28

19.7K 1.4K 31
                                    

Hari ini adalah hari minggu. Kemarin Alline memutuskan untuk tidak sekolah. Ia merasa butuh waktu untuk berpikir. Memperbaiki kesalahannya dan kembali menjadi Alline yang sebenarnya, tapi bukan Alline dengan segala sifat buruknya.

Ia mengirimkan SMS pada seseorang yang membuatnya menceritakan semua masa lalunya dan membuatnya mencoba memperbaiki kesalahan yang di buatnya di masa lalu. Seseorang yang membuatnya merasa tidak sendirian lagi.

To : Bian

Doain. Mau coba ngomong sama bonyok

Setelah SMS itu terkirim. Tanpa menunggu balasan dari Bian, Alline keluar dari kamarnya. Ia menuruni tangga dan menemukan Ibunya yang tengah memakan sarapannya tanpa minat di meja makan. Alline tersenyum kecil, ia bertekad ini akan jadi yang terakhir kalinya ia melihat Ibunya murung. Alline segera menghampiri Ibunya lalu memeluk Ibunya dari belakang. Seperti seorang anak yang sudah lama tak bertemu dengan Ibunya.

"Alline? Kamu ngagetin Mamah sayang"

Alline masih memeluk Ibunya. "Mah" panggilnya dan hanya di balas dengan sebuah gumaman Ibunua. Alline diam, ia bingung harus memulai dari mana.

"Kamu kenapa? Tumben meluk gini?" Tanya Ibunya. Alline menggeleng.

"Udah hampir 2 tahun lebih aku gak pernah peluk Mamah lagi" ucap Alline yang membuat Ibunya tertegun.

"Tunggu di sini ya Mah" lanjutnya. Ia kembali menaiki tangga dengan sedikit lebih cepat menuju lantai dua rumahnya. Alline berjalan menuju ruang kerja Ayahnya. Ayah dan Ibunya memang tak pernah tidur di kamar yang sama lagi sejak saat itu. Ayahnya selalu tidur di ruang kerjanya, jika pulang ke rumah.

Alline menarik nafas dalam lalu menghembuskannya perlahan. Ia memberanikan diri mengetuk pintu ruang kerja Ayahnya lalu membuka pintunya dengan pelan setelah mendengar sahutan dari dalam. Di lihatnya Ayahnya yang sudah duduk di depan laptopnya di pagi minggu. Alline menutup pintunya dan berjalan ke arah meja kerja Ayahnya dengan canggung.

"Kenapa?" Tanya Ayah Alline tanpa mengalihkan tatapannya dari laptop di depannya. Alline mengigit bibir bawahnya, bingung bagaimana ia harus mengatakan keinginannya pada Ayahnya.

"Aku mau sarapan sama Papah,boleh?" Tanyanya ragu. Agra mengangkat kepalanya, menatap bingung putrinya itu. Namun, di detik berikutnya Alline menunjukan senyum cerahnya ketika mendapat sebuah anggukan dari Ayahnya.

"Aku tunggu di bawah ya Pah!" Ucapnya ceria.

***

Suasana di meja makan menjadi sangat canggung. Hanya hening yang menemani sarapan bersama pertama mereka-setelah 2 tahun-.

"Maaf" ucap Alline. Yang membuat Ibunya yang duduk di sebelahnya menoleh dan Ayahnya yang duduk di depannya mengangkat kepalanya.

"Alline minta maaf. Dan maaf karna baru berani sekarang bilang ini. Aku tau ini sangat terlambat, tapi aku bener-bener minta maaf sama Papah dan Mamah. Udah ngelakuin hal bodoh tanpa mikirin akibatnya. Cuma bisa bikin kalian malu dan gak pernah bikin kalian bangga. Aku gak mau keluarga kita kayak gini, aku gak mau Papah sama Mamah berantem mulu. Maaf udah bikin Papah sama Mamah kayak gini, maaf udah bikin Mamah stress dan keguguran waktu itu. Maafin semua kesalahan aku. Maaf. Maafin aku. Maafin aku, Pah. Maafin aku Mah" ucapnya panjang lebar sambil menunduk tanpa berani menatap kedua orang tuanya. Matanya sudah berkaca-kaca, tapi ia harus menahanny1a karna rencananya ini harus berjalan lancar tanpa air mata.

Hening. Tak ada yang bersuara. Terdengar helaan nafas berat di sebrang Alline. Itu berasal dari Agra, Ayahnya.

"Maafin Papah juga. Gak pernah bersikap dewasa. Gak pernah nyoba memperbaiki keadaan dan malah semakin memperburuk. Maaf gak bisa ngantar kamu ke jalan yang bener, ini salah Papah. Maaf gak bisa jadi kepala keluarga yang baik buat kalian.

AloneWhere stories live. Discover now