19

20.7K 1.4K 7
                                    

"Jutek"

"Aku punya nama"

"Iya. Al" panggilnya lagi.

"Apa?"

"Gue ditawarin buat ikut turnamen basket di Jakarta bareng club basket sekolah"

"Terus?"

"Ya gue minta pendapat lo?"

"Kenapa mesti nolak?" Tanya Alline balik. Bian diam dan berpikir.

"Lagi pula kamu bisa ketemu sahabat kamu Azzam sama Gazie kan?"

"Iya sih. Sebenernya gue juga ditawarin club futsal sekolah. Tapi kalo futsal pasti bakalan ketemu Azzam sama Gazie. Dan gue gak tega buat tanding ngelawan sahabat gue. Kalo basket setidaknya gak ada mereka sih"

"Kapan emang?"

"Minggu depan"

Alline mengangguk.

"Kita satu minggu lebih dong gak bakal ketemu? Lo tunggu gue ya? Jangan galau karna gak ada gue" Bian mengacak rambut Alline.

"Apaan sih! Pengen banget di galauin. Udah sana, ganggu mulu" usir Alline. Seperti biasa Bian selalu mengganggu acara membacanya.

"Jangan nyesel loh ya"

Alline hanya diam, terlalu malas untuk menanggapi Bian.

"Ntar malem kayak biasa ya. Sekaligus gue pengen traktir karena menang pas vokal solo kemaren"

"Hmm"

***

From : Bian

Al jaga diri baik-baik. Gue pergi dulu. Jangan kangen

Alline tersenyum membaca pesan dari Bian. Cowok itu akhirnya mengikuti turnamen itu dan memilih basket. Alline tak membalas pesan Bian. Dan Bian sudah biasa dia tau Alline membaca pesannya, jadi bukan masalah besar jika Alline tak membalasnya.

Ditempat lain Bian duduk di dalam bus dengan dilema yang tiba-tiba menyeranya. Ia pikir ia masih bisa mengubah keputusannya dan turun dari bus, karena ini masih di wilayah Bandung.

"Gue lupa peringatin Carel dkk. Kalo mereka ngapa-ngapain Alline gimana. Nanya ke Alline pun dia gak bakal bilang apa-apa. Apa gue turun disini ya?"

Bian mengepalkan tangannya dan memejamkan matanya. Mencoba mencari keputusan terbaik dari dilema yang menyerangnya ini.

"Ahh gak! Alline udah nyuruh gue buat ikut turnamen ini. Gue udah di bus dan gue bener mesti ikut!"

"Tapi kalo dia- ahh gak! Mereka gak bakal berani lagi ganggu Alline lagi"

"Tunggu gue, Al. Jangan jadi cewek lemah,lo harus kuat kalo ada yang gangguin lo"

Bian membuka matanya setelah mendapatkan jawaban yang menurutnya keputusan terbaik. Untuk saat ini.

***

Alline membereskan peralatan belajar di atas mejanya. Bel pertanda pulang sudah berbunyi. Hari pertama tanpa Bian sejauh ini baik-baik saja. Alline seperti kembali ke bulan sebelum datangnya Bian.

Murid dikelas itu sudah keluar dari kelas itu kecuali Carel dkk dan tentunya Alline yang tidak menyadari keberadaan mereka. Alline sibuk mengikat tali sepatunya.

'Brakk'

Alline mendongak dan mendapati Carel dkk yang sedang tersenyum sinis padanya.

"Aku melupakan mereka"

AloneWhere stories live. Discover now