#12

103 9 0
                                    

"Kadang orang sering mengaku menyukai sesuatu, tetapi nggak bener-bener menyukainya."

(Remember When)

♡♡♡

~Rayya~


Harum bunga mawar merah selalu melekat dikamarku, suara musik dari album 5 second of summer, terdengar jelas di kamarku, terbaring di tempat favorit saat lelah seperti ini rasanya nikmat sekali, apalagi dengan kondisi hujan yang cukup deras diluar sana.

Suara hujan selalu mengingatkan aku dengan papa, dulu papa selalu bilang suara hujan bisa membuat seseorang tenang. Papa sedang apa disana ? Rayya sama kak Verra kangen pah.

"De... Rayya ? Ihh budek" teriak kak Verra

Aku tersadar dari lamunanku, "maaf kak nggak denger, kenapa ?"

Kak Verra hanya membalas dengan senyuman, aku tahu jelas senyuman itu, pasti senyuman kebahagiaan.

"De kamu setuju kan kalo kak Daffa jadi anggota keluarga kita ?" Ucap Kak Verra, sudah aku duga pasti kabar gembira.

"...kak Daffa mau ngelamar kakak Ray." Sambungnya lagi.

Aku terkejut, sungguh ini benar-benar kabar bahagia. Jelas sejak kak Verra pacaran dengan kak Daffa, kak Verra selalu terlihat bahagia, hidupnya berjalan dengan teratur, begitu juga dengan kak Daffa, dia pria yang sopan, penyayang, dan baik.

"Setuju kak, aku yakin papa juga setuju." Ucapku bahagia. Dulu sebelum Tuhan memanggil papa, papa sudah mengenal kak Daffa begitu dekat, dan almarhum berkali-kali memberi mereka lampu hijau untuk segera menikah.

Kak Verra langsung memelukku dengan erat, aku tahu dia bahagia.

"Makasih adikku sayang, kakak bahagia." Ujar kak Verra sambil memberiku kecupan hangat tepat di pipiku, lalu pergi keluar kamarku.

Suasana kamar kembali hening, kata-kata bahagia yang terdengar dari kata kak Verra tadi, mengingatkan aku dengan perkataan Nickolas tadi siang, nggak habis pikir kenapa di bisa memastikan aku bahagia jika bersama dia. Padahal aku tidak pernah kenal dengannya, aku rasa dia juga tidak mengenalku, kita mengenal sejak main basket bersama, itu pun hanya lima belas menit, sebelum aku dipanggil Fadil untuk pulang, tapi dengan mudahnya dia bilang bisa membahagiakan aku, dasar cowok playboy, mudah sekali merangkai kata.

Aku selalu bahagia bersama Randy, walau kenyataan nya Randy memang tidak pernah menunjukan rasa bahagianya saat bersamaku, beda dengan aku yang selalu merasa bahagia jika dekatnya, berarti jelas kebahagiaan aku hanya saat bersama Randy.

♡♡♡

~Randy~


Tiga bulan menjelang anniversary yang ke dua tahun, aku sedang memikirkan gimana caranya Rayya bahagia, entahlah aku merasa, selama aku pacaran dengannya, aku tidak pernah membuatnya bahagia, terkadang aku suka berfikir, sepertinya aku bukan orang yang cocok untuk Rayya.

Kupandangi foto aku bersama Rayya di dinding kamarku, foto itu diambil saat anniversary kita, itu pun kita rayakan di rumah sakit bersama anak-anak pengidap leukimia.

"Ran cokelat dikulkas kamu beli banyak-banyak buat apa ? Nenek nggak suka cokelat, emang kamu mau nenek sakit gigi ?" Tegur nenek yang datang secara tiba-tiba.

"itu untuk Rayya nek, nanti Randy mau cetak cokelatnya, nenek punya cetakan cokelat kan ?" Tanyaku, aku memang sudah berniat untuk membuatkan nya cokelat beraneka bentuk dan rasa dan isian yang berbeda-beda. Aku rasa, cara ini mungkin bisa membuat Rayya senang, bukan hanya senang, seengganya dia bisa tersenyum, karena aku suka melihat senyumnya.

Cinta Beda RasaWhere stories live. Discover now