#7

123 10 2
                                    

"Mungkin ada benarnya juga buku - buku itu bilang. Orang - orang yang jatuh cinta terkadang terbelenggu oleh ilusi yang diciptakan oleh hatinya sendiri."

(Berjuta Rasanya)

♡♡♡

~Rayya~

Tidak ada kata bosan untuk memandang orang yang kita sayang. Sejak tadi aku selalu menatap Randy yang sedang fokus menyetir, sesekali aku mencubit lengan dia, berusaha agar dia memandangiku.

"Mau ketemu nenek." Perintahku. Sudah lama juga aku tidak bertemu nenek dan kakek nya Randy, aku kangen. Lagi juga ini salah satu cara agar bisa berlama-lama dengan Randy. Jika Randy langsung mengajak aku pulang, yang ada aku disuruh istirahat dan dia bakal pulang.

Randy hanya tersenyum, sepertinya dia setuju. Aku suka senyuman itu.
"Kamu kangen aku ?" Tanyaku, aku ingin tahu apa jawaban Randy.

"Sudah aku buktikan aya." hanya itu jawaban Randy, aduh ini orang terbuat dari apa sih, kayanya susah banget memancing Randy untuk bilang I miss you, atau I love you. Nggak Randy, nggak Fadil mereka samanya, cuek terlalu dingin.

Tapi aku paham kok apa yang dimaksud dengan jawaban Randy itu, dia sudah membuktikan rasa kangennya untuk menjemput aku kesekolah, dan rela meninggalkan les untuk hari ini.

Akhirnya sampai juga di rumah Randy, aku sudah melihat nenek yang sedang duduk di teras sambil memandangi kebun kecilnya yang dia rawat sendiri. Kata Randy, nenek senang sekali menanam tanaman, terutama menanam bunga, memang sudah terlihat jelas jika sudah memasuki pintu gerbang rumah Randy, semua halaman dipenuhi dengan beberapa banyak bunga, dan pohon-pohon lainnya yang terurus sangat rapih.

Ada hal yang lebih romantis dan lucu saat nenek bilang padaku pada awal aku berpacaran dengan Randy, nenek bilang saat dimana aku menerima Randy sebagai pacar, Randy dengan girangnya ketika pulang kerumah dia sambil membawa pohon bunga mawar merah, dia bilang pohon ini harus ditanam oleh tangan dia sendiri, dan benar saja pohon itu masih terlihat segar, bunganya pun selalu tumbuh dengan cantik, bahkan nenek pernah melihat Randy berbicara dengan pohon itu, Randy bilang: pohon kamu harus tetap hidup, kamu harus tetap berbunga, aku akan jaga kamu, seperti aku yang selalu jaga Rayya. Saat nenek cerita seperti itu, aku tertawa tidak berhenti-henti. Nenek bilang juga Randy pernah memetik bunga itu buat aku. Hahaha sangat tidak modal.

"Nenek ?" Teriak ku. Aku peluk nenek dengan eratnya. Nenek pun kembali memelukku.

Aku segera diajak nenek masuk kedalam, aku pun menurutinya, dan meninggalkan Randy begitu saja, aku yakin pasti dia sedikit kesal dengan sifat nenek yang selalu lupa dengan cucu nya jika aku datang berkunjung, tapi aku senang, nenek selalu menyambut aku dengan ramah jika ke rumah Randy.

Nenek bilang sudah jauh-jauh hari, nenek menyiapkan semua bahan baku untuk membuat kue jahe cookies ketika aku datang, semua itu nenek lakukan agar aku kelak bisa membuat kue untuk Randy, karena Randy suka sekali kue buatan nenek.

Satu persatu aku di tunjukan bahan-bahan untuk membuat kuenya, lalu nenek menyuruh aku untuk mencampurkan bahan satu ke bahan yang lainnya. Aku merasa senang sekali andai saja bunda dan mama saat ini ada bersama aku, mungkin lengkap sekali rasa kebahagiaan ini.

Sesekali aku mengintip Randy yang sedang fokus belajar di ruang tengah.
Aku tersenyum menatap keseriusannya jika sudah bertemu dengan buku-buku, yang sudah dia anggap sebagai pacar keduanya. Mungkin.

Hampir setengah jam aku bersama nenek di dapur, kue sudah siap masuk oven, sambil aku menunggu, aku meminta nenek untuk menceritakan kenapa Randy sampai suka sama kue jahe ini. Nenek bilang, waktu Randy di undang untuk datang ke acara natal di rumah temannya, dia melihat sekeliling isi rumah temannya itu, mungkin saat itu Randy sedang memperhatikan hiasan-hiasan di pohon natal, lampu pernak-pernik bernyalah dengan indahnya di setiap sudut rumah, tetapi yang paling dia suka dari khiasan semua itu adalah kue jahe yang berbentuk santa dan orang-orangan, tanpa sadar dia mengambil kue itu tanpa sepengetahuan bundanya, dengan lahap Randy makan sampai kue yang disediakan untuk tamu, abis tak tersisa oleh Randy.

"Itu sangat memalukan nenek." Ucapku pelan agar Randy tidak mendengar ucapanku.

Teng..

Suara oven sudah terdengar, artinya kue sudah matang, wangi jahenya terasa harum.

Randy memandaiku saat aku memberikan kue kesukaannya,
"Bikin aya nih" tawarku.

"Emang iya nek ?" Tanya Randy seolah tidak percaya. Aku lihat nenek pun hanya tertawa saja, aku berharap nenek menjawab iya, walau pun aku memang tidak membuatnya sendiri.

♡♡♡

~Fadil~


untuk pertama kalinya gue nggak pulang bareng Rayya, tapi yasudahlah harus rela, Rayya kan juga sudah punya pacar, jadi berhak dia di antar jemput pacarnya. Anehnya lagi kenapa gue hari ini manja banget, segala minta antarkan Yura untuk beli komik, padahal hal itu selalu gue lakukan sendiri.

Tapi nggak apa-apa juga sih di temenin Yura, jadi gue bisa minta pendapat dia soal komik-komik indonesia yang sedang ngtren.

Selama di perjalanan gue dan Yura bercerita banyak hal, apapun yang dia bicarakan gue pun mengerti, kenapa ? Karena selera kita sama. dari soal buku komik, film, buku novel, dan musik. Gue ngerasa senang saat berjalan bersama Yura, mungkin dulu gue sempat tidak menyukai dia tapi lama ke lamaan Yura justru membuat gue nyaman. Dan gue merasa bersalah sudah menilai dia hanya dari luarnya saja, tapi ternyata dari dalam diri dia, justru membuat gue selalu senang.

Hari sudah menjelang malam, gue duduk di ayunan buatan almarhum papa Rayya. sejak tadi gue sudah menunggu Rayya, ditemanin tante Tia. Tidak lama mobil Randy datang, raut wajah Rayya terlihat jelas kebahagiaannya.

"Mama maaf aya jadi pulang malem" ujar Randy. gue sedikit mendengar pembincangan antara Randy, Rayya dan tante Tia, mereka bertiga tertawa bersama, sejak awal Randy datang gue melihat tante Tia selalu merangkul Randy, seolah-olah Randy sudah di anggap sebagai anggota keluarga Rayya. Gue nggak merasa menyesal sudah mengenalkan Randy ke Rayya, Randy menang baik dan dia pantas membahagiakan Rayya.

"Fad sini." Seru tante Tia. Aku hanya menjawab iya lalu melambaikan tangan ke arah Randy, tapi gue tetap tidak mendekat ke mereka bertiga, gue hanya pura-pura sibuk memainkan ponsel.

"Mama, Randy pulang dulu ya, assalamualaikum." Wah gue denger Randy mau pulang, gue segera menghampiri mereka.

"Bunga mawar lagi ?" Ledek gue saat mobil Randy sudah mulai menjauh.

Rayya hanya merespon gue dengan senyuman, sambil berjalan menuju ayunan, dan mulai mengayun pelan dengan kakinya sendiri.
"Senang Fadil." Ujarnya.

"Senang kenapa ?"

"Senang akhirnya lo jalan bareng Yura juga." Ledek Rayya, sambil tertawa meledek gue. Sebenarnya gue juga mau bilang ke Rayya kalau gue juga senang abis jalan sama Yura, walau hanya ke toko buku, dan gue juga senang melihat Rayya senang seperti saat ini. Rayya mulai menyandarkan kepalanya di bahu gue, dia cerita banyak hal soal hari ini, dia bilang Randy berubah jadi romantis saat-saat ini, dia bilang Randy lebih sering ngbela-belain waktunya untuk dia, dia bilang hari ini dia berkunjung ke makam papa nya bersama Randy, dan juga dia bercerita soal nenek Randy yang super gaul.

"Fadil terima kasih, sudah bawa Randy ke hidup gue, gue bahagia Fad." Ucapan Rayya kali ini buat gue bahagia, gue bahagia melihat Rayya bahagia, karena gue tahu Rayya sulit sekali bahagia saat papa nya meninggal, dan gue akhirnya bisa kembali melihat senyum kebahagiaan di bibir Rayya.

♡♡♡

Cinta Beda RasaWhere stories live. Discover now