Fifteenth

761 60 2
                                    

Di koridor yang lengang, Dara dan Anya berjalan bersisian. Anya memainkan ponselnya, tepatnya menunggu chat dari Gerald. Sementara Dara memilih menatap jalanan di depan.

Saat berbelok di ujung koridor yang terhubung langsung dengan parkir sekolah, Dara melihat Gerald sedang bersandar di motor ninjanya yang terparkir di salah satu sisi parkiran. Dara lalu menyikut lengan Anya, membuat gadis itu hampir saja menjatuhkan ponselnya.

"Gerald. Ngapain dia diem disana?. Setau gue, ekskul silat hari jum'at, bukan sabtu." Ucap Dara, menunjuk Gerald dengan dagunya.

Anya bergidik, bersikap acuh bahkan saat fikirannya di penuhi rasa ingin tau.

Anya kembali sibuk dengan ponselnya. Dengan satu tangan, ia mengirim pesan kepada Gerald.

Ngapain lo diem di sana?

Send.

Dari kejauhan, Anya melihat Gerald merogoh saku celana abu-abunya. Sejenak, Gerald berbalik dan tatapannya menyapu pelataran parkir sekolah, membuat Anya menghentikan langkahnya begitu mata mereka bertemu.

Lalu,Gerald tersenyum tipis tanpa ia sadari.

"Gue pulang duluan ya! Bye!" Dara tiba-tiba berlari menjauh dari Anya setelah melambaikan tangannya.Sementara Anya terdiam. kehabisan kata-kata.

Gerald melambaikan tangannya, mimik wajahnya seakan meminta Anya untuk mendekat.

Anya berjalan dengan otomatis, kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku jaket.

Saat mereka sudah berhadapan, Gerald mengambil salah satu helm di motornya, berjalan mendekati Anya dan memakaikan helm pada gadis itu.

Cleck!

"Sip." Gerald membenarkan letak jaket Anya, membuat bahu Anya bergerak pelan. "Ayo naik." Perintah Gerald setelahnya.

Cowok itu berbalik, menaiki motor Ninjanya lalu memakai helm. "Ayo naik, Anya." Perintahnya lagi.

Lagi-lagi, gadis itu patuh. Anya merasa heran karena saat ini Gerald  berhasil mengendalikan kerja otaknya.

Dia bukan cuma ada di otak gue, tapi dia juga mengendalikan fikiran gue. Batin Anya.

Anya lantas naik ke atas motor dalam sekali gerakan. "Udah." Ucapnya, memeluk pinggang Gerald lalu tersenyum canggung.

Gerald merasakan jantungnya yang tiba-tiba berdetak sangat kencang. Dia memejamkan mata sambil meneguk ludahnya karena tenggorokannya tiba-tiba mendadak kering.

Kenapa reaksi tubuhnya bisa sehebat ini?

***

Gerald sepenuhnya fokus pada Anya saat gadis itu memasuki halaman rumah Sarah,tempat di laksanakannya acara utama.

Gadis itu memakai mini dress berwarna pink soft, dengan detail di pinggangnya. Rambut cokelat sepinggang Anya di gerai. Gerald sempat mengumpat karena malam ini Anya begitu mempesonanya. Sangat sangat mempesona.

Saat Gerald ingin menghampiri Anya, ia memutuskan untuk pamit terlebih dahulu pada Sheila. Maka, ia berjalan ke arah Sheila yang saat ini kebetulan bertemu dengan teman SDnya. Saat Sheila menyadari bahwa Gerald berdiri di sampingnya, langsung saja ia menghadap laki-laki itu dengan cengiran di wajahnya.

"Sha, gue bosen disini. Pengen ngumpul sebentar." Bisik Gerald dengan nada frustasi yang di buat-buat.

"Oke. Tunggu sebentar." Sheila kembali bergabung dengan teman-temannya. Gadis itu nampak melempar senyum seraya menaruh gelas kosongnya di meja terdekat.

YOUOn viuen les histories. Descobreix ara