Beautiful Lie 6

740 62 11
                                    


Bruuuk

Myungsoo jatuh terduduk lemas di lobby rumah sakit.

"Myungsoo-ssi, bangunlah!"

Seseorang menepuk-nepuk pipi Myungsoo pelan, Myungsoo membuka matanya sedikit, ia melihat wajah seseorang, penglihatanya terasa sangat buram. Jadi sosok itu tidak terlalu jelas itu siapa.

"Siapapun, tolong aku!" Pekik sosok itu, dan itu kalimat terakhir yang bisa Myungsoo dengar sebelum ia tidak sadarkan diri... suara yang tidak asing sepertinya...

.
.
.

"Ehmmm," lenguh Myungsoo, ia membuka matanya perlahan, ia melihat sosok lain yang sedang berbincang dengan dokter.

"Ya, saya mengerti Dok, terima kasih." Suara yang lembut itu terdengar di telinga Myungsoo, sosok itu menghampiri Myungsoo.

"Kau sudah sadar?" sapa Sungyeol ia tersenyum menatap Myungsoo. Myungsoo berusaha bangun dari tidurnya untuk duduk, lalu Sungyeol membantu myungsoo.

"Sungyeol-ah?" ucap Myungsoo.

"Ya, ini aku, tidak disangka kita bertemu di sini yah?" Sungyeol merapikan selimut Myungsoo yang sedikit berantakan.

"Kau yang menolongku?" tanya Myungsoo.

"Aku? Aniya, Dokter yang menolongmu... aku hanya membantu memanggil bantuan medis hehehe," tawa renyah Sungyeol.

"Tapi tetap saja kau telah menolong ku, terimakasi Sungyeol ah," tutur Myungsoo.

Sungyeol tersenyum kembali. "Iya sama-sama Myungsoo ah."

Sekarang mereka terdiam, cukup lama dan suasana ini terlihat amat canggung, entah sebelumnya mereka bahkan bisa begitu dekat... apa karena malam itu.

"Sungyeol...," panggil Myungsoo tiba-tiba, Sungyeol menoleh menatap Myungsoo.

"Maaf, malam kemarin aku berpura-pura tak mengenalimu." Myungsoo mengalihkan wajahnya ke jendela.

"Aku mengerti itu Myungsoo."

Myungsoo menatap Sungyeol dalam, "Kau tidak marah... padahal sebelumnya kita pernah." Myungsoo menghentikan kalimatnya.

"Itu adalah pekerjaanku Myungsoo." Sungyeol kembali menjawab dengan tenang.

Myungsoo meremas seprai itu pelan, ia merasa aneh kenapa ia merasa hatinya sedikit panas saat Sungyeol tidak memiliki sedikit perasaan kepadanya, dan menganggap semuanya biasa, sangat biasa. "Apa besok kau ada waktu?" tanya Myungsoo.

Sungyeol mengangguk.

"Datanglah ke apartemenku pukul tujuh malam, dan jangan telat," ucap Myungsoo datar.

"Baiklah." Sungyeol menjawab sedikit ragu.

Myungsoo mengambil dompetnya, ia mengeluarkan beberapa lembar uang 100 ribu won. "Ini bayaranmu, tapi ini hanya uang muka saja, sisanya dapat kau ambil setelah kau melayaniku."

Myungsoo meletakan uang itu di atas meja dengan tatapan dingin. Sungyeol membulatkan matanya. Ia tidak percaya ini, Myungsoo melakukan ini padanya, Sungyeol menatap uang itu, jumlahnya cukup banyak.. tapi kenapa ia merasa sangat dilecehkan dengan ini, hey Sungyeol bukankah pekerjaanmu memang seperti ini, berhentilah kau jual mahal.

"Aku akan datang." Sungyeol bangkit dan mengambil uang itu. "-dan, ini." Sungyeol menaruh uang itu di atas paha Myungsoo.

"Aku tidak menerima uang sebelum aku bekerja." bisik Sungyeol dengan nada suara sedingin mungkin,
Sungyeol lalu pergi meninggalkan kamar myungsoo.

Beautiful Lie MYUNGYEOL (END)Where stories live. Discover now