2

33.8K 2K 15
                                    

Bel pertanda istirahat berbunyi. Murid-murid SMA Nusantara berhamburan keluar kelas menuju kantin dengan cacing yang sudah meronta-ronta kelaparan di perut mereka.

"Shh.. aww" Alline meringis menahan perih di lututnya yang lukanya sedang ia bersihkan dengan alkohol. Alline memang selalu membawa kotak P3K ke sekolah, untuk berjaga-jaga jika terjadi hal seperti ini.

Diperlakukan seperti ini sudah biasa. Percayalah, air matanya bahkan sudah kering jika harus menangisi hal ini. Sering dibully bukan berarti sering pula ia melaporkan mereka ke guru BP. Tidak, Alline hanya diam menahannya sendiri. Alline merasa ia memang pantas diperlakukan seperti itu. Murid dikelasnya pun tak ada satu pun yang akan melaporkan kejadian ini.

"Karena mereka semua sama, mereka tidak akan peduli apa pun yang akan terjadi padaku. Tunggu? Sejak kapan aku merasa seperti ingin diperdulikan oleh orang lain? Oh wake up Alline, you are alone!" Batinya menyahut.

Alline sendirian di dalam kelas. Ya, dia memang selalu sendiran bukan? Jam istirahat seperti ini, murid-murid akan memilih menghabiskan waktu mereka dikantin untuk makan atau sekedar nongkrong. Jangan tanya bagaimana dengan Alline. Ikut pergi ke kantin sama saja dengan membangunkan para singa yang kelaparan. Dan ia hanya akan dikucilkan disana tanpa satu orang pun yang akan membelanya.

Sejak pertama kali Alline menginjakkan kaki di SMA Nusantara dan kota ini, ia memang tak punya teman satu pun dan ia juga tak berniat untuk mencari teman. Bukan ia merasa bisa berdiri sendiri tanpa satu orang pun di sisinya, tapi itu semua karena suatu alasan. Murid disekolah itu pun sepertinya tak berniat berteman denganya. Karena mereka masing-masing sudah memiliki kelompok. Dan sepertinya Alline tidak memenuhi kriteria untuk anggota mereka.

Dikelas pun jika orang lain akan duduk berpasang, maka tidak dengannya. Alline duduk sendirian. Dulu saat awal masuk sekolah Alline sempat mempunyai teman sebangku yang 'nerd' tapi ia sudah pindah karena dialah korban pembullyan sebelumnya. Entah apa mereka bosan karena tidak ada yang dibully lagi setelah kepindahan anak itu, sehingga Alline yang sejak awal memang tak punya teman itu lalu dijadikan 'target' oleh mereka. Dan mereka cukup kagum dengan Alline karena ia tetap bertahan disekolah itu bahkan tak berani melaporkan kelakuan mereka pada guru.

Biasanya Alline akan pergi ke taman belakang sekolah untuk menghabiskan waktu istirahatnya disana. Alline menyukai taman belakang sekolahnya karena disana banyak pohon besar yang ridang. Sangat nyaman untuk di jadikan tempat nongkrong sambil membaca novel. Alline tak tau kenapa murid-murid di sekolah itu lebih memilih kantin dari pada kesana. Ya, walaupun dulu ia juga akan lebih memilih kantin dibandingkan taman.

Hanya orang-orang yang terkucilkan sepertinya lah yang berminat kesana. Tidak, ia salah! Murid sekelasnya juga pernah kesana. Kalian tau untuk apa? Mereka datang untuk melempari Alline dengan telur dan tepung. Jangan salah paham jika mengira ia sedang ulang tahun. Salah satu dari mereka lah yang sebenarnya sedang ulang tahun dan mereka memanfaatkan Alline sebagai bahan pelampiasan.

Sekarang Alline benar-benar ingin kesana, setidaknya ia merasa tenang jika berada disana. Tapi apalah daya melihat keadaan lututnya saat ini.

Tak terasa jam pelajaran telah berakhir. Alline berjalan ke luar kelas menuju parkiran dengan pincang. Sakit dikakinya sudah sedikit membaik. Dengan susah payah, akhirnya ia sampai di parkiran yang sudah sepi. Kalian salah jika mengira Alline keparkiran untuk mengambil mobil, Alline sekolah hanya menaiki motor. Jika cewek seumuran nya memilih naik mobil karena takut kepanasan atau kulitnya menjadi gelap. Maka tidak dengan Alline, ia memilih menaiki motor daripada mobil karena menurutnya naik motor lebih menyenangkan dan gampang untuk menyelip jika terkena macet.

Alline menaiki motor scoppy kesayangannya itu lalu menjalankannya menuju rumahnya.

Alline berhenti di depan pagar sambil menunggu Pak Asep membukakan pagar untuknya. Di depannya kini terpampang rumah dua lantai dengan halaman yang luas. Halamannya sangat asri karena banyak tanaman dan juga pohon yang rindang ditanam disana

Mungkin orang berfikir akan sangat nyaman tinggal disitu. Jika ada yg berfikiran seperti itu, maka ia salah besar"batinnya

Tak lama pagar dibuka oleh Pak Asep dan mempersilahkan Alline untuk masuk.

***

Alline sedang menatap langit-langit kamarnya tanpa minat. Hari ini sungguh melelahkan.

Alline keluar dari kamarnya yang berada di lantai dua untuk mengambil snack di lantai bawah. Alline berhenti sejenak untuk menatap keadaan rumahnya. Detik berikutnya ia menghela nafas berat.
"Sepi. Seperti biasa."

Ia lalu berjalan menuruni tangga menuju dan ke dapur, disana ada Bi Anti yang sedang memasak.

"Masak apa bi?" Tanya Alline pada Bi Anti. Bi Anti sedikit terkejut, sepertinya ia tidak menyadari kehadiran Alline.

"Masak semur sama tumis kangkung non. Mau makan sekarang?" Tanya Bi Anti.

"Nggak. Nanti aja deh bi" balas Alline sopan. Alline berjalan kearah lemari tempat biasanya ia menyimpan snack-snack kesukaannya. Ia menggambil 2 bungkus kentang goreng, 1 bungkus keripik singkong, dan menggambil 1 kaleng minuman cola di kulkas.

Setelah itu Alline kembali ke kamarnya. Ia memutuskan untuk melanjutkan menulis cerita di aplikasi wattpadnya.

-------------------
Aku akui part ini benar-benar ngebosenin-- kkkk maafkan aku wahai saudaraku sekalian ;*

AloneWhere stories live. Discover now