something more

1.4K 63 6
                                    

Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan Keisya lewatin di Sydney. Keisya udah terbiasa sama kehidupannya di sini walaupun tanpa mama, papa, sama Jungkook. Keisya udah nggak sesedih dulu sih pas pisah sama Jungkook. Ya, bener kata pepatah. Bisa karena biasa. Keisya udah mulai bisa tanpa Jungkook di sampingnya. Kadang-kadang aja sih kangennya. Tapi kalau Jungkook? Jungkook masih sering ngerengek kangen sama Keisya, ngerengek pengen ke Sydney, ngerengek mohon Keisya pulang ke Jakarta. Tapi, Keisya mulai betah di sini, Keisya mulai nyaman di sini, dan salah satunya karena... Changkyun.

Entah sejak kapan, Keisya ngerasa nyaman ada di samping Changkyun. Ngerasa aman. Ngerasa ada yang lindungin dia.

Entah sejak kapan, mereka sering ngabisin waktu bareng.

Entah sejak kapan, mereka sering cerita tentang diri masing-masing.

Entah sejak kapan, mereka sedeket ini...

"Kei, lagi ngapain?" Changkyun duduk di kursi, sementara Keisya lagi sibuk sama peralatan di dapur.

"Ya, masaklah. Emang ngapain lagi?"

"Oh." Changkyun cuma merhatiin Keisya dari belakang. "Mau masak apa?"

"Nasi goreng sosis, mau gue bawa buat bekel ke kampus. Lo juga bawa ya?" Keisya nengok ke arah Changkyun yang emang lagi ngeliatin Keisya.

"Terserah lo, Kei." Sebenernya Changkyun bukan tipe anak yang suka bawa bekel ke sekolah. Malu katanya.

Dulu, pas masih SMA, mamanya Changkyun juga nyuruh Changkyun bawa bekel ke sekolah, tapi bekelnya selalu dia makan di mobil, jadi pas jam istirahat di sekolah dia jajan sama temen-temennya. Sekarang udah jadi mahasiswa tapi Changkyun mau bawa bekel ke kampus? Iya, itu karena Keisya yang minta.

"Pulang kuliah anter gue yuk?"

"Ke mana?"

"Nyari kertas warna, mau bikin origami."

"Oke." Changkyun selalu mau setiap Keisya minta dianter ke mana-mana, gitu juga sebaliknya, Keisya selalu mau setiap Changkyun minta anter beli sesuatu.

***

"Eh eh, loh kok lampunya mati?"

"Kenapa ini? Aduh!"

Pulang dari beli kertas warna sama Changkyun, Keisya langsung masuk kamarnya mau bikin origami. Cuma nggak tau kenapa, lampu kamar Keisya ngedadak mati. Keisya langsung panik.

"Em! Gue harus minta tolong sama Em!" Em itu maksudnya adalah Changkyun. Jadi nama Changkyun kan Lim Changkyun, temen-temennya suka manggil I.M. Nah, Keisya manggilnya Em. Panggilan khusus.

Keisya nggak tau harus minta tolong sama siapa lagi, selain sama Changkyun. Keisya pergi ke apartment Changkyun.

"Kenapa, Kei? Kok lo panik gitu sih? Ada apaan?" Changkyun buka pintu dan liat Keisya udah panik, Changkyun jadi takut kan ada apa-apa sama Keisya.

"Tolongin gue." Keisya beneran panik, ngomongnya aja sampe gemeteran.

"Kei, lo kenapa sih? Tenang dulu deh, jangan buru-buru ngomongnya." Changkyun megang pundaknya Keisya biar dia sedikit tenang.

"Lampu kamar gue mati." Mata Keisya udah berkaca-kaca. Bukan berlebihan, tapi Keisya emang nggak bisa sendirian ada di ruangan yang lampunya mati, dia nggak bisa tidur kalau lampu kamarnya mati. Keisya bakal panik dan ketakutan, kayak sekarang ini.

Remember WhenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang