"Sya."

"Kenapa, Mas? Jungkook gapapa kan?"

Rafa diem bentar.

"Jungkook udah balik ke Jakarta dari 3 hari yang lalu."

"Hah?"

"Jungkook nggak ada di sini, Sya. Dia udah pulang."

"Mas..."

"Sya, lo gapapa kan?"

"Sya?"

"Keisya?"

"Mas, aku pamit pulang ya. Dadah." Keisya pergi gitu aja tanpa nunggu jawaban apapun dari Rafa.

Jungkook udah pulang? Kenapa? Kok cepet banget? Kenapa Jungkook nggak pamit dulu kalo mau pulang ke Jakarta? Kenapa nggak ngasih tau? Kenapa diem-diem gini? Apa Jungkook marah? Atau aku punya salah sama kamu, Jeon? Kok kamu jahat ninggalin aku gitu aja tanpa pamit dulu? Jungkook..

Keisya nggak pulang ke apartment-nya. Dia pergi ke salah satu taman yang nggak terlalu jauh dari apartment-nya. Keisya nangis di sana. Rasanya sedih waktu tau Jungkook udah pergi dari Sydney, tanpa pamit pula.

Keisya nyoba telpon Jungkook lagi, berharap semoga kali ini Jungkook angkat telpon dari Keisya.

"Angkat dong!" Keisya ngomong sendiri sambil ngusap air matanya yang dari tadi netes.

Kenapa sesedih ini? Padahal sebelumnya mereka udah pisah beberapa minggu, tapi sekarang ditinggal sama Jungkook rasanya ada yang ngilu di hati Keisya. Keisya juga kesel karena Jungkook pergi tanpa pamit.

"Jungkook angkat!"

"Ke mana--"

'Halo'

"JUNGKOOK AKHIRNYA DIANGKAT!"

'Sya, kok teriak-teriak sih? Berisik tau!'

"Kamu di mana?"

'Aku....'

"Kamu di mana?!"

'Sya, aku--.'

"Aku tanya kamu di mana? Kata Mas Rafa kamu udah pulang ke Jakarta. Itu boong kan?"

'Sya...'

"Jawab ih! Boong kan? Mas Rafa bohongin aku kan? Kamu masih di Sydney pasti."

'Mas Rafa bener, Sya. Aku udah di Jakarta dari tiga hari yang lalu.'

"Kenapa kamu pulang nggak bilang sama aku? Kenapa nggak pamit? Kamu marah sama aku? Aku punya salah sama kamu? Kok kamu jahat..." Keisya nangis lagi.

'Sya, jangan nangis.'

"Kamu mau bales dendam sama aku ya waktu itu aku pergi ke Sydney nggak pamit dulu sama kamu. Kamu mau bales aku ya, Jeon."

'Ih, nggak! Aku sama sekali nggak ada niat buat bales kamu kok. Beneran deh, Sya, kepikiran sampe situ aja nggak. Kamu kejauhan mikirnya.'

"Terus kenapa pulang nggak pamit dulu? Kamu nggak nganggep aku sahabat lagi ya?"

'Sya, nggak gitu... Aku pulang karena aku kangen sama bunda, Sya. Kamu tau kan aku nggak bisa lama-lama jauh dari bunda. Jadi ya...'

"Harusnya kan kamu pamit dulu sama aku. Kita perpisahan dulu gitu huhu aku mau peluk kamu sekarang."

'Nanti kalo kamu pulang ke Jakarta kamu boleh peluk aku sepuasnya, selama apapun, berjam-jam juga aku nggak akan marah.'

Remember Whenحيث تعيش القصص. اكتشف الآن