#2

281 11 5
                                    

"Dia mungkin tidak hebat, tapi meskipun begitu dia selalu bisa membuat aku senang meskipun dengan hal dan cara yang sederhana."

(Dilan)

♡♡♡

~Rayya~

Aku suka melihat langit di malam hari. Bintang-bintang, sinar bulan, terkadang kunang-kunang sering keluar menunjukan cahaya hijaunya untuk menemani malamku, di saat itulah aku merasa sangat bersyukur atas karunia tuhan yang terindah.

"baru jam segini udah keluar aja ? Emangnya udah ngerjain PR ?" Tanya Fadil yang tiba-tiba muncul, lalu duduk di ayunan tepat di sampingku.

Ayunan ini sangat bersejarah bagiku, ayahku sengaja buatkan spesial untuk aku dan kak Verra.

Aku menepuk pundak Fadil, karena kelakuan Fadil yang tiba-tiba muncul, selalu membuatku terkejut. Aku menggeleng, tersenyum menatap sahabat kecilku itu, lalu bersandar di pundaknya.

"Fadil ?" Aku menyebut namanya dengan pelan. "Kapan lo punya pacar ?" Tanyaku jahil. Dia langsung mengangkat kepalaku agar menjauh dari pundaknya.

Aku pikir Fadil harus merasakan jatuh cinta. Fadil memang paling ahli menaklukan jawaban dalam semua pelajaran, tetapi dalam urusan cinta Fadil selalu payah. Dia tidak pernah dekat dengan seorang wanita selain dengan aku, berkali-kali aku berusaha mengenalkan teman wanitaku ke dia, tapi yang ada hanyalah sifat dingin yang dia berikan. Padahal Fadil mempunyai wajah tampan, terutama lagi jika dia sedang menaiki motor ninja hijau kesayangannya, dia terlihat lebih keren, belum lagi ke pintaran dan prestasi-prestasi yang Fadil miliki, semua pasti bangga padanya, terutama para-para wanita saat melihatnya.

Dan sejujurnya, semakin Fadil dewasa aku merasakan perbedaan pada wajahnya yang semakin tampan. mungkin saja jika aku tidak berpacaran bersama Randy ataupun janji aku dengan Fadil, mungkin bisa saja aku suka padanya.

Aku dan Fadil memang sudah mempunyai janji saat kita masuk sekolah menengah pertama, aku dan Fadil berjanji tidak boleh jatuh cinta di antara kita. Janji itu tiba-tiba muncul karena cerita kak Verra dengan kedua sahabat mereka, Nadia dan David, persahabatan mereka hancur karena kak Verra menyukai David, begitu juga dengan Nadia, tapi sayangnya David lebih memilih Nadia di bandingkan Verra, dan dengan seketika persahabatan mereka sejak SD hancur begitu saja.

Bukan hanya dari pengalaman kak Verra saja, tapi juga aku dapatkan ceita itu dari beberapa novel yang aku baca, yang kebanyakan membahas cerita persahabatan yang sudah bertahun-tahun lamanya, bakal kandas tak berarti dikarenakan saling jatuh cinta pada sahabatnya sendiri. Sungguh di sayangkan.

Fadil menepuk jidat aku dengan pelan, tapi tetap saja membuatku merasa kesakitan, "sudah berapa kali gue bilang, jatuh cinta itu datangnya tiba-tiba, nggak boleh di paksa apalagi di perjodohkan." Ucapnya kesal.

Aku mengerutkan dahiku, merasa tidak setuju dengan perkataannya, "jatuh cinta itu proses, lo lupa ? kan lo sendiri yang ngenalin gue ke Randy, dan gue berusaha menjalanin proses itu, sampai akhirnya gue jatuh cinta sama Randy." Ucapku.

ini hal yang paling aku nggak suka dari Fadil, dia selalu menghiraukan perkataanku jika bicara soal cinta, dengan cara berpura-pura memainkan gitar miliknya.

Dalam keadaan seperti ini, aku terpaksa aku harus bicara disamping telinga Fadil agar dia mengerti,
"Ibarat kata, lo ingin cinta, tapi takut jatuh cinta. But you know what ? Kadang-kadang lo harus terjun dan jadi basah untuk tau air, bukan cuma nonton di pinggir dan berharap keciprataan, paham !" Tegasku

Cinta Beda RasaWhere stories live. Discover now