#14

98 7 0
                                    

"Kenapa hidup gak bisa adem ayem? Kenapa bahagia gak bisa berlanjut lama?"

(remember when)

♡♡♡

~Rayya~

Aku masih memandangi Randy, hari ini dia benar-benar menjadi pusat perhatian, begitu juga dengan Nickolas, tapi aku tidak sama sekali melirik ke arah Nickolas, hingga pertandingan akhirnya berakhir dan di menangkan oleh SMAN 08 dengan skor 3 : 2, semua bersorak gembira, termaksud Dinda yang sejak tadi menyebutkan nama Nickolas, bahkan Dinda berkali-kali cerita bahwa sejak awal pertandingan di mulai, Nickolas sudah mencetakan goal dua kali, tanpa aku sadari juga, cetakan goal terakhir ternyata Nickolas juga yang melakukan. Entah senang atau merasa males mendengarnya, mungkin jika bukan Nickolas yang bermain aku bakal senang mendengar kemenangan dari tim futsal SMAN 08, tapi karena Nickolas yang bermain aku jadi males, terutama lagi dia sudah mengalahkan Randy pacarku.

Aku masih memandangi Randy yang sedang berkumpul bersama tim Futsalnya, niatnya aku ingin segara menghampirinya, untuk membicarakan soal kekalahan yang sama-sama kita dapat hari ini, tapi saat aku ingin turun kebawah, Dinda memberhentikan langkah kakiku.

"Ray liat itu..." Dinda menunjuk kearah Nickolas yang sedang memegang selembar kertas putih bertulis,
"kemenangan ini untuknya"
Aku tidak tahu pasti kenapa dia tulis seperti itu dalam kemenangannya, tapi untunglah, aku rasa itu bukan di tunjukan untuk aku.

"Udah, kaya nggak tahu Nickolas aja, paling dia nunjukin buat pacarnya, atau mungkin mantannya." Ucapku, sambil menarik lengan Dinda. terasa berat, ya Tuhan pantas saja berat, ternyata Dinda masih belum berajak dari tempatnya,

"Rayya ih liat tuh.." ucapnya lagi.

"Ih gue bilangin Dayhan lo, menel banget liatin Nickolas mulu." Ancamku, masih tetap berusaha menarik lengannya agar dia beranjak. "Ih cepet liat dulu, gak beres nih Ray." Ucapnya serius.
Kali ini dengan malasnya aku kembali melihat kearah lapangan. Saat ini bukan Nickolas yang aku lihat tapi Randy. Pada saat itu perasaan aku hancur, kepercayaan yang selalu aku yakini seketika musnah.

"Itu kan si knalpot bocor, si kapten basket tadi kan Ray ?" Tanya Dinda.

Aku hanya terdiam, aku masih terus memandangi kemesraan mereka berdua, ya aku lihat cewek itu sedang membasuh keringat Randy tepat di wajahnya, bahkan Randy sempat tertawa bersama dengannya.

Ingin rasanya aku teriak dari atas sini: Randy kita putus, atau mungkin Randy aku nggak mau mengenal kamu lagi !
Tapi aku rasa nggak mungkin, mau dikata apa aku, jika teriak seperti itu, yang ada untuk sebulan kedepan aku bakal di jadiin bahan gosip.

"Wah gila tuh cewek, sekarang segala ngasih Randy bakso lagi, samperin yuk, biar tuh bakso gue siram ke muka sih knalpot bocor." Geram Dinda.

Sejenak aku merasa setuju dengan apa yang di bicarakan Dinda, tapi nggak mungkin juga aku melakukan itu, yang ada aku bisa di keluarkan dari sekolah, karena melakukan ke kerasan.

"Biarin aja ! Karma masih berlaku. Gue mau ke UKS aja, lo mau ikut ?"

Dinda menggeleng sambil tersenyum dan memegang perutnya, aku tahu pasti Dinda sudah merasa lapar dan dia harus ke kantin untuk mengisi perutnya.

"Yaudah gue ke UKS ya." Aku pun segera pergi meninggalkan Dinda, jalan koridor masih ramai dengan orang yang berlalu lalang, sesekali dari mereka ada yang menggodaku, dan membicarakan kekecewaannya dengan tim aku yang kalah, tapi siapa yang peduli, seenggaknya aku sudah membuktikan dengan bermain yang baik dan bermain dengan cara sportif.

Cinta Beda RasaWhere stories live. Discover now