"Gue tetep gak mau." kekehku.

Aiden menolehkan kepalanya ke arahku dan menatapku tajam, "kita bakal telat kalo sikap lo kayak gini, Skyler Collins."

"Oke oke," kataku pada akhirnya seraya mengerang kesal. "Gue gak mau tanggung jawab kalo lo sampe kenapa-napa." lanjutku sambil memakai helmnya.

Setelahnya ia kembali menyalakan motor dan menjalakannya menuju sekolah.

>><<

Yaampun! Jantungku hampir lepas akibat permainan yang dilakukan Aiden saat di jalan tadi.

"Muka lo pucet banget, lo kenapa?" tanyanya santai.

"Gue kira gue bakal jatoh dari motor lo tau gak. Lo tuh, kalo nyelip kenapa gak mikir keselamatan, sih?" ucapku seraya turun dari motor.

"Ucapan terimakasih aja udah cukup, Collins." katanya sarkastik.

"Thanks," balasku tak kalah sarkastik.

"Ke kelas bareng?" ajaknya, aku menggeleng. "Lo duluan aja."

Kebersamaanku dengan Aiden membuat siswa-siswi sekolah memusatkan pandangannya ke arah kami berdua. Mungkin terlihat aneh karena aku memang sangat jarang ngobrol dengan anak-anak sekolah, terutama Aiden adalah murid baru yang bisa dibilang lumayan. Mungkin aja mereka langsung mengira aku menyukai Aiden. Hih.

"Tapi jujur, makasih .. dan urusan selip-selipan tadi itu keren juga skill lo gak perlu ditanya lagi. It was cool." terangku.

Aku sempat melihat wajah Aiden tersenyum karena perkataanku namun senyuman itu perlahan hilang.

"Yeah cool. But just because I fucked you last night and drove you to school, it doesn't mean we're together. It was a one night stand, Sky." ucapnya keras -- seolah-olah ia meyakinkan murid Weringtown mendengar perkataannya.

Aku menatapnya tak percaya, "apa-apaan sih lo?" bisikku.

Aiden menatapku dengan pandangan tak terbaca, "sorry." katanya pelan dan bergegas meninggalkanku.

"Well, liat siapa yang dulu anti banget sama Aiden dan sekarang dengan gampangnya dia nyerahin badannya--"

"Tolong gak usah sok tau." kataku tajam pada Emma.

Sorakan dari murid Weringtown School memenuhi pendengaranku akibat apa yang aku katakan ke Emma.

Aku berjalan menuju loker untuk mengambil beberapa buku yang dijadwalkan hari ini. Setiap orang yang aku lewati, pasti langsung berbisik dengan temannya dan memberikan pandangan jijik saat melihatku.

Oh, come on. Gue gak penyakitan, dan gue bukan cewek one night standnya Aiden.

>><<

Pelajaran Mrs. Callaghan membuatku mati kutu karena situasi yang sangat caggung. Perkataannya minggu lalu yang ingin membuat kelompok yang terdiri dari dua orang, terjadi sekarang. Dan itu bencana untukku. Guess what, pasanganku adalah Aiden Blake.

"Tugas untuk kalian adalah, masing-masing dari kalian harus membuat kerajinan tangan. Bebas untuk membuat kerajinan tangan apa saja. Asalkan, kalian tau fungsi dan apa alasan kalian membuatnya di pelajaran saya." jelasnya, aku mengangguk mengerti.

"Diskusikan mulai sekarang."

Aku tidak ingin menoleh sama sekali dan tidak ingin melihat wajah Aiden untuk saat ini. Dan untungnya, dia sama sekali tidak berbicara. Yang kulakukan sedaritada hanya mencoret-coret kertas kosong untuk meluapkan kekesalanku pada kejadian tadi. Itu benar-benar memalukan.

The Badboy Next DoorWhere stories live. Discover now