"Kok bengong sih lo." ia mencubit pipiku.

Aku menabok lengan Zach, "aduh sakit, lepas lepas!"

Berderingnya handphoneku yang menandakan pesan masuk membuatku mendorong Zach dan segera mengambil handphone.

Aiden : lo gapapa?

Skyler : gapapa apa?

Aiden : keliatan dari sini lo kenapa tadi, perlu gue jabarin?

Skyler : ohh ..

Aiden : tadinya gue pengen nyamper, tp cowok sebelah lo udh meluk duluan.

Aku tersenyum tipis melihat pesannya, lalu melihat kamar Aiden yang ternyata pintu balkonnya sudah terbuka.

Skyler : dia temen gue.

Aiden : iya?

"Sky, gue kebawah dulu ya. Temen gue nelfon." pamit Zach, aku mengangguk.

Aiden : balkon?

Aku tersenyum tipis lalu berjalan perlahan ke arah balkon. "Gimana tangannya?" adalah sapaan pertama darinya.

Ia meneliti perban yang masih melilit di lenganku. "Masih sakit sih, tapi untuk aktivitas kecil-kecilan bisa lah."

Gantian, sekarang giliran aku yang meneliti bagian lengannya. Luka panjang di lengannya membuatku memicingkan mata, "itu lo--"

Ia langsung menyembunyikan lengan kanannya. "Kenapa?"

"Gak usah di sembunyiin, gue udah tau. Bandel sih lo."

Aiden menaikkan sebelah alisnya, "untungnya gue gak sebandel lo yang pake segala di perban." aku tertawa.

"Lucu ya lo kalo ketawa." ia terkekeh. "Ketawa terus aja."

Aku menaikkan alisku. Saat menyadari raut wajahku berubah menjadi serius, ia memutuskan tatapannya dariku. "Mau ikut liat pameran gak?"

"Pameran dimana?"

"Sebenernya pameran tapi sekedar untuk have fun aja. Ada permainannya segala, di adain cuma setahun dua kali disini." jelasnya.

"Oh iya? Boleh boleh." jawabku.

Ia mengangguk, "ini bukan semacam ngedate atau apa kek yang ada di fikiran lo sekarang, gue cuma--"

"Iya tau kook." tuturku langsung.

Walaupun bukan artian date, pergi berdua sama Aiden membuat sebagian diriku bahagia. Entah alasan senangku karena pergi ke tempat tersebut atau senang karena pergi dengannya?

"Oke, see you then."  aku mengangguk lalu menutup jendela kamarku.

"Ehh, Sky." panggilnya. "Gue jemput jam setengah 7 ya."

Aku terkekeh. "Kayak dari mau kemana aja pake jemput segala."

Ia tersenyum tipis seraya menggaruk lengannya, "eh jangan di garuk!" teriakku.

"Luka lo belom kering, bisa infeksi." nasihatku.

Aiden menatapku lalu mengangguk, "siap suster!" Aku kembali menatapnya serius. "Aiden, serius."

"Iya Skyler, perhatian banget sih." aku yang mendengarnya langsung merasakan hawa panas di seluruh wajahku.

"Siap-siap sana, dandannya jangan kecantikan. Kita mau ke pameran bukan ke birthday party orang." aku menatapnya seolah-olah ia orang bodoh.

"Gue bukan anak tk yang masih di dikte, Aiden!" ia tertawa mendengar jawabanku.

========

seriously, 10k? whoa!! terimakasi banyak untuk kalian yg mau nunggu ceritaku, ngevote, sampai ngecomment. aku berterimakasi bgt sama kalian!💖💖 

btw, ini gak gantung kan?

dan sekali lagi! t e r i m a k a s i  banyak yaa!

The Badboy Next DoorWhere stories live. Discover now