Part 18 END

8.8K 525 11
                                    

Malam ini, Iqbaal sudah rapi dengan piyama tidurnya. Tadi, ia menggunakan kemeja berwarna hitam. Entah mengapa ia memilih warna hitam, mungkin berduka karena ia menikah dengan Cassie bukan Kelly. Pernikahanpun sudah selesai sedari tadi. Iqbaal membaringkan tubuhnya diranjang yang ada di kamarnya. Ia tidak mengizinkan Cassie memasuki kamarnya, bahkan ia tidak mau tidur bersama Cassie.

Tadi, Iqbaal sempat meminta izin kepada kedua orang tuanya dan kedua orang tuanya bilang Kelly telah mengundurkan diri dari pekerjaannya. Bahkan Salsha dan Steffi bilang Kelly telah pindah dari rumahnya yang sekarang.

Iqbaal merasakan sangat mengantuk akibat kelelahan dan banyak fikiran. Akhirnya iapun tertidur.

** 1 tahun kemudian **
"Iqbaal berangkat." Iqbaal melewati dapur dan hanya meminum susu yang telah dibuatkan para maid dan langsung beranjak pergi. Semenjak satu tahun yang lalu, saat ia menikah dengan Cassie kelakuannya selalu bengini, uring-uringan.

"Baal makan dulu, aku sudah membuatkanmu nasi goreng." Cassie menepuk kursi kosong yang ada disebelahnya, berusaha membujuk Iqbaal agar mau makan bersamanya.

"Tidak, terimakasih. Aku sudah terlambat." Alibi Iqbaal. Jam masih menunjukan pukul 06.00 sedangkan Iqbaal mulai bekerja jam 08.00. Lalu, Iqbaal langsung pergi meninggalkan ruang makan menuju mobilnya yang akan mengantarkannya ke kantornya.

***
Kelly yang sedang memasak didapur mendengar tangisan buah hatinya yang terbangun. Kelly mematikan kompor dan menuangkan masakan terakhirnya yang sudah matang kedalam sebuah piring. Ibu Kelly baru keluar dari kamarnya, menggulung rambutnya dan mengikatnya.

"Bu, Kelly mau kekamar, melihat Dio, ya!" Setelah mendapat anggukan dari ibunya, Kelly beranjak dari dapur menuju kamarnya untuk menghampiri buah hatinya yang baru lahir 2 bulan yang lalu.

"Hai sayang, ayo kita sarapan." Kelly menggendong Dio dan mendudukan Dio dipangkuannya. Kelly menyusui Dio yang tadi sudah mandi namun tertidur lagi.

"Setelah ini, kita akan pergi menghirup udara segar, kau pasti bosan berada di rumah terus." Kelly menimang-nimang Dio dengan sayang, lalu Kelly menggendong tubuh kecil dio dan menaruhnya pada kereta dorong untuk diajaknya ke taman dekat rumah.

***
Iqbaal mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, tetapi tiba-tiba saja ia mengerem mobilnya sehingga membuat mobil yang berjalan dibelakangnya mengklakson dengan kencang. Iqbaal melihat Kelly yang membawa kereta dorong, ya pasti itu Kelly.

Setelah memarkir mobilnya dengan benar, Iqbaal keluar dari mobilnya dan berlari menyusul Kelly yang tak jauh didepannya. Iqbaal menarik salah satu tangan Kelly yang memegang dorongan kereta bayi lalu memeluknya.

"Kell, aku sangat merindukanmu, sungguh. Tentu saja aku juga merindukan anak kita." Iqbaal membenamkan wajahnya dilekukan leher Kelly. Wangi vanilla yang masih sama saat ia kehilangan Kelly.

"Aku juga, sangat merindukanmu." Kelly masih belum membalas pelukan Iqbaal, tetapi tangannya sudah sepenuhnya lepas dari kereta bayinya. Kelly memejamkan matanya merasakan kehatan pelukan Iqbaal yang sudah lama tidak dirasakannya.

"Apa kau ingin jalan-jalan denganku? Aku punya banyak waktu untukmu dan tentu juga anak kita." Iqbaal melepaskan pelukannya dan mengambil alih kereta Dio yang di hadapannya. Dio menangis kencang dan dengan cepat Kelly menggendongnya. Tangan mungil Dio seakan ingin meraih tubuh Iqbaal.

Kelly langsung memberikan Dio kedalam dekapan Iqbaal. Dio memeluk Iqbaal sangat erat, seperti dua orang yang pernah bertemu tetapi sudah lama berpisah. Anehnya, mereka bahkan tidak pernah bertemu.

"Oh anakku, kenapa kau sangat tampan? Apakah kau mendapatkan gen ketampananmu itu dari ayahmu?" Iqbaal berucