15. Second Sadness

12.4K 1K 7
                                    

Min 25 Votes baru lanjuttt
.
.
.
Happy reading !!!!!!

:-D

Tokk tokk tokk

"Masuk !!!" Teriak Sahila.

Dan seorang wanita paruh baya pun masuk dari pintu yang diketuknya tadi.

"Ada apa bu ?" Tanya Sahila pada bu Nina.

"Maaf nona,, itu nona muda sudah bangun dari tadi dan saya juga sudah mengantar makanannya di kamar. Tapi nona muda sama sekali tidak menghiraukan saya, sejak bangun beliau hanya duduk melamun saja"

"Saya khawatir karna sejak tidak sadarkan diri tadi nona muda sama sekali belum makan ataupun minum. Wajah nya juga sudah mulai pucat" jelas bu Nina panjang lebar pada Sahila.

Aliand yang masih berada di satu ruangan dengan Sahila pun mulai ikut khawatir mendengar penjelasan bu Nina. Tapi tidak bagi Sahila, dia hanya menghela nafas panjang dengan tatapan lesu.

"Sudah ku duga ini akan terjadi" gumam nya pelan tapi masih bisa terdengar oleh bu Nina & Aliand.

"Kembali lah bekerja bu Nina !! Biar saya yang mengurusnya." Ucap Sahila dan bu Nina pun berjalan mundur penuh hormat ke pintu untuk keluar.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang nona ?" Tanya Aliand saat bu Nina sudah pergi.

"Kita harus berhasil membujuknya kembali ke alam nyata secepatnya jika tak ingin kondisinya semakin menjadi" jawab Sahila.

Jawaban Sahila membuat Aliand sedikit bingung akan maksud perkataannya.

"Maksud nona apa ?" Tambah Aliand.

"Dalam sikon seperti ini membuat pikiran Princess menjadi kacau karna berawal dari perasaan takut yang teramat parah membuat pikirannya di penuhi khayalan2 buruk, semakin dalam pikiran itu semakin hilang pula kesadarannya akan dunia nyata. Pikirannya sudah terlalu sibuk pada lamunan kosongnya" jelas Sahila membuat Aliand kembali melongo. Dia baru mendengar kondisi seseorang yang seperti ini.

"Separah itu ?" Ucap Aliand masih tak percaya.

"Ya,, makanya kami selalu menjaganya agar kejadian ini tidak sampai terjadi lagi. Tapi sepertinya kami kecolongan dan kondisi ini kembali terulang untuk yang kedua kalinya" ucap Sahila lemas merasa dirinya gagal menjaga Princess.

"Sudahlah nona kita tidak perlu seperti ini, yang harus kita pikiran sekarang bagaiman membuat nona Sine melupakan kejadin siang tadi" ucap Aliand menenangkan nonanya itu.

"Hmm kau benar ayo kita buat dia kembali ke semula, klo perlu aku akan menjitak kepala nya agar segera sadar dari dunia maya" sahut Sahila semangat dan berdiri keluar ruang kerja Kevin, diikuti aliand di belakangnya sambil terkikik geli. Ternyata sisi lain Sahila cukup humoris.

Di dalam kamar Prilsine duduk bersandar disandaran tempat tidur dalam diam. Pandangannya kosong dan wajah nya pun terlihat sendu. Dua pelayan dengan setia menjaga di depan meja rias. Sebagai pelayan setia mereka juga terlihat sedih melihat majikan mudanya terpuruk. Sejak Sine membuka mata, mereka berdua dengan sabar membujuk nona nya untuk makan tapi sia2 siempu tidak tergerak. Sekedar menolak saja tidak, Sine hanya diam mematung dengan mata kosong. Putus asa itu yang dirasakan dua pelayan tersebut, hanya menjaga dalam diam yang bisa mereka lakukan sekarang.

"Saya teh gak tega lihat nona muda kayak gitu" bisik seorang pelayan pada teman sesama pelayanannya.

"Iyahh,, sama aku juga gak tega, sebenarnya apa yang terjadi sih ! Tadi pagi nona muda kan terlihat sangat bahagia kenapa pulang2 jadi murung ya ?" Sahut temannya.

My Expensive Princess (End)On viuen les histories. Descobreix ara