First

3.1K 122 3
                                    

"Anya! inget berkedip!" bentak Dara, menutup mulut Anya yang setengah terbuka.

Sadar, Anya berkedip satu kali. "apaan sih Ra, ganggu aja. gara-gara gue berkedip, gue jadi gak ngeliat Gerald masukin bola ke ring nih."

Dara menggeram, "sahabat gak tau di untung lo ya. Gue rela berjemur macem nasi kering gini juga demi lo ya, Nya. Mana bentar lagi ulangan Kimia."

Anya menoleh saat wasit pertandingan meniup lantang peluitnya, tanda pertandingan basket yang sudah berjalan beberapa menit ke belakang telah berakhir. "Gampang" Ucap Anya cuek seraya mengibaskan tangannya di depan wajah Dara.

"Gue tau kok, gue tau. Yang naksir sama Gerald, si keponakannya Aristoteles."

Dara menyingkir dari tepi lapangan, bersandar di teras kelas.

"Lo mau?" susul Anya,tersenyum.

"emang boleh? kalau lo nyerah, buat gue ya?"

Anya mengedarkan pandangannya ke lapangan basket yang sudah lengang. populasi murid yang tadinya berkerumun di tepi lapangan, kini sudah mulai berbaur entah kemana. "tapi ada syaratnya."

"Syarat apa? jangan aneh-aneh ya, Nya. Gue tau lo orangnya aneh, jadi jangan ngasi syarat yang aneh-aneh ke gue, nanti gue ikutan aneh"

menoyor Dara, Anya bersungut. "aneh-aneh gini juga banyak yang suka"

"iya lah. soalnya lo jaim kalau di depan cowok yang lo suka. Apa syaratnya, Nya?"

Anya mengetuk jari telunjuknya di dagu, berfikir. Bola mata cokelatnya bergerak ke kanan kiri sebelum bola matanya membulat saat melihat satu objek. "Gue tau!"

"Apaan?" Dara mengikuti arah pandang Anya. "Astagfirullah al azim!. Gak-gak, gue gak mau. Gue udah tau maksud lo apaan. Udah ah Nya, gue nyerah. Mending gue joker daripada pacaran sama Tio. "

Anya meringis melihat Dara memasang tampang jijik. "Bukan itu kok, Ra. Lo cukup buat Tio mau jalan sama lo. Udah itu doang."

"Tapi kan, Ra. Dia itu udah punya pacar." Jawab Dara, memelas.

menoleh, Anya menaikkan kedua alisnya, "Siapa Ra?! Kok gue gak tau?"

Mereka berjalan di sepanjang koridor kelas, lalu berbelok menuju loker untuk mengambil buku paket Kimia untuk bahan ujian praktek di Laboratorium. "Lo tau, Nya. Semua orang tau kalau pacarnya Tio itu ensiklopedi. Udah ah, tu Gerald nyamperin. Gue duluan ya? inget nanti kalau udah bel, langsung ke lab. kimia. Gue duluan Nya, Rald."

Anya berbalik, nafasnya terhenti saat mendongak untuk melihat tubuh tinggi berkeringat yang menjulang di depannya. "Ha-hai, Gerald"

cowok itu hanya tersenyum, menggosok rambut basahnya menggunakan handuk kecil seraya berjalan melewati Anya.

"Lo apa kabar, tetangga?" Anya sedikit berlari demi mensejajarkan langkahnya dengan langkah panjang Gerald.

"Nanti ujian praktek kimia loh. Lo udah belajar? apa lo mau gue bilang ke guru piket supaya lo bisa dispen? atau-"

"shut up!"

Anya melotot saat Gerald tiba-tiba berbalik dan hampir menabraknya. "just shut up. Kepala gue panas, Anya. Lo gak liat tadi gue main basket panas-panasan udah kayak daging panggang?"

Anya memajukan bibirnya, "Gu-"

"Dan gue bukan tetangga lo. rumah gue beda 1 blok sama kontrakan lo, Ngerti?"

"Kalaugituguemaupindahdisampingrumahlo" Ucap Anya dengan satu tarikan nafas.

Bukan apa-apa, cuma takut omongan Anya di potong Gerald lagi.

"Anya" Geram Gerald. Anya menghela nafasnya lalu memperhatikan Gerald yang sedang mengganti baju basketnya.

MENGGANTI BAJU BASKETNYA!

Bola mata Anya membesar, bahkan lebih besar dari saat ia tidak sengaja menonton film blue di laptop kakaknya.

Tersadar, Anya memperhatikan sekeliling. para cewek genit yang berlalu lalang di sepanjang koridor kini berhenti demi mendapatkan pemandangan hot dari Austin Gerald, cowok yang sering di sebut keponakannya Aristoteles atau Cucunya Adam Smith. Yang menjadi idaman para guru karena kepintarannya dan menjadi primadona di sekolah karena ketampanannya.

Hanya satu yang tidak Anya suka dari Gerald. Dia kasar.

seperti saat Anya iseng bermain ke rumah Gerald, saat itu ibu Gerald mengijinkan Anya untuk langsung ke kamar Gerald dengan alasan Gerald tidak mau di ganggu-tidak mau bertemu Anya, tepatnya. Anya yang waktu itu masih duduk di bangku SMP merasakan shock yang luar biasa melihat pemandangan di depannya. Anya bersumpah bahwa Gerald adalah satu-satunya cowok yang tidak mempunyai perut buncit dan kurap di punggung-karena pada saat itu Anya kecil sering mengobati kurap di punggung ayahnya.

Akibatnya, Anya di tendang keluar dari kamar Gerald dan yang lebih parahnya lagi, pada saat Gerald menutup pintu, jari telunjuk Anya terjepit dan alhasil Gerald di jewer ibunya selama 1 jam.

Dan sekarang kejadian serupa terulang kembali, dimana Gerald dengan santai melepas baju basketnya dan mempertontonkan kubus-kubus di perut dan dadanya.

Dada Anya berdetak kencang sementara perutnya terasa melilit. Menelan ludah, Anya melompat ke arah Gerald lalu memeluknya seperti koala. "Jangan buka-bukaan di sini. Banyak yang nonton lo shirtless."

Tubuh Gerald menegang. Dan dengan sekali hentakan, Anya berhasil di lumpuhkan.

"Gerald!"

"Jangan coba-coba lo nyentuh gue lagi, Nya!"

Poor, Anya.

##

a.n

hi, Readers!

akhirnya setelah lama menghilang dari dunia watty karena sibuk #asek, gue kembali dengan cerita baru-padahal yang lain masih mandet.

tapi gapapa lah ya, juga gak ada yang protes, haha.

bisa di vomment kalau suka. insyaallah gue bisa lanjut lagi sebelum kamis depan.

See you

Regards,

Inaka13

22102015.

YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang