23. at Home

12.3K 963 12
                                    

Senyum Mu adalah Senyum Ku,
Tangis Mu adalah Tangis Ku,
Hidup ku tercipta karena kau hidup, Jadi tetaplah hidup untuk Ku. Untuk nafas ku.

>>>>>>>>

Setelah menempuh perjalanan selama 2 jam. Aliand dan Sine pun sampai di sebuah rumah minimalais berlantai dua di sebuah pedesaan yang sangat asri. Kesegaran udaran dan ketenangan suasana begitu terasa. Sebuah desa di lereng pegunungan. Tak jauh dari daerah bogor.

Aliand keluar dari mobil bersama Prilsine di gendongan nya. Berjalan pelan agar tak mengganggu tidur sang kekasih. Di kawal beberapa bodyguard mereka berdua sampai depan pintu.

Tookk tokk

Pintu langsung terbuka saat ketokan ke-3. Dan muncul lah seorang gadis cantik dengan seorang perempuan paruh baya. Mereka adalah ibu dan kakak perempuan Aliand, Resiane dan Kayla.

"Oh my god... Ali !!!" Pekik Kayla kaget saat melihat sang adik di depan pintu pagi2 sekali. Reflek Aliand langsung mendekap telingan Sine dengan tangan nya.

"Ck, jangan berisik Kay. Kau bisa membangunkan nya!" Sahut Liand kesal dengan mata melotot. Membuat Kayla mendengus.

"Ali siapa yang kau bawa dan siapa mereka semua !" Tanya sang bunda dengan pandangan ke arah Sine yang di gendong Liand dan beralih pada para bodyguard di belakang sang anak.

"Nanti aku jelaskan, sekarang aku harus menidurkan nya di kamar dulu bun. Dia butuh banyak istirahat" jawab Liand lembut langsung menerobos masuk melewati kakak dan bundan nya yang hanya cengoh.

"Ehh,, kunyuk kugh di bawa kamar gue sih !" Teriak Kayla menyusul Liand ke lantai 2.

Sampai di kamar aliand langsung membaringkan Sine hati2. Menyelimutinya sampai batas dada. Mengusap wajah pucat Sine lembut dan dikecup kening nya sayang. Lagi2 Kayla hanya bisa cengoh di ambang pintu kamar melihat tingkah sang adik yang sangat berbeda.

"Ayo ikut gue !" Ucap Aliand datar menarik tangan sang kakak menuruni tangga menuju ruang tamu. Kayla yang masing cengoh pun hanya bisa pasrah pada adiknya.

Di ruang tamu sang bunda sudah duduk di sofa dengan nyaman. Dengan secangkir teh hangat yang sudah dia siapkan untuk Aliand.

"Duduk dulu Kay, gue harus temuin orang2 di luar" ucap Aliand lagi mendudukan Kayla di sofa samping bunda. Kemudian beranjak keluar rumah.

"Kembalilah, bilang sama tuan muda kalau nona muda sampai dengan selamat" ucap Aliand tegas pada pimpinan pengawal.

"Baiklah Liand, kami permisi dulu. Beberapa pengawal akan tetap berjaga jaga di sekitar rumah ini. Seperti biasa kami akan melakukan nya dengan bersih dan tak mencolok" jawab orang itu.

"Aku mengerti" ucap Aliand seadanya.

"Kami permisi, selamat pagi" pamit pengawal itu berlalu meninggalkan rumah Liand bersama yang lain. Hanya menyisakan pak mandra yang memang ditugaskan sebagai driver khusus Prilsine. Jadi kemanapun dan apapun kondisi Sine, dia akan tetap bersamanya.

"Bisa loe jelasin sekarang boy ?" Tanya Kayla penuh selidik saat Aliand duduk di sofa berhadapan dengan dua perempuan itu.

"Dia majikan ku, Princess Prilsine Abraham" sontak Kayla dan bunda nya melebarkan mata medengar ulasan awal Aliand.

"Loe dan bunda sudah tau kan apa yang terjadi sebelumnya. Kemarin terjadi accident lagi di pesta kampus sampai lengan nya terluka. Itu terjadi karna dia nyelamatin nyawa gue. Kalau saja dia gak ngedorong gue. Mungkin sekarang gue yang terkapar di rumah sakit" jelas Aliand menunduk sedi mengingat tindakan nekat Sine.

My Expensive Princess (End)Where stories live. Discover now