38

17.8K 1.1K 7
                                    

Alline sedang duduk di balkon kamarnya dengan tubuh yang bersandar pada pagar pembatas yang terbuat dari besi itu serta tangannya yang masih setia memeluk boneka pemberian Bian.

Alline masih memandangi boneka beruang itu dengan tatapan kosong. Telinganya masih ia pasang untuk mendengarkan suara seseorang dari boneka itu. Alline belum bosan bahkan tak akan pernah bosan mendengarkan suara merdu milik cowok itu.

"Lo jahat Bi" Ucap Alline dengan suara bergetar sekuat tenaga untuk tidak kembali menangis.

"Lo jahat" lirih Alline lagi.

"Lo biarin gue sendirian lagi. Lo biarin gue jatuh cinta sama lo dan lo malah pergi seenaknya. Gue lo anggep apa sih? Cuma lo jadiin tempat persinggahan? Gue punya hati, punya perasaan!"

Alline memeluk boneka beruang itu dan membiarkan matanya bekerja keras lagi mengeluarkan air mata.

"Gue disini. Sama lo.Buat lo"

Alline menggelengkan kepalanya.

"Gak! Lo gak disini! Lo gak sama gue! Lo gak ada buat gue! Lo bohong! Lo bohongin gue!"

" Gue disini. Sama lo.Buat lo"

Alline kembali menggelengkan kepalanya ketika suara Bian kembali terngiang di kepalanya.

***

Ezra baru saja sampai di rumah Alline. Entah kenapa saat bangun dari tidurnya Ezra langsung terpikir bagaimana keadaan cewek itu dan Ezra yakin Alline sedang tidak baik-baik saja saat ini.

Ezra mengangkat tangannya untuk memencet bel tapi niatnya ia urungkan ketika pintu tiba-tiba terbuka dan reflek Ezra menurunkan tangannya yang semula ingin memencet bel.

"Eh? Siapa ya?" Tanya seorang wanita yang terkejut melihat kehadiran Ezra.

"Gue eh- saya Ezra tante temennya Sab eh-Alline maksudnya. Dia ada?"

"Oh. Ada, tapi kayaknya belum bangun deh. Soalnya dari tadi gak ada keluar kamar. Kamu masuk aja, tanyain sama Bibik. Kebetulan Tante lagi buru-buru"

"Oh gitu. Makasih, hati-hati Tan"

Wanita itu kemudian tersenyum dan mengangguk pada Ezra lalu segera berjalan menuju mobilnya yang telah di siapkan. Ezra mengintip ke dalam rumah Alline, tidak enak untuk langsung masuk ke dalamnya walaupun sang empunya rumah telah mengijinkannya.

Bakk

"Argh!" Ezra berbalik sambil memegangi punggungnya.

"Maling ya?! Berani-beraninya mau maling rumah orang pagi-pagi gini!" Ucap Bi Anti sambil menunjukan sapu yang ada di tangannya ke arah Ezra. Ezra mengangkat tanganya untuk menahan Bi Anti agar tidak memukulnya lagi.

"Selow Bik! Gue eh- saya temennya Sab eh- Alline kok bukan maling!"

Bi Anti terdiam sebentar mencerna kata-kata Ezra. Detik selanjutnya Bi Anti menjatuhkan sapunya dan tangannya menutup mulutnya.

"Aduh maaf den! Dikirain Bibik maling. Dimana den yang sakit? Dimana? Aduh maaf banget den" Tanya Bi Anti panik.

"Udah gapapa bik"

"Aduh maaf ya den. Bibik jadi gak enak udah mukul den pake sapu"

"Iya gapapa Bik. Oya Allinenya ada?"

"Ada den. Tapi kayaknya masih tidur, Bibik gak berani bangunin. Kalo mau, den bisa bangunin. Tapi gak biasanya non Alline jam segini belum bangun biasanya subuh juga udah mandi dia"

"Ohh gitu. Emang gapapa Bik saya ke kamarnya?"

"Gapapa den. Asal non Allinenya jangan di apa-apain"

AloneWhere stories live. Discover now