak!" teriak Aiden yang membuat murid lainnya tertawa.

Pak Toddy menatapku akibat semprotan Aiden tadi, "siapa memangnya cewek ini buat kamu, heh?" tanyanya menjatuhkan pandangan pada Aiden.

Orang yang di tanya malah menggaruk tengkuknya lalu menatapku seakan-akan aku aneh. "Pacarnya kali, Pak!" sahut yang lain, kemudian dalam hitungan detik anak-anak lainnya menyuraki, "cie .. cie!"

"Woi berhenti dong semuanya!" teriak Emma seraya berdiri. "Kampungan tau gak!"

Aku menatapnya seraya mengangkat alisku lalu ia menatapku sengit.

Tak lama Pak Toddy meniupkan peluitnya yang menandakan kita harus bersiap. "Yang main perempuan terlebih dahulu," katanya tegas.

"Yah Pak, kenapa gak yang laki-laki dulu?" tanya Emma.

Tiupan peluitnya membuat Emma dan sekumpulannya berteriak lalu turun ke lapangan dengan pasrah.

"Kelompok pertama terdiri dari tim yang beranggotakan Renata, Tasya, Anna, Diana dan Skyler melawan tim Emma, Jenni, Amira, Yasmine dan Intan."

"Kelompok kedua terdiri dari ... "

Aku tidak memperhatikan lagi apa yang diucapkan Pak Toddy karena terlalu muak bahwa lawan mainku adalah Emma.

Pak Toddy meniupkan peluitnya yang kali ini menandakan permainan dimulai.

Aku ditunjuk menjadi ketua tim dan lawan main yang menjadi ketua bukan lain ialah Emma. Saat Pak Toddy melambungkan bola, dengan segera aku memukul bola dan mengambilnya. Selagi aku mendribble bola ke arah anggota lain, Emma menjenggut rambutku.

"Pak! Pak! Curang tuh!" teriak Oacman dari pinggir lapangan.

"Gak sengaja, Pak." aku menaikkan sebelah alisku saat mendengar alasannya.

"Alesan lo jelek banget ya." sindirku.

Peluit Pak Toddy berbunyi lagi yang menandakan kita masih harus melanjutkan permainan.

The Badboy Next DoorWhere stories live. Discover now