Beautiful Lie 14

755 57 21
                                    


Myungsoo membawa Sungyeol ke sebuah ciuman singkat, dia membuat sebuah janji yang tak terucap dari bibirnya ke bibir Sungyeol.

"Aku tidak akan memaksa, tapi kau bisa memulai nya dengan perlahan..."

"Aku akan berusaha..."

"Aku mencintaimu Sungyeol..."

'Aku memang menyedihkan... Myungsoo maafkan aku...'

Sungyeol tak membalas ucapan Myungsoo, tapi ia kembali mencium Myungsoo bahkan penuh dengan emosi yang berapi-api.

Aku memang jalang, bahkan aku tak peduli kalau aku harus berbohong sampai mati.

.
.

Sungyeol melepas ciumannya dan bersandar di dada Myungsoo.

"Myungsoo aku lapar...."

"Huh?"

.
.

Myungsoo menaruh dua potong roti isi yang baru saja ia buat, Sungyeol masih duduk dengan manis di depan counter dapur, menatap Myungsoo memasak makanan kecil untuknya, dia begitu menikmati setiap gerakan tubuh Myungsoo, mulai saat Myungsoo menaruhkan mentega ke atas wajan untuk menggoreng telur, atau dengan kemahirannya dia membalik telur itu dengan gerakkkan seperti seorang chef hebat.

"Aku merasa sudah sangat kenyang melihat mu memasak." Kata Sungyeol, ia tersenyum kecil melihat Myungsoo berhenti dan menatapnya dengan pandangan heran.

Myungsoo mengelapkan kedua tangannya di apron yang dia pakai, warnanya hitam dengan renda biru. "Kenapa? Bahkan kau belum memakannya."

Sungyeol tertawa lalu menatap Myungsoo, "Kau terlihat sangat tampan saat memasak." Entahlah tapi kata-kata itu sangat ingin Sungyeol katakan untuk Myungsoo. Myungsoo melihat Sungyeol lagi, dia tersenyum simpul, dan kini Myungsoo berdiri di sebrang Sungyeol, jarak mereka hanya terpaut empat puluh senti lebih, Myungsoo menaruh tangannya di atas meja dan menopang dagunya.

"Apa saat kita bercinta aku tak terlihat tampan?"

Kini giliran Sungyeol yang terdiam, dia menunduk dan menyembunyikan wajahnya, lalu Sungyeol memutar tubuhnya dan memunggungi Myungsoo.

"Apa kau tidak mau merubahdekorasi dapur ini, kurasa kau membutuhkan warna lain selain hitam."

Myungsoo terkikik kecil saat , mengetahui gelagat malu Sungyeol, dia memanjangkan tangannya dan menyentuh rambut belakang Sungyeol,
"Hey kenapa mengalihkan pembicaraan, jawab aku Sungyeol." goda Myungsoo lagi.

Sungyeol berdiri dan menjauh, dia tertawa-tawa kikuk dan wajahnya memerah, entah kenapa ia menjadi agak sangat gugup, padahal ia lumayan sering melakukan hal-hal itu bersama Myungsoo, "Aku tidak-oh ya- " Sungyeol berjalan mengelilingi area dapur, "Sepertinya kita harus belanja beberapa alat dapur, ku rasa."

Myungsoo menatap cukup serius dan mengikuti Sungyeol dari belakang, saat Sungyeol berdiri di depan meja makannya Myungsoo berhenti juga berdiri di belakang Sungyeol lalu mengambil Sungyeol dan memeluknya dari belakang, "Apa kau ingin mengubah semua interiornya?" bisik Myungsoo di telinga Sungyeol, Sungyeol merinding saat bibir Myungsoo hampir menyentuh telinganya, ia memejamkan matanya erat-erat.

"Hey baby... kenapa kau sangat gugup huh?" entahlah, tapi Myungsoo merasa sangat bahagia kali ini, walaupun ia telah mengetahui apa yang Sungyeol tadi ceritakan, bahwa kakaknya telah merusak hidup Sungyeol, dan Myungsoo sekarang merasa ia harus bertanggung jawab atas segalanya, atas rasa sakit Sungyeol juga kebahagian Sungyeol yang harus ia ciptakan. Hanya untuk Sungyeol. ia tidak peduli apapun, kecuali Sungyeol.

"Aku tidak-apanya yang gugup-"

"Aku bisa melihat telingamu dari sini dengan jelas, juga suaramu kenapa jadi segugup itu heum?" kata Myungsoo lagi, Myungsoo tertawa kecil.

Beautiful Lie MYUNGYEOL (END)Where stories live. Discover now