27. Mr & Mrs Chubby

14.4K 976 4
                                    

Prilsine Pov

Sudah hampir seminggu lamanya aku tinggal bersama keluarga Aliand disini. Dan selama itu pula tak ada komunikasi sama sekali dengan Prince ataupun kak Sahila. Bahkan sekedar kabar pun aku tak tau. Kami memang lost contact atas perintah Prince sendiri. Katanya agar lebih cepat menemukan pelaku itu sekaligus melindungi ku dari ancaman luar. Meskipun tak rela, aku tetap menyetujui nya. Karna aku mengerti kecemasan nya terhadap ku. Tapi, apa sampai sekarang pelaku itu belum juga ditemukan. Kalau memang iya pasti saat ini Prince sibuk mengurusnya. Ya Tuhan,, jagalah kakak ku dari segala masalah. Aku merindukan nya dan juga mengkhawatirkan nya. Kasihan dia, sejak kejadian setahun silam. Dia selalu disibukan dengan penjagaan ku. Dia satu2 kakak terhebat yang ku punya. Duduk sendiri menghadap hamparan kebun di taman belakang seperti ini adalah sebuah rutinitas ku selama disini. Ku raba sebuah liontin berbandul bintang dengan hiasan ruby di tengahnya yang tergantung indah di leher ku. Benda ini, satu2 nya benda yang meyakinkan ku akan prince. Malam itu Liand memberikan ini padaku, katanya ini titipan dari prince untuk ku. Aku slalu bersama mu, disisi mu slalu. Tunggu aku datang, dan kala itu tiba kau harus sudah siap untuk bertarung bersama ku. Kita harus melawannya. Sudah saat nya kau bangkit Princess. Sudah saat nya kau tunjukan siapa Princess Prisine Abraham yang sebenarnya. Buang semua rasa takut mu, dan kita akan menghadapi nya bersama. Miss you and I love you forever.

Isi surat Prince masih terpahat jelas di ingatan ku. Pesan sekaligus penyemangat nya membuat ku bimbang. Dia benar, sudah saat nya aku bangkit untuk melawan Maxy. Karna pasalnya memang ini adalah masalah ku dengan nya. Tapi jika itu terjadi, apakah aku sanggup melawannya ? Apa aku bisa melihat wajah nya lagi ? Melihat nya sama dengan melihat kematian Jeslin. Dia bukan manusia tapi iblis keparat. Sedangkan aku yang hanya manusia biasa apakah sanggup melawan iblis kejam seperti dia.

"Masih memikirkan surat prince"

Suara tegas khas pria membuat ku menoleh ke samping kanan. Aku tersenyum melihatnya, entah sejak kapan dia berdiri di situ.

"Duduklah" ucap ku padanya.

Dan tanpa menanggapi dia pun langsung mengambil posisi di samping ku. Menarik kepala ku pelan dan di sandarkannya kedalam dada bidang milik nya. Aku pun tersenyum dalam pelukannya. Dia pria ku yang slalu dapat membuatku merasa nyaman bersama nya.

"Apa menurutmu aku bisa melawan nya ?" ucap ku setelah beberapa detik diliputi keheningan.

"Kau ini princess nya Abraham dan kau juga cinta nya Aliand, harus nya kamu tak perlu lagi meragukan dirimu sendiri sayang" ucap Liand tegas dan lembut di akhir kata.

Jawaban sederhana tapi mampu membuat dada ku membuncah. Dia benar, aku adalah gadis yang terlahir di keluarga Abraham. Keluarga dimana tercipta sebagai keluarga yang memiliki kekuatan besar. Meskipun perempuan, sejak kecil daddy sudah mendidik ku menjadi wanita hebat. Aku bisa, aku harus yakin kalau aku bisa mengahadapi pria keparat itu.

"Kau akan bersama ku bukan ?" Ucap ku lagi sambil mendongak menatap wajah Liand yang kini sedang menunduk di atas wajah ku.

"Selalu" jawab nya singkat tapi terdengar sangat meyakinkan. Aku terpejam merasakan bibir lembut Aliand mengecup kening ku lama. Meski ini sudah sering, tapi tetap saja dada ku selalu berdetak kencang saat Liand bersikap selembut ini pada ku.

"Ingin jalan2 di desa ini ?" Tanya Liand saat melepas kecupannya.

Aku tersenyum lebar mendengarnya. Kalian tau, selama seminggu lebih aku disini. Liand tak pernah mengijinkan ku keluar rumah walau sebentar. Bahkan hanya sekedar membantu bunda di dapur pun tak boleh. "Jangan melakukan apapun atau aku akan mengurung mu di kamar" selalu itu yang dia ucapkan. Dia itu lebih protektif sekarang melebihi Prince dan daddy.

My Expensive Princess (End)Where stories live. Discover now