5. Merindu

15.9K 1.1K 2
                                    

Aliand Pov

Hatiku teriris melihatnya seperti ini, harusnya aku bersamanya tadi agar bisa mencegah hal itu terjadi. Aku datang tapi terlambat, hari ini aku gagal melakukan tugas ku.

Siapa wanita itu ? Dia terlalu berani melukai nona Sine. Dari matanya aku bisa tau kalau dia tak menyukai nona Sine. Ck, kalau saja bukan wanita pasti sudah kupastikan wajahnya rusak saat itu juga.

"Liand,, kau melamun ?"

Suara tiba2 Sine membuat ku tersentak, ah dia benar aku memang sedang melamunkan mu.

"Eh maaf,, apa ada yang nona inginkan ?"

Jawab ku cepat mengalihkan pertanyaan nya. Dan dia malah mengerutkan keningnya, sepertinya dia tak suka dengan jawaban ku.

"I want back home"

Jawabnya datar dan aku langsung mendekati bangsal, membungkukan badan dan mengangkat tubuh Sine untuk ku bopong ke mobil.

"Terima kasih dok, kami permisi dulu"

Ucap ku pamit pada dokter yang menangani Sine dan beliau hanya tersenyum menganggukan kepala.

"Jes,, berikan tas ku pada pak Mandra biar dia yang membawa. Kau kembali lah ke kelas"

Ucap Sine pada Jes saat aku akan berjalan keluar ruangan membuat langkah ku berhenti.

"Gue mau anter loe sampai rumah gak apa kan ?"

Jawab Jes dengan nada khawatir, sudah ku pastikan Sine tak akan mengijinkan nya.

"Kembalilah saja ke kelas bukan kah berikutnya adalah kelas favorit mu, kau akan menyesal jika bolos. Ada Liand yg menemani ku, kau tak perlu khawatir" ucap Sine meyakinkan.

Jes pun menghela napas panjang dan menyerahkan tas selempang Sine pada pak Mandra yang sengaja aku panggil tadi saat luka nona Sine diobati, kulihat ada rasa kecewa dimata Jes akan keputusan Sine. Aku tau dia mengkhawatirkan nona ku.

"Baiklah Sine,, gue pergi dulu. Kabari kalau ada apa2"

Ucap Jes mengusap lengan nona sine sayang dan berlalu meninggalkan ruang kesehatan setelah mendapat sebuah anggukan dari nona Sine.

"Dokter,, saya harap berita ini tidak sampai ditelinga daddy di sana. Saya tak ingin kalian semua mendapat masalah karnanya, jadi jagalah berita ini"

Aku terkejut nona Sine mengatakan itu pada dokter yang merawatnya. Apa itu artinya aku juga harus merahasiakan berita ini pada tuan Abraham. Aku tak yakin berita ini tak sampai ditelinganya meskipun ditutup rapat2 mengingat mata2 beliau yang tak bisa di duga jumlah dan keberadaannya.

Ini akan menjadi masalah besar jika beliau mendengar berita dari mata2 nya sendiri terutama untuk ku. Karna aku lah penanggung jawab keselamatan nona Sine.

Ku lihat dokter itu juga terkejut tak jauh beda dengan ku. Dia pasti berpikir sama dengan ku juga. Ekspresinya terlihat bingung.

"Ta-tapi nona ap..."

Dokter itu menjawab pernyataan nona Sine dengan terbata. Tapi belum selesai berkata, ucapannya sudah disela cepat oleh nona Sine.

"Pilihan ada ditangan anda. Ingin mendapat masalah sekarang atau bersikap seolah tak ada masalah. Saya akan membantu kalau pilihan anda jatuh di nomor 2"

"Saya permisi dulu, selamat siang"

Aku pun mulai menyeret langkah ku keluar ruangan membopong tubuh nona Sine setelah dia mengakhiri ucapan nya. Diikuti pak Mandra di belakang ku. Tangan mungilnya melengkung sempurna dileherku dan kepalanya bersandar nyaman di dadaku.

My Expensive Princess (End)Where stories live. Discover now