no other

1.1K 65 39
                                    

Keisya akhirnya sampe di Meruya, di rumah oma nya Jungkook, Oma Alin. Keisya kenal sama Oma Alin. Dulu sebelum pindah ke sini, Oma Alin tinggal lumayan lama di rumah Jungkook. Jadi Keisya kenal sama oma nya. Terakhir mereka ketemu tuh pas Keisya sama Jungkook kelas 3 SMP dan sampe sekarang belum pernah ketemu lagi.

"Ini ya rumahnya?"

Keisya emang nggak pernah tau rumah Oma Alin di mana dan yang mana karena emang dia nggak pernah main ke sini sebelumnya. Jungkook sama keluarganya aja yang rajin nengokin oma nya ke sini.

Keisya parkir mobilnya di halaman depan. Keisya turun dari mobil dan langsung ke pintu depan yang agak kebuka. Rumahnya model bangunan lama gitu tapi masih bagus. Halamannya juga luas. Pantes dulu Jungkook sering cerita seneng main di rumah oma nya soalnya halamannya luas jadi bisa bebas main sepeda sama main bola. Keisya senyum inget kata-katanya Jungkook.

Keisya mencet bel yang ada di samping pintu depan beberapa kali. Sembari nunggu, mata Keisya masih sibuk merhatiin keadaan di sekeliling. Bagus banget tempatnya, bikin adem hati sama pikiran deh tinggal di sini. Nggak lama, ada yang nyapa Keisya.

"Siapa ya?"

Keisya nengok. Perempuan paruh baya yang umurnya hampir 60 tahun kalau Keisya nggak salah itung. Dan nggak salah lagi, ini pasti Oma Alin. Nggak berubah. Masih tetep cantik kayak dulu, cuma rambutnya aja yang mulai berubah tumbuh rambut-rambut putih.

"Oma.." Keisya senyum terus cium tangan Oma Alin. Oma Alin diem merhatiin Keisya teliti banget.

"Cucuku.." Cuma itu yang Oma Alin ucapin waktu ketemu sama Keisya.

"Cucuku, Keisya.." Oma Alin langsung meluk Keisya yang badannya lebih tinggi dari dia. Keisya kaget. Nggak nyangka kalau Oma Alin masih inget sama Keisya. Mereka udah bertahun-tahun nggak ketemu. Dan dengan umurnya yang sekarang, wajar kalau Keisya mikir Oma Alin nggak akan inget sama Keisya, apalagi mereka udah nggak pernah ketemu lagi.

"Oma inget sama Kei?"

"Gimana Oma bisa lupa sama cucu Oma yang paling cantik ini? Yang dulu suka main layangan ke lapangan sama Jungkook sore-sore sampe kalian pulang mukanya pada kotor karena debu." Oma Alin lepas pelukannya terus ngusap-ngusap pipi Keisya. Keisya terharu banget bahkan hampir nangis kalau aja nggak ditahan air matanya.

"Kamu ke mana aja nggak pernah ikut Jungkook kalau main ke sini? Padahal Oma pengen sekali ketemu sama kamu."

"Maaf ya, Oma.."

"Cucu Oma udah tumbuh besar ya. Udah jadi anak gadis yang cantik." Keisya senyum. "Oma tau, kamu ke sini pasti mau ketemu sama Jungkook kan?"

"Hehehe. Ada Oma?"

"Ada di halaman belakang, lagi Oma suruh guntingin rumput yang sudah tinggi-tinggi. Sana, kamu susul dia ke belakang."

"Boleh?"

"Ya, boleh, Sayang. Kamu masuk lurus saja, belok kiri ada dapur, nah di situ ada pintu warna hijau untuk ke halaman belakang."

"Makasih ya, Oma." Keisya nyium pipi Oma Alin. "Kei nemuin Jungkook dulu."

Keisya masuk ke dalem ngikutin petunjuk kayak apa yang dibilang sama Oma Alin. Keisya deg-degan sendiri mau ketemu Jungkook. Kenapa rasanya jadi gini? Baru kali ini Keisya ketemu sama Jungkook tapi sedeg-degan ini. Keisya buka pintu dan mata Keisya langsung nangkep objek yang selama ini dia kangenin.

Jungkooknya lagi guntingin rumput.

Posisinya jongkok ngebelakangin pintu belakang, jadi dia nggak sadar kalau ada seseorang yang merhatiin dia dari sana. Seseorang yang kangen banget sama dia. Seseorang yang nggak mau Jungkook pergi dari hidupnya. Seseorang yang ngeberaniin dirinya buat nyetir mobil sendiri demi nyusul orang yang lagi sibuk gunting rumput ini. Keisya kangen Jungkook. Banget.

Remember WhenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang