Third

1.3K 95 4
                                    

Kalian tau apa yang terjadi saat insiden pintu terkunci itu?

Anya terduduk di atas meja, bersandar pada dinding. Sementara Gerald masih bergelut dengan gagang pintu dan peniti di genggamannya.

"Kalau lo gak ngajak gue ke ruangan ini, kita pasti gak bakal terkunci disini sekarang." Celetuk Anya.

"Kalau lo gak nyari masalah sama gue, gue gak bakal ngajak lo ke ruangan ini."

"Kalau-"

"Anya! lo bisa diem kan? Lo mau peniti ini gue pake buat ngunci mulut lo itu?" Bentak gerald, membuat lagi-lagi nyali Anya menciut.

Anya terdiam, cukup lama , sampai kemudian melakukan hal konyol yang dapat menyulut emosi Gerald.

"Aku punya teman..man..man..man. Teman sepermainan..nan..nan..nan. Di mana ada dia selalu menindasku. Dia anak Galak, dan enggak punya hati..Pa-"

"Anya, lo menggonggong? Jangan ya? masih merdu gonggongan anjing tetangga sebelah rumah gue."

Anya mendelik tak terima, "Gini-gini gue juara lomba nyanyi lo."

"Siapa?" Tanya Gerald, masih mencoba membuka gagang pintu itu menggunakan peniti di genggamannya.

"Gu-"

"Nanya."

"Oke..Oke.. up to you"

Karena merasa bosan, Anya melompat dari meja dan berjalan ke arah tempat penyimpanan Eksperimen.

Tak lama, Anya kembali membawa sesuatu di genggamannya.

"Ini apa?" Tanya Anya.

Gerald menoleh dengan wajah kesalnya. "Lo bisa gak sih, diem sebentar aja?"

"Gue cuma pengen tau, Rald. Sensi banget." Anya berbalik, menaruh barang yang ia bawa dengan menghentakkan kakinya sekeras mungkin.

Anya duduk, dengan melipat kedua kakinya di atas meja. "Gue gak tau apa hubungannya gagang pintu sama peniti"

Gerald menoleh, "Jadi lo gak tau fungsi lain peniti ini?"

"Gue gak tau, karena sampai detik ini pun buktinya belum ada." Anya menekankan kata 'Belum ada' seraya melirik Gerald sekilas, lalu menoleh ke arah lain, menahan tawanya.

Merasa gerah, Gerald berdiri, membuka satu persatu kancing seragamnya dan melemparnya pada Anya.

Anya menoleh dengan kedua alis menukik dan bibir cemberutnya.

Saat mengambil ancang-ancang untuk mengomeli cowok itu, Gerald mendelik ke arah Anya, tatapannya tajam. "Kalau gitu-"

Anya menyadari pergerakan Gerald yang semakin mendekat ke arah Anya. Sepuluh menit lagi menunjukkan pukul 8 sore. Dan mereka masih terkunci disini, di Laboratorium Kimia.

"Kenapa kerjaan lo gak di lanjutin ?" Tanya Anya, was-was karena Gerald semakin mendekat.

"Lo mau ngapa-"

Gerald merebahkan dirinya di Meja dekat Anya. "Jangan ke-GR an. Gue gak nafsu sama body macem triplek kayak lo." Jelas Gerald dengan mata terpejam dan kedua tangan Gerald menyangga kepalanya.

Anya mendelik, lalu menendang pinggang Gerald yang di balas dengan geraman Gerald padanya.

"Kayak Singa, Galak banget, Bang." Celetuk Anya, "Terus sekarang kita gi-Auww"

Anya memegangi perutnya yang terasa melilit, "Rald. Tolong gue"

Tidak ada jawaban dari Gerald, lantas Anya menendang pinggang Gerald dengan sisa tenaga yang ia punya.

YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang