Jungkook berdiri terus naro kedua tangannya di pinggang, keliatan banget dia capek kayaknya. Gunting rumputnya di biarin aja di atas rumput. Keisya nyamperin Jungkook, berdiri di belakangnya. Tapi Jungkook masih nggak sadar sampe akhirnya Keisya manggil.

"Jeon.."

Jungkook yang tadinya lagi ngusap keringetnya di jidat langsung diem. Ada suara yang manggil namanya. Masalahnya bukan siapa yang manggil, tapi justru karena Jungkook tau suara siapa yang manggil dia dan itu yang bikin Jungkook diem.

Dia?

"Jungkook.."

Jungkook balikin badannya.

Bener-bener dia ternyata.

Jungkook diem. Diem karena nggak tau harus gimana. Ini mimpi apa bukan? Keisya ada di hadapanya sekarang itu mimpi? Keisya berdiri di depan Jungkook itu mimpi? Keisya ada di rumah oma nya itu mimpi? Kalau iya mimpi, siapapun jangan bangunin Jungkook. Karena ini terlalu berarti kalau buat sekedar mimpi.

Keisya nggak ngomong apa-apa, dia langsung meluk Jungkook yang lagi pake kaos oblong sama celana pendek. Rambutnya basah karena keringetan, muka sama lengannya penuh sama keringet. Tapi Keisya nggak peduli. Mau keringetan, mau kotor, Keisya tetep mau peluk Jungkook, dari dulu juga gitu.

"Aku kangen sama kamu. Kenapa kamu tega pergi ninggalin aku gitu aja nggak pamit dulu?" Keisya mukul dadanya Jungkook. "Aku kangen banget sama kamu tau nggak sih!"

Rasanya kayak ada ribuan kupu-kupu di hatinya Jungkook. Ini bukan mimpi. Keisya ada di depannya dan meluk Jungkook, ini bukan mimpi. Dan lagi, Keisya bilang kangen sama Jungkook. Rasanya bahagia banget. Padahal ya Jungkook juga sadar pasti Keisya kangen karena dia kehilangan sahabatnya. Iya, sahabat. Seenggaknya itu yang Jungkook tau saat ini.

"Maaf ya, Sya." Jungkook meluk Keisya erat banget. Jungkook juga kangen sama Keisya. Kangen sama pelukannya kayak gini.

"Kamu jangan pergi lagi, please. Aku nggak mau kamu ninggalin aku. Aku nggak mau kamu jauh dari aku. Aku mau sama kamu terus. Kamu nggak boleh ke mana-mana lagi." Keisya lepas pelukannya sama Jungkook. Air mata Keisya udah netes dari tadi, dari pas Keisya bisa lagi ngerasain rasanya meluk Jungkook.

"Ih, kan malah nangis." Jungkook hapus air mata Keisya. "Kalo kangen sama aku nggak boleh nangis."

"Aku mau kamu ada di samping aku terus karena.." Keisya megang pipi Jungkook pake kedua tangannya terus narik muka Jungkook biar lebih deket lagi sama mukanya.

"Karena aku cinta sama kamu."

Keisya nyium bibirnya Jungkook..

Untuk pertama kalinya.. This is their first kiss. Ciuman pertama Keisya buat Jungkook dan gitu juga sebaliknya, ciuman pertama Jungkook buat Keisya. Bahkan dulu waktu sama Changkyun, Keisya nggak pernah ngelakuin ini.

Keisya cuma mau Jungkook tau kalau dia bener-bener cinta sama Jungkook. Keisya mau Jungkook tau kalau dia nggak salah punya perasaan yang lebih buat Keisya, toh Keisya juga punya perasaan yang sama walaupun telat sadarnya. Keisya mau Jungkook selalu ada, buat dia, sampe kapanpun.

Keisya lepas ciumannya terus megang pipinya Jungkook lagi. Keisya merhatiin muka Jungkook.

"Jeon.."

"I--iya--"

"Muka kamu merah hahahahahahahaha." Keisya beneran ngakak yang kenceng banget sampe bikin Jungkook yang tadinya malu malah jadi kesel.

"AH, KAMU SIH!"

Jungkook pergi agak ngejauh dan ngebelakangin Keisya. Dia ngambek.

"Ih, kok ngambek sih?" Keisya masih ketawa liat ekspresi Jungkook tadi. Kaget, seneng, dan mukanya merah banget.

Remember WhenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang