Beautiful Lie 14

Mulai dari awal
                                    

"Aw-ya!"

Sungyeol menahan tawanya yang hampir pecah saat ia berhasi lke luar dari kungkungan tubuh Myungsoo.

"Hei kenapa kau mencubitku."protes Myungsoo, ia mengusap tangannya kesakitan.

Sungyeol melipat tangannya, "Kenapa kau meniup telinga ku, itu tidak lucu!" balas Sungyeol kesal, ia lalu mengosok-gosok telinganya, badannya terasa merinding membayangkan itu.

Myungsoo menatap Sungyeol agak kesal, "Aku sedang bersikap romatis, kau tahu..." Myungsoo sudah membangun suasana yang seperti ini, dan seketika Sungyeol merusaknya.

"Aku-tidak." Lidah Sungyeol kelu, ia tidak tahu kalau Myungsoo sedang bersikap romantis, tapi sikap Myungsoo yang seperti ini membuatnya agak canggung.

"Aku rasa aku harus pergi." Kata Sungyeol cepat, ia melesat bagai kereta api ke ruang tamu dan mengambil tasnya lalu ke luar melewati pintu.

Myungsoo belum sama sekali berkedip, dia kehilangan Sungyeol begitu saja, kemudian kesadarannya datang, sial, Sungyeol kenapa pergi di saat seperti ini.

"Hei jangan melarikan diri, Lee Sungyeol!" teriak Myungsoo kesal, ia berlari hingga langkahnya tersandung-sandung. Myungsoo melihat Sungyeol menutup pintu apartemennya dia gelagapan membuka apron yang ada di pinggangnya, setelah lilittan tali itu terlepas, Myungsoo langsung melemparkannya kesembarang arah. Ia membuka pintu apartemennya dan melihat Sungyeol yang sudah berdiri di dalam lift yang pintunya belum sepenuhnya tertutup.

"Sorry Myungsoo!" seru Sungyeol dari jauh sambil melambaikan tangannya dia tertawa yang menatap wajah kesal Myungsoo.

Myungsoo hanya tertawa bodoh, "Oke, see you later baby.." Balas Myungsoo dengan senyuman terbaiknya.

.
.
.
.

Sungyeol selesai mengirimkan pesan dan kemudian dia memasukkan ponselnya ke saku jaketnya, Sungyeol berjalan di area apartemen Myungsoo yang baru, tidak jauh dari situ ia melihat Woohyun berdiri di sebrang jalan.

"Baru lima menit aku mengiriminya pesan, dia cepat sekali."Gumam Sungyeol, Sungyeol berjalan agak cepat dan kini menyebrang lalu berdiri di hadapan Woohyun.

Woohyun membuka kaca mata hitamnya dan menatap Sungyeol,"Aku baru saja bertemu Hoya."

"Aku tahu, kau juga berhasil menodongkan pistolmu kan?" balas Sungyeol, Woohyun terkikik kecil.

"Sungyeol ini sangat menyenangkan, sudah lama sekali rasanya, aku tak merasa sebahagia ini." Kata Woohyun, ia tampak menyeramkan dengan seringaiannya. Tapi Sungyeol tetap pada posisi awal, dia tetap menatap datar ke arah Woohyun.

"Kau seperti anak kecil saja." Sungyeol membuka pintu mobil Woohyun, dan Woohyun mengikuti membuka pintu di sebrang sana. Mereka berdua terduduk di dalam mobil.

"Oke, oke. Tadi aku bertemu Sunggyu juga, sepertinya dia mantan pelangganmu kan?"

Sungyeol menghela nafasnya, dia tidak menyangka bahwa semua orang ini akan merumitkan hidupnya, "Itu dulu, sekarang aku tidak melakukan itu lagi."

"Baguslah... " ucap Woohyun, "Apa kau sudah mengurus Myungsoo?"

Sungyeol terdiam matanya memandang kosong jalan raya, "Hal itu, sudah.."
Woohyun mengusap kepala Sungyeol, dia menatap penuh kebahagian ke arah Sungyeol, "Setelah ini, kita akan hidup bahagia, bersama-sama."

Perkataan Woohyun bak asap rokok yang melambung tinggi di kepalanya, kata bahagia itu terlalu tinggi, apa yang Woohyun tahu tentang hidup bahagia, Woohyun tidak tahu apapun.

Sungyeol tersenyum kecil, kini yang ia pikirkan hanya Daeyeol seorang, perduli setan dengan mereka semua, ia hanya ingin melihat Daeyeol untuk selamanya.
Woohyun menjalankan mobilnya dan menuju ke kediaman mereka.

Beautiful Lie MYUNGYEOL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang