11

24.8K 1.7K 4
                                    

Bian sampai di depan kelasnya. Ia berhenti dan menarik nafas panjang, emosinya sudah naik ke ubun-ubun. Bian membuka pintu kelasnya yang tertutup dengan kasar. Semua mata menoleh ke arahnya. Mereka menatap Bian horror. Pasalnya, cowok yang biasanya narsis ini sekarang terlihat berbeda. Matanya memancarkan kemarahan dan kebencian. Ia tak ingin orang lain terluka karenanya.

Bian berjalan dengan tidak sabar menuju gerombolan Carel dkk yang ketakutan. Bian menatap tajam Carel dkk. Rahangnya mengeras sempurna melihat orang-orang itu.

"Gue gak mau mukul cewek. Jadi jelasin apa maksud kelakuan kalian tadi?"

Carel menghapus air matanya dengan kasar. Ia berdiri dan mencoba menggapai tangan Bian. Bian langsung menepisnya dengan kasar.

"Jangan coba sekalipun buat nyentuh gue! Karna gue gak sudi!" Bentak Bian.

"Lo salah paham Yan, semua ini Alline yang mulai. Bukan kita" ucap Carel dengan wajah sedihnya yang dibuat-buat.

"Alline lagi sakit dan setau gue dia gak pernah cari gara-gara sama siapa pun"

"Lo belum tau siapa Alline, Bian. Lo gak tau apa-apa"

"Oya? Emang Alline siapa?"

"..."

"Kenapa diem? Lo bilang gue gak tau siapa Alline? Gue juga gak tau apa-apa kan? Sekarang lo yang tau Alline dan tau segalanya itu jelasin ke gue"

"Bian lo salah paham"

"Mencoba mengalihkan pembicaraan eh?"

"..."

"Gue ingetin sama lo semua. Kalo gue gak bakal tertarik sedikit pun sama salah satu dari kalian. Karna, gak ada satu pun alasan untuk tertarik sama cewek iblis gak punya rasa manusiawi kayak lo semua!

"Lo pikir pake make-up tebel bikin lo cantik? Bikin lo sempurna? Oh! Mungkin iya. Tapi sayang sikap lo semua gak mendukung lo buat jadi sempurna"

"Ini udah cukup jelas. Selamat menunggu panggilan dari kepsek" ucap Bian lalu ia berbalik dan berjalan menuju pintu.

"Bian! Gue mohon jangan laporin kita ke kepsek!" Kara berteriak. Bian menghentikan langkahnya dan berbalik. Bian tersenyum sinis.

"Kita janji gak bakal ganggu Alline atau pun nyontek tugas dia. Tapi tolong jangan laporin ke kepsek" lanjut Kara.

"Kasian banget bonyok lo semua kalo tau anak gadisnya berprilaku layaknya iblis"

"Bian gue mohon, kita beneran janji" Dessy ikut berucap.

"Gue tau kita salah! Tapi izinin kita buat merubah diri dulu. Semua orang punya kesempatan kedua kan?"

Diam. Hening beberapa saat.

"Gue bakal awasin lo semua. Minta maaf sama Alline. Dan gak bakal ada kesempatan setelah ini"

***
Alline membuka matanya perlahan. Pandangannya masih sedikit kabur. Ia memandang sekitarnya. Dan ia tahu tempat ini adalah UKS sekolah. Pandangan Alline jatuh pada cowok yang menelungkupkan kepalanya.

"Bian" panggilnya dengan suara serak. Bian lansung terduduk dengan tegak.

"Lo udah sadar? Masih pusing gak? Mau gue ambilin minum?" Alline mengangguk untuk jawaban dari pertanyaan terakhir Bian. Bian mengerti. Ia langsung mengambilkan segelas air untuk Alline.

Bian membantu Alline untuk duduk dan minum.

"Kamu bolos?" Tanya Alline. Bian menyeringai lebar.

"Seharusnya gak perlu bolos. Jangan ngorbanin pelajaran"

"Tapi lo kayak gini kan karna gue. Jadi gue mesti tanggung jawab" Alline tidak menyahut lagi.

AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang