17

96.5K 7.7K 994
                                    

Special nih. Ada new couple lagi. Ada pengakuan juga wkwk. Cuss bacaa yok. Vomment jan lupa~

Rian POV's

Setelah insiden pembongkaran rahasia gua gara-gara mulut ember orang yang duduk disebelah Arkan, kini kita semua udah sampai di Pura Tanah Lot. Tempat pertama kita di Bali. Si Dika dari tadi dieemm mulu, kayak gak antusias gitu. Gua pijat kening gua dan hadep ke dia.

"Kayaknya berat banget ya buat lo?" Tanya gua lirih. Bus sepi, semua orang udah pada turun. Cuma tinggal gua sama Dika.

Dika diem. Gak jawab pertanyaan gua. Gua menghembuskam nafas panjang nan berat.

"Turun yok? Percuma kita bayar mahal-mahal kalau lo gak mau turun." Ajak gua dengan senyuman. Lalu gua pegang tangannya dan gua elus. Dia natap gua dengan ekspresi rasa bersalahnya. Gua cuma senyum.

"Maaf." Ujarnya singkat, tapi ngena banget buat gua. Dia mendekat dan meluk gua. Gua senyum lagi dan elus rambutnya.

"Iya. Aku tau." Ekspresi rasa bersalahnya itu buat gua sedih banget. Gua lepas pelukannya dan cium keningnya lembut. "Ayo turun." Gua elus pipinya dan gandeng tangannya. Dia senyum lebar. Alamak, senyumnya. Rasanya pen gue cipok plus serang disini. Astagfirullah. Sabar sabar.

Iya iya, gua tau kalian pasti bingung tiba-tiba gua jadian sama Dika gini. Iya gua ceritain kok sekarang.

Sehari sebelum ujian

Gua mondar-mandir dari ruang tamu ke kamar gua, balik ke ruang tamu, balik ke kamar lagi, gitu terus sampe 20 kali. Gua kenapa? Gua lagi bingung! Besok udah ujian, gua gak punya catetan sama sekali. Harus tanya sama siapa gua? Kevin? Otaknya sama-sama dongkol. Askar? Dongkol juga, udah pasti juga dia sama Arkan.

Ah, masih ada satu sahabat gua. Sip, langsung gua Line,sms,bbm,whatsapp,ktalk,dan email. Setdah, banyak amat ye? Biarin pokoknya sekarang gua lagi bingung!

Ting!

Ada bbm masuk.

Dika Wersana : Gimana bro? Gak perlu lo hubungin gua ke semua sosmed gua kali.

Gua senyum sejenak.

Rian Pamarta: Hehe, gua lagi bingung bro. Gua ke rumah lo sekarang!

Gua buru-buru nyamber jaket dan kunci motor terus ngebut otw rumah Dika. Gak berapa lama, sampailah gua di depan runah dengan pagar warna coklat yang tingginya hampir 1 meter. Gua turun dan gua pencet bel di pagernya sambil bilang, "Dikaa!! Dikaa!! Main yokkk!!!!"

Dari pintu, terlihat seorang cowok dengan celana boxer, kaos selengan dan sandal colongan dari hotel, yang selop itu. Gua senyum dan melambaikan tangan ke Dika. Dia berlari kecil dan membukan pagar untuk gua.

"Ada apa sih?" Tanyanya sambil mempersilahkan gua masuk. Gua ketawa pelan dan jawab, "Besok kan ujian. Gua gak ada catatan hehehe..."

Dika tetap berjalan di depan gua dan berhenti ketika ada sebuah pintu didepannya. Kamar Dika. Dia masuk dan gua pun mengekorinya.

"Oke dah, lu tunggu disini. Gua ambilin makanan dan minuman dulu."  Ujarnya dan meninggalkan gua sendiri di kamarnya. Gua pun memutuskan untuk melakukan tur kecil di kamarnya yang agak luas ini.  Ada sebuah lemari buku di pojokan dan gua tertarik dengan satu buku yang warnanya menonjol daripada buku lain. Sampul bukunya pelangi dengan satu cowok yang sedang berdiri dan tersenyum lemah. Buku apaan ya? Demi menuntaskan rasa penasaran, gua buka buku ini dan kaget ketika sebuah foto jatuh tepat di depan kaki gua. Foto gua? Sama Dika? Gua ambil foto itu dan mulai baca buku bersampul pelangi. Sial. Buku gay. Gua buka halaman terakhirnya dan ada tulisan panjang dipojokan. Ya kalau di buku pelajaran, termasuk kolom catatan lah.

My Brandal Boy√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang