30. The Swan

10.6K 902 6
                                    

Prilsine Pov

Setelah berdebat keras dengan 3 malaikat pelindung akhirnya akulah yang keluar sebagai pemenang. Huftt,, melawan Liand dan Prince sangatlah sulit. Belum lagi kak Sahila yang cerewet. Rasanya aku ingin menyerah tadi, tapi mengingat Jeslin membuat ku semakin gencar melawan mereka. Dan disinilah aku sekarang, berada dalam mobil bersama Micha dan Jes. Akulah yang meminta mereka menemani ku. Lebih tepatnya mengawasi ku dari jauh, bagaimana pun aku tidak mungkin melibatkan mereka dalam masalah ku. Cukup Aliand jangan orang lain lagi. Aku memang tidak jujur pada orang rumah kalau aku menemui pria yang belum ku kenal. Maaf aku harus bohong demi mendapat ijin kalian. Semalam suntuk aku sudah memikirkan semua bahkan untuk hal tak terduga pun sudah ku pikirkan matang2. Siapapun dia nanti dan apapun yang terjadi nanti aku sudah siap.

Rose's Cafe

Ternyata ini cafe nya, ya Tuhan lindungi aku. Hatiku berdegup kencang sekarang, waspada aku harus tetap waspada. Aku sudah berjanji untuk menjaga diriku sendiri. Aku tidak boleh mengecewakan semuanya.

"Sine,, beneran gak mau gue temenin ?" tanya Jes saat aku tak kunjung keluar dari mobil.

Aku menatapnya dengan tersenyum lembut,
"Aku bisa sendiri Jes, jangan cemaskan aku" aku menghela nafas pelan.

"Jika sampai 2 jam aku tak kunjung keluar segera hubungi prince atau Liand, kalian mengerti kan,,," tambah ku menatap Jes dan Micha bergantian.

"Jaga dirimu, kami menunggu disini" ucap Micha yang ku angguki mantap. Aku pun segera keluar dari mobil dan melangkah memasuki cafe.

"Selamat datang nona,, apa sudah ada janji sebelumnya" sambut seorang pelayan padaku.

"Hm yah,, tuan G" jawab ku ragu saat menyebut nama pria itu. Jelas saja ragu, aku tidak tau nama asli nya. Di email dia tak menyebutkan nama, hanya sebutan saja.

"Apa anda nona princess prilsine ?" Tanya pelayan itu lagi.

"Iya saya princess" jawab ku datar.

Pelayan tersebut tersenyum ramah mendengar jawaban ku.
"Tuan G sudah menunggu nona, mari saya antar" ucap nya menggiring ku menuju meja yang dia maksud.

Dengan langkah pasti aku mengikuti pelayan itu dari belakang. Sampai di bagian VVIP tepatnya di meja ujung ruangan mata ku memicing. Seorang pria berpostur tinggi tegap sedang duduk memunggungi ku.

"Itu meja nya nona, anda bisa langsung kesana saya permisi dulu" ucap pelayan itu reflek aku mengangguk.

Dengan langkah sedikit melambat aku mendekati meja itu. Semakin dekat jarak ku semakin cepat pula jantung ku berdetak.

"Permisi,, apa benar anda tuan G" ucap ku pelan.

Dadaku terus berderu kencang saat mengamati setiap gerakan nya. Pria itu langsung berdiri dan berbalik menghadap ku.

"Iya,, anda pasti nona princess, mari silahkan" ucap nya sopan. Pria itu pun berjalan ke kursi seberang nya dan menarik nya untuk ku duduki.

Manis sekali sikap nya, tubuh proposional dengan wajah rupawan. Inikah pria spesial Jeslin. Tidak menyangka anak itu pandai juga memilih pria. Aku sedikit lega sekarang ternyata pria ini bukan Maxy. Yang seperti ku bayangkan, tapi aku tetap harus hati2.

"Maaf sudah membuat anda menunggu" ucap ku mengawali obrolan.

"Tak masalah,, anda datang saja saya sudah senang karna saya sempat berpikir anda tidak mungkin mau datang" ucapnya tulus dengan senyum menawan nya.

"Anda ingin pesan minum atau makanan mungkin ?"

"Milkshake saja" jawab ku datar.

"Anda tidak berubah ternyata, Jeslin pernah cerita bahwa anda adalah pecinta milkshake" ucap nya lagi membuat ku tersenyum tipis.

Setelah pelayan yang dipanggilnya untuk mencatat pesanan kami pergi, dia pun menyodorkan sebuah kotak persegi ukuran 30x30 di atas meja. Kotak warna biru langit ini terus kupandangi tanpa menyentuhnya.

"Ini milik anda sekarang karna dari awal kado ini memang disiapkan untuk nona" ucapnya saat aku tak kunjung bereaksi.

