Part 57 -"I love you, Violin,"-

Comenzar desde el principio
                                    

"Kau akan ikut ke sana?" Tanya fans yang lain.

"Yep, aku dan temanku akan kesana," Aryana berusaha memperkenalkanku. Aku melihat ke Aryana, dia tersenyum ke arahku.

"Hai whats your name?" Tanya fans itu. Haruskah aku great mereka? Lalu Aryana tersenyum dan memberi kode untuk mempernalkanku.

"Hai im Violin," Aku tersenyum berusaha berbuat manis semanis manisnya diriku.

"Wait, i like your jacket and hat, those look like Luke's or those are Luke's?" Kata fans yang lain. Ada 3 fans disini. Mati aku, kalau sampai ketahuan ini punya Luke bagaiaman.

"Oh, sorry guys we need to go!" Aryana memgalihkan pembicaraan lalu dia menarik tanganku keluar dari mall.

"Tadi itu hampir saja." Kataku ketika kami sudah ada di mobil yang akan mengantarkan kami ke venue.

"They will know," jawab Aryana.

"What?" Aku kaget dengan kata Aryana, dan setengah aku juga tidak mengerti maksudnya. "What do you mean-"

"Violin, if after this you get hated please dont be mad at them okay?"

"Ofcourse no," jawabku sambil terkikik.

Akhirnya kami sampai di area venue. Disini sudah ramai dan banyak fans yang sudah datang. Mobil ini mengantarkan kami sampai ke depan backstage. Setelah sampai kami berdua turun dan meninggalkan barang-barang belanjaaj kami di mobil. Lalu kami segera ke backstage bertemu dengan the boys.
Kami berdua segera mencari ruang yang bertuliskan 5SOS. Setelah menemukan ruang itu kami segera masuk.

Di dalam ada the boys lengkap sedang duduk di sofa sambil mengobrol satu sama lain, dan suasana tiba-tiba hening ketika kami berdua masuk. Wait, ada Calum disana. Aku ingin mengajaknya ngobrol tapi dia sepertinya tidak melihatku sama sekali. Duduknya di sebelah Ashton.

"Hey Violin!" Sapa Michael.

"Hey," jawabku sambil tersenyum dan berjalan ke arah Luke yang melihatku sambil tersenyum. Aku menaruh tasku di sofa samping Luke dan aku merangkul lehernya dan menciumnya. Jadi aku harus menunduk karena tepatnya aku masih berdiri di belakang sofa dan Luke harus mendongak untuk menciumku.

"Ukhm.. Aku rasa aku yang menyapa Violin," Ucap Michael dan aku merasa tersindir.

Aku segera melepaskan ciumannya dan Luke tersenyum ke arah Michael, tanganku masih merangkul leher Luke lalu aku tertawa sedikit ke Michael "im sorry Michael, i love you," kataku.

Aku lalu berjalan memutar untuk duduk di sofa samping Luke. "What did you buy?" Tanya Luke lalu dia merangkulku.

"Just some clothes," jawabku.

Aku melihat ke arah Calum, dia melihat ke arahku tapi lalu dia melihat ke arah yang lain ketika aku melihatnya. Whats wrong with him? "So Luke, does your parent know about you i mean youre famous now," sejujurnya dari kemarin aku sudah ingin bilang seperti ini dengan Luke tapi aku selalu lupa.

"Why dont you call me babe? You know it feels like we just knew a few days if you say that," jelas Luke lalu aku hanya tertawa. "Okay, so my parents already know what happened to me, and they wanna meet me soon. Im gonna introduce you to my parents soon."

Ketemu orang tua Luke? Well im not ready. Aku baru ketemu dengan kakaknya Jack dan aku saat itu sangat nervous. "Meet your parents? When?"

"Maybe after this tour, after tour in Canada we're going to Sydney," jelas Luke.

Aku mengangguk dan tersenyum pada Luke. Lalu aku mengambil snapback Luke yang ada di tasku dan memakaikannya. "Pakai saat konser," suruhku.

"Okay princess." Kata Luke. Lalu dia mengambil daguku dan langsung mencium bibirku. Untuk dia memakai snapbacknya ke belakang, jadi tidak ada yang menghalangi.

Everything I Didn't SayDonde viven las historias. Descúbrelo ahora