21

92.3K 7.2K 1.5K
                                    

Author POV's

Askar menatap Arkan yang berada di hadapannya. Ada sedikit perasaan bahagia ketika mendengar jawaban Arkan, tetapi juga perasaan sedih melihat kedua bola mata Arkan yang mirip sekali dengan Dewo. Arkan sendiri malah menunduk, menyembunyikan rona merah di pipinya yang ketara sekali. Arkan senang karena dia diberi kesempatan, tapi perjuangannya masih panjang. Dia harus membuat Askar melupakan Dewo dan jatuh cinta padanya.

Askar menggaruk tengkuknya, lalu berkata, "Boleh gak peluk lo?" 

Arkan merasakan pipinya semakin memerah, semakin panas. Malu-malu babi, Arkan mengangguk. Askar pun mendekat dan mulai memeluk Arkan.

"Dulu lo uke ya?" Tanya Arkan. Askar mengangguk.

"Berarti sekarang juga?" Arkan bertanya lagi sambil menahan tawa. Askar mengerutkan dahi lalu melepas pelukan dan menggeleng keras. "Imutan elu! Jadi elu yang jadi uke, dong!" Ucap Askar sesuai fakta. Arkan merengut imut.

"Tuhh! Imut!!" Askar tak tahan untuk mencubiti pipi Arkan sampai merah. Arkan hanya ketawa dan berusaha melepaskan tangan Askar di pipinya.

"Uhuk uhuk! Gua butuh param*ex nih! Uhukk!!!!"

Tiba-tiba masuklah gerombolan Dion dan fans-fans Arkan yang ternyata sudah mengintip dari awal Askar bilang belom bisa move on. Bahkan, mereka udah dapat 25 foto adegan pengakuan Askar yang sekarang udah kesebar di grup AA Shipper. Tindak cepet banget ye.

.
.
.
.
.

Pokoknya, setelah kejadian itu, Arkan dan Askar semakin semakin semakin daannnn semakin dekat. Ke kantin berdua, kerja kelompok mintanya berdua mulu, berangkat berdua, pulang berdua, ke WC berdua, pokoknya apapun berduaan. Itu membuat Aashi (AskarArkanShipper) benar-benar kesenengan sekaligus kewalahan karena harus menyiapkan banyak memori untuk menjepret moment-moment dua pasangan yang mulai fenomenal ini.

Seperti sekarang, mereka sedang menikmati akhir pekan terakhir sebelum mereka mulai Tryout untuk menyiapkan Ujian Nasional. Arkan duduk tenang si hamparan pasir putih pantai sembari menunggu Askar yang katanya mau beli kelapa muda. Dia sibuk menikmati pemandangan laut biru yang menyegarkan mata dan pikirannya.

"Maaf nunggu lama. Nih," Arkan menengok dan mendapati Askar kembali dengan membawa dua buah kelapa muda yang satu disodorin kearahnya. Arkan tersenyum dan menera kelapa mudanya. Askar juga senyum.

Askar menyedot air kelapanya, lalu berkata, "Bagus ya, lumayan sepi juga. Suasana yang pas buat dua-duaan."

Arkan blush dan mendorong bahu Askar pelan. Tapi, tiba-tiba rona merah di pipinya mulai hilang. Dia ingat. Askar belum bisa move on dari mantannya. Ah, pasti tadi cuma gombalan yang gak ada artinya buat Askar.

"Kok diem? Gak suka kelapa mudanya? Atau pemandangannya kurang bagus? Mau ganti ke pantai lain?" Askar bertanya berbagai macam pertanyaan kepada Arkan karena menyadari lelaki di sebelahnya ini terdiam setelah perkataannya. Arkan menggeleng dan mulai menyedot air kelapanya. Askar merasakan gelagat aneh dari Arkan. Ia pun meletakan kelapa muda di sampingnya dan mendekati Arkan.

Sambil memeluk pinggang Arkan, Askar bertanya lembut, "Kenapa, hm?" Arkan berjingkat kaget dan melihat ke sekitar. Takut-takut kalau ada yang lihat.

"Nanti ada yang lihat. Lepasin, ah!" Ucap Arkan sambil berusaha melepaskan pelukan Askar di pinggangnya. Askar tersenyum genit dan lebih mengeratkan pelukannya.

"Itu bukan gombalan kok, gua serius. Lo mau bantu gua, kan?" Ucap Askar pelan lalu mengecup pipi Arkan yang sekarang sudah sepenuhnya merona. Arkan mengangguk dan meletakan kepalanya di atas bahu Askar. Mereka berduapun menikmati pemandangan siang hari di pantai sepi ini. Gak peduli orang-orang melihat atau memandang dengan aneh. Selama cinta masih ada di hati mereka berdua, apa salahnya?