Tanpa menjawabnya tangan ku perlahan menyentuh tutup kotak ini. Hatiku kembali bergetar, bayangan wajah Jeslin dan hari2 bersamanya mulai berputar di ingatan ku. Kini air mata sudah menumpuk di pelupuk mataku, mati2 an aku menahannya. "Jeslin,, bagaimana kalau kita buat sesuatu yang berbentuk angsa ? Kita buat sepasang yang artinya kau dan aku. Aa... aku harus memintanya pada prince" penggalan ucapan ku dulu membuat hati ku semakin sesak. Sesuatu berbentuk angsa, sekarang barang yang dulu aku inginkan ada di hadapan ku.

Sebuah patung berbentuk sepasang angsa yang saling berpelukan. Potongan2 berlian yang tersebar di permukaan patung memancarkan kilauan nya di bawah lampu plafon. Cantik dan sangat menawan. Tangan ku sedikit bergetar menyentuhnya. Jeslin,, kau sudah menyiapkan ini untuk ku. Terima kasih, dua kata itu tidak akan mampu membalas semua hal yang kau berikan padaku. Kau pasti bisa melihatku sekarang bukan, hadiah mu sudah ada di tangan ku. Dan satu lagi, aku sudah tau pria yang kau maksud dulu. Dia sekarang bersamaku, dihadapan ku kau tau. Dia sangat tampan, pantas saja kau tergila gila padanya. Tenanglah disana Jes tunggu aku.

"Dia memesan itu padaku sebulan sebelum tanggal ulang tahun anda nona. Saat itu dia membuatku tidak mampu menolak permintaannya. Kau tau kenapa ?" Ucap pria di depan ku dengan nada ceria tapi terdengar dipaksakan.

Aku hanya bisa menggeleng sambil terus menatap wajah nya. Wajah yang begitu sendu dengan mata tajam tapi terlihat menyimpan luka mendalam.

"Karna dia mengancam tidak mau bertemu dengan ku lagi jika aku tak mengabulkan permintaanya ini. Hehe,, dia sangat pandai memojokan ku" ucap nya lagi sambil terkikik sendiri.

Air,, aku melihat air mata nya menetes. Dia menangis, ya Tuhan ternyata pria ini benar2 mencintai Jeslin. "Kau beruntung Jes dicintai oleh nya, lihatlah dia menangis hanya karna mu" bisik ku dalam hati. Air mata di pelupuk matapun tak bisa ku bendung lagi. Setetes air mata ku jatuh melihat kesedihan pria ini. Aku juga merasakannya, tapi sekarang aku sudah bisa bangkit. Kurasa pria ini belum bisa seperti ku.             

"Dari situlah aku tau kalau Jeslin sangat menyayangi mu nona, kau sangat berarti untuk nya melebihi diriku" tambah nya dengan senyum dipaksakan. Air mata nya pun sudah dia bersihkan.

"Aku mengerti perasaan mu tuan, karna aku juga merasakannya. Tapi sikap mu yang seperti ini pasti membuat nya sedih disana. Kau harus kuat dan berusaha untuk bahagia meski tanpanya. Tak perlu melupakannya, tapi simpanlah dia dalam hati terdalam mu. Dengan begitu kamu tidak akan merasa ditinggalkannya" ucap ku menasehatinya.

Dia tersenyum tulus sambil menganggukan kepala. Dia pria baik, aku salah karna telah mencurigainya.

"Minumlah dulu nona,, aku terus mengoceh tadi sampai lupa menyuruh anda menikmati hidangan" ucap nya.

Aku melirik segelas milkshake yang ku pesan tadi. Entah sejak kapan minuman ini tersaji di meja. Aku terlalu sibuk dengan lamunan ku tadi. Sampai tidak menyadari ada pelayan mengantar pesanan kami.

Aku meminum minumanku dengan sedikit meliriknya.

Satu teguk,

Dua teguk,

Tiga teguk,

Aku meletakkan kembali gelas ke atas meja. Pandangan ku beralih kembali pada patung dalam kotak kado Jeslin. Melihat gambaran angsa itu mengingatkan ku pada wajah cantik Jeslin saat tersenyum tulus. Dia gadis cantik dengan sejuta kebaikan nya. Bayangan2 nya semakin jelas di mata ku. Entah kenapa rasanya sedikit berbeda. Bayangan2 itu semakin lama semakin bertambah banyak tiap detiknya. Sampai kepala ku sedikit pusing dibuatnya. Perlahan bayangan2 itu menghilang di ganti dengan warna abu2. Pandangan ku semakin buram saat kurasa tubuhku juga mulai melemah.

Ya Tuhan,,, apakah ini akhir hidup ku di dunia. Jika benar itu artinya aku bisa bertemu mommy dan Jeslin lagi. Buram itu semakin bertambah, hingga kegelapan memejamkan mataku.

-----------------------------------------------------

+60 Vote lanjut !!!

My Expensive Princess (End)Where stories live. Discover now