Ava Skyllne Frangkeston,gadis cantik berambut blonde selalu dikepang dan mempunyai lesung pipi,mempunyai kelemahan dibidang menari tentunya.Gadis ini asal dari luar negeri tapi bisnis membuatnya selalu berpindah-pindah.
Dia menjadi korban permainan...
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Jacob menepuk bahu Ava, ava terkesiap dan membalikkan badannya.
"Tiket untukmu." Katanya sembari mengasihkan sehelai kertas yang bertulisan 'Rollercoaster'.
Dahi Ava berkerut. "Wait, what?" Kejutnya.
Jacob tersenyum tanpa dosa. "Kau takut."
"Tentu saja tidak. Aku kaget mengapa kau bisa tau jika aku sangat menyukai wahana ini?" Senyum Jacob memudar. Ia mengira bahwa gadis di sampingnya ini tidak akan menyukai wahana ini. Jacob jadi teringat oleh Reva jika ia ajak ke sini ia akan memilih wahana biang Lala dari pada Rollercoaster dan itu membuat Jacob bosan setengah mati menikmati bianglala dan mendengar ocehan Reva.
"Hey kau takut ya?" Sahut Ava memecahkan lamunan Jacob. Jacob mengerjapkan matanya sejenak. Di cernanya kalimat itu sampai ia mengernyitkan dahi.
"Aku yang mengajakmu mana mungkin takut." Balasnya.
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Ava terkekeh. Kemudian mereka menuju wahana Rollercoaster.
Jacob menggerang kesal. Ava menoleh melihat tingkah lakunya. "Ramai sekali." Ujar Jacob dan di balas anggukan cepat oleh Ava.
Ava sungguh terpukau oleh wahana yang berada di hadapannya ini. Ia sangat-sangat senang. Sungguh Rollercoaster ini sangat bagus dan ohh.. Gadis itu tidak bisa lagi mendekripsi bagaimana lagi wahana itu di bentuk. Sungguh menakjubkan.
Jacob yang melihat reaksi wajahnya pun ikut tersenyum. Entah, mengapa ia tersenyum seolah-olah ia telah di kirim untuk tersenyum di bawah alam sadar.
Setelah sepuluh menit mereka menunggu untuk menaiki wahana tersebut yang setengahnya adalah rata-rata di naiki oleh sepasang kekasih.
"Finally." Seru gadis itu sambil menyengir lebar menunjukan lesung pipinya yang sangat terlihat jelas. Dia memang mempunyai satu lesung pipi yang terus ia sembunyikan membuat Jacob yang melihatnya pun terkejut bukan main.
Dia manis sekali. Batin Jacob.
Ava menoleh sekilas lalu ia terkesiap kaget melihat Jacob yang terus memandanginya seperti ahh entahlah sangat aneh. Kekurangan makan? Atau terpesona? Atau tidak mempunyai uang lagi? Atau menginginkan starbucks.
"Ada apa denganmu?" Ujar gadis itu. Lagi-lagi Jacob mengerjapkan matanya sejenak menyadari akan tingkah lakunya. Ia kembali membeku di tempat sambil memaki dirinya karena ketahuan memperhatikan gadis itu.
"Just..." Jacob menoleh ke Rollercoaster. "C'mon." Ajaknya sambil menarik lengan Ava untuk menaiki tangga dan menduduki Rollercoaster.
Ava menhembuskan nafas sejenak. Dulu ayahnya sering bilang jika ingin melakukan sesuatu yang sangat kamu inginkan sebelumnya harus menarik nafas dan mencoba memikirkan hal positif. Ava melakukan itu. Ia juga menyuruh Jacob melakukannya. Tapi Jacob terlalu meremehkan omongan gadis itu. Jadi lelaki itu tidak melaksanakannya.
Setelah memakai sabuk pengaman. Suara wanita separuh baya pun menggema membuat kami yang menaikinya pun mendengar. Kami duduk di nomor dua paling depan Rollercoaster.
Hitung mundur pun di ucapkan oleh wanita separuh baya. Kemudian Setelah hitung mundur itu usai. Benda yang mereka duduki pun berjalan dengan lambat beriringnya waktu membuat benda itu bergerak dengan sangat cepat. Membuat beberapa remaja perempuan berteriak sedangkan Ava hanya menunjukan deretan giginya yang putih. Karena baginya ini sangat menyenangkan. Dari dulu ia memang sangat terobsesi akan wahana yang satu ini. Di takuti oleh banyak orang membuatnya makin penasaran. Setelah di coba ia sangat ketagihan.
Benda itu bergerak dengan sangat cerdik. seperti, jika benda itu bergerak naik akan sangat lambat membuat mereka merinding akan pemandangan di bawahnya, jika benda itu bergerak turun itu akan sangat cepat, lalu benda itu memutari lingkaran membuat kami pusing sejenak.
Ava berteriak saat benda itu bergerak turun, bukan berteriak ketakutan malah sebaliknya. Sedangkan Jacob terus menutup matanya dan perlahan tangannya bergerak menggandeng tangan Ava. Membuat Ava terkesiap ia tidak fokus lagi pada benda yang bergerak malah ia terkejut akan ekspresi Jacob sekarang. Ava tertawa disela sela teriakan orang-orang ia bergumam 'kau-sangat-penakut' lalu tertawa kencang.
Jacob yang mendengarnya pun tak peduli karena ia benar-benar takut. Ia baru ingat bawah seumur hidupnya ia tidak pernah menaiki Rollercoaster dia hanya melihatnya di film-film.
Setelah kurang lebih 15 menit benda itu membuat mereka berteriak akhirnya pun berubah menjadi bergemetaran. Tubuh Ava tidak bergetar sama sekali melainkan jantungnya berdetak dua kali lebih cepat pipinya memerah ia tidak tau perasaan apa yang di alaminya sekarang. Lihat saja Jacob masih menggenggam tangan Ava.
Ava tidak tega untuk menyuruhnya melepaskan karena ia sangat terlihat takut seperti anak berumur 7 tahun takut kehilangan ibunya.