35

18.6K 1.2K 18
                                    

"Bian mana ya? Mungkin telat"
Batin Alline yang sejak setengah jam lalu menunggu ke datangan Bian di kelas.

"Sms aja kali ya"

Alline mengeluarkan hpnya dari saku seragamnya dan mengetikkan pesan yang menanyakan keberadaan Bian saat ini.

Hari ini adalah hari pengunguman kelulusan. SMA Nusantara memang selalu mengadakan acara prom night sebelum pengunguman kelulusan. 10 menit sudah Alline menunggu balasan dari Bian yang tak kunjung datang.

"Jangan bilang itu anak masih tidur karna ujan gini. Tapi masa gak dateng pas waktu penting kayak gini"

Alline merebahkan kepalanya di atas lipatan tangannya dan kepalanya menghadap ke samping, menatap keluar jendela. Hujan masih setia turun membasahi bumi.

Alline mengecek hpnya lagi dan nihil, masih tidak ada balasan dari Bian. Ia memutuskan untuk mengirimi Bian satu pesan lagi.

To : Bian

Heh kebo! Hari pengunguman kelulusan ini! Lo dimana sih?

"Oy"

Alline terlonjak kaget ketika seseorang menepuk punggungnya. Ia mengangkat kepalanya lalu menoleh ke arah orang yang membuatnya terkejut itu. Dan seketika Alline mendesah kecewa karena ia mengira Bian lah yang menepuk punggungnya namun, ternyata Ezra lah yang melakukan itu. Sekarang cowok itu sudah duduk di sebelahnya-di bangku Bian-

Alline menaikkan satu alisnya saat menatap ke arah Ezra. Ezra yang merasa di perhatikan menoleh ke arah Alline.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Lo yang kenapa. Kenapa disini?" Tanya Alline balik.

"Gapapa. Gue cuma lagi males di kantin. Lagian lama amat nunggu pengunguman. Kenapa? Gak boleh kesini?" jawab Ezra malas.

"Gak, bukan itu maksud gue. Tumben aja" balas Alline. Ezra hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Btw,Bian mana?" Tanya Ezra tiba-tiba. Alline mengangkat bahunya.

"Tau. Di smsin juga gak di bales" jawab Alline.

"Ohh"

Alline terdiam. Ia tiba-tiba teringat pada malam prom night, tepatnya teringat pada kata demi kata yang Bian ucapkan pada malam itu. Dengan cepat Alline menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Gak"

***

Alline sedang duduk di taman belakang sekolahnya. Di tangannya ada sebuah amplop yang berisi pernyataan lulus atau tidaknya ia. Setelah beberapa sambutan dan pengarahan, akhirnya hasil kelulusan di bagikan. Dan Alline masih belum membuka amplopnya. Ia memikirkan Bian. Cowok itu benar-benar tidak datang ke sekolah hari ini dan anehnya nama Bian pun tidak di panggil saat pembagian amplop kelulusan. Alline menghela nafas, ia merasa sesuatu pasti terjadi.

Alline menatap amplop yang belum di bukanya di tangannya. Ia kembali menghela nafas dan memejamkan matanya. Setelah yakin, Alline membuka matanya dan perlahan menyobek ujung amplop di tangannya. Tangan Alline terulur masuk ke dalam amplop untuk mengambil selembar kertas di sana. Alline membuka perlahan lipatan kertas itu dengan jantung yang berdegup kencang.

Alline tersenyum kecil ketika melihat kata bercetak tebal dengan tulisan 'lulus' tertera di sana. Alline mengira ia akan berloncat-loncat ataupun menangis seperti yang di lakukan murid lainnya. Tapi ia hanya mampu tersenyum untuk saat ini. Pikirannya kembali terfokus pada Bian.

"Oy Sab"

Alline menoleh dan mendapati Ezra yang baru saja mendaratkan pantatnya di kursi yang sama dengan yang ia duduki saat ini. Ezra yang datang dengan seragamnya yang penuh dengan coretan entah itu tanda tangan, kata-kata, dll. Sangat berbeda dengan seragam Alline yang masih bersih tak ada satu tanda tangan ataupun coretan disana.

AloneWhere stories live. Discover now