Part 54 // June 10

Start from the beginning
                                    

"Forget it Luke, all i want is your love, your hug and your kiss," ucapku. Suaraku agak menghilang dalam kalimat terakhir. "I want you Luke, i want you so bad." Suaraku sudah mulai serak dan aku menutupi mulutku dengan selimut agar tidak ada yang mendengar aku di rumah ini karena ini jam 2 pagi suasananya sangat hening.

Terjadi keheningan sebentar, aku menangis tidak terkendali. Aku tidak bisa menahan ini, damnit god i miss him so much.

"Violin, i hope we can see each other, you know what everynight i always dream about you and when i wake up i always think about the day when we will meet again thats why i wanna be alone every morning in the hotel room and never eat breakfast, if you dont believe me you can ask Michael. Because youre all i thinking about, cant get you from my mind." Jelas Luke dan tentu saja itu membuatku terharu.

"If you cant live without me, take me Luke, take me right now!" Jawabku.

"I want, i want to bring you in our tour but.. Your mother will not allow you, and you havent graduated yet," jelas Luke. Well, jika aku pikir-pikir aku hampir lulus dari sekolahku tinggal nunggu wisuda dan jika aku ingin ikut dalam tour dengan Luke, aku tidak akan bilang ke Ibuku. Aku yakin tanteku juga pasti akan mendukungku.

"Next month is my graduation Luke, and i shouldnt tell my mum," balasku. "Luke please take me, i wanna meet you so fucking bad."

Jawaban Luke masih menggantung tentang aku ikut tour bersamanya. Well atleast aku bisa mendengar suaranya.

Keesokan harinya aku pergi ke sekolah untuk mengurusi wisudaku. Lalu aku bertemu dengan Amie seperti biasanya.

"Hey girl what is up?" Amie menghampiriku dan merangkul pundakku.

"Uh.. I called Luke last night," aku tersenyum sambil berjalan menuju ke ruang serba guna.

"You what?" Dia kaget dan kami berhenti di jalan.

"Called Luke," aku melanjutkannya.

"But i thought you had trouble with him?" Amie melepaskan rangkulannya dan melihat bingung ke arahku.

"Yeah i used to," jawabku sambil memutar bola mataku dan tersenyum licik. "Cmon kita ke ruang serba guna, ceritanya panjang akan aku ceritakan disana." Lalu kami berdua kembali berjalan ke ruang serba guna.

Di ruang serba guna, disanalah ada rapat tentang wisuda yang akan di selenggarakan bulan depan. Tapi aku dan Amie tidak terlalu mendengarkan apa yang guru kami katakan. Well, Amie menyuruhku menceritakan tentang aku yang menelfon Luke semalam. Aku sedikit mendengar kalau Ruth akan menjadi yang membawakan pidato untuk wisuda nanti, biasanya yang paling pintar yang dipilih untuk mewakilkan angkatan menyampaikan pidato. Wow aku tidak percaya Ruth ternyata pintar juga.

Setelah pulang sekolah. Aku segera mandi dan membersihkan tubuhku. Lalu aku ada rencana untuk berbicara soal aku akan ikut Luke tour ke tante Joane setelah ini. Aku tahu pasti ini akan mengasyikan, ikut kekasihmu tour keliling dunia.

Setelah keluar dari kamar madi, aku langsung mendengar HPku berbunyi di atas kasur. Aku segera mengambilnya dan meluhat yang nelpon adalah Luke.

"Hi babe?" Sapaku.

"Hey, just wanna check you," ucap Luke. Aku mendengar di belakang suara Luke ada suara orang berbicara dan suara yang paling kedengeran adalah suara Michael lol ofcourse

"Is that Michael?" Tanyaku sambil terkikik.

"Uhh yeah, im sorry Violin he's too happy," jawab Luke sambil terkikik.

"What? Is that Violin?" Aku mendengar suara Michael mendekat. "HEY BABE!" Dia teriak oh god kupingku.

"See? He's drunk, oh my god!" Jawab Luke sambil tertawa.

Everything I Didn't SayWhere stories live. Discover now