Setelah puas menikmati pemandangan pantai dan seusai melihat sunset mereka kembali ke hotel. Arkan duluan mandi karena gak tahan dengan bau kecut di keteknya, sedangkan Askar sedang duduk sambil memainkan gadgetnya. Ia sibuk melihati foto selfie yang di ambil selama di pantai tadi. Tersenyum saat membuka foto dimana Arkan sedang berpose sok manly dengan background ombak yang seolah akan menerjang tubuhnya. Ada lagi saat sunset, Askar memeluk Arkan dari belakang dan meminta seseorang untuk memotret mereka berdua. Ia segera mengganti wallpaper gadgetnya menjadi foto mereka berdua.

Askar sendiri mulai merasakan lubang di hatinya sudah mulai menutup. Hatinya kini sudah mulai menerima Arkan. Dia sudah memantapkan hatinya, Arkan sudah sukses membantunya melupakan Dewo. Askar tersenyum cerah. Ya, Askar sayang sama Arkan. Cinta.

"Gua udah selesai, lo mandi gih." Arkan melemparkan handuk dan mengenai muka Askar. Askar mendengus lalu bangkit menuju kamar mandi. Sebelum itu, Askar mendekati Arkan dulu. Wangi. Itu kesan pertama yang muncul di pikirannya. Arkan terlihat waspada.

"Mau apa lo?" Tanya Arkan judes. Askar sendiri masih mendekati Arkan dengan senyum 'anu'nya. Dengen kecepatan ala flash, Askar mencium bibir Arkan dengan lembut. Arkan kaget setengah mati. Gila. Hatinya dag dig dug. Ciuman Askar lebih lembut, bahkan sangat lembut dibandingkan ciuman pertama atau kedua mereka yang di sengaja. Kali ini ciuman Askar membuat Arkan terbang spai rasanya gak mau balik lagi.

Askar mencium lembut bibir Arkan. Sesekali melumat, sesekali menjilat. Arkan pun dengan ragu mulai membalas ciuman Askar. Badan mereka berdua pun mulai saling menempel. Tak ada jarak diantara mereka. Karena diantara mereka berdua gak ada yang punya dada menonjol. /apalah/ Askar melumat bibir atas lalu berganti bibir bawah. Tangannya mulai nakal masuk kedalam kaos Arkan. Arkan yang menyadari itu langsung tersadar dan melepaskan ciuman. Askar terlihat kecewa.

"Gak boleh lebih dari ciuman. Nanti kalau udah lulus dan lo masuk dalam 20 besar di seluruh sekolah, baru boleh." Ujar Arkan mantap. Askar terbelalak. Demi satu lubang, dia harus bekerja keras seperti itu?

"Oke oke, gak masalah. Demi lo apa yang gak sih." Askar mengecup bibir Arkan kilas dan mulai menancap gas menuju kamar mandi. Arkan tersenyum sekilas. Sekarang rasanya dia ingin teriak sepuas-puasnya. Dia bahagia!

.
.
.
.

Kini Askar dan Arkan duduk di sebuah restoran romantis di daerah sekitar pantai yang tadi siang mereka kunjungi. Suasana benar-benar romantis, apalagi didukung dengan alunan piano yang dimainkan oleh seorang cewek cantik. Arkan terharu. Sekarang rasanya ingin meluk Askar dengan erat.

"Kalau gak ramai nih, gua meluk elu sekarang. Suasananya mendukung!" Ucap Arkan pelan. Askar pun tersenyum ganteng.

"Nanti ya, dihotel. Lo boleh peluk gua sepuas lo." Askar mengusap rambut Arkan sayang.

Gak lama kemudiam, makanan mulai tersaji di depan mereka. Arkan tersenyum lebar kala melihat sebuah lobster besar di hadapannya. Kepiting jumbo dan udang saus padang kesukaannya. Askar menahan tawa melihat ekspresi norak Arkan.

"Lo kurus, tapi nafsu makan besar ya. Nih," Askar mengambilkan 3 lobster kecil untuk Arkan, membuat Arkan cemberut. "Maunya yang besar!" Ujar Arkan.

"Yang 'kecil' harus dapat yang kecil. Yang 'besar' harus dapat yang besar. Hahahaha!" Setelah itu Askar ngakak sampai perutnya hampir kram. Arkan sendiri malas dan mengambil kepiting jumbo lalu menyumpalkan capit kepiting itu ke mulut Askar. Sekarang, gantian Arkan yang ketawa ngakak.

Drrtt... drrtt..drrtt

Gadget Arkan bergetar di sakunya. Ia mengelap tangannya dengan tisu dan segera mengangkat panggilannya. Dari Salsa.

"Bang... Jeremi... dia, dia, balik..." ujar Salsa dengan sedikit terbata. Arkan terkejut. Askar menatap Arkan dan bertanya, "Kenapa?"

Arkan tidak menjawab. Dia masih diam dengan ekspresi terkejutnya.

T
B
C

Mohon maaf jika ada kesalahan, seperti namanya kebalik atau apalah. Ini updatean terakhir sampai gua UN ya, gua UN tanggal 9 Mei. Wkwkwk, semoga sabar ya. Sayang kalian~ /lopelope di udara/

My Brandal Boy√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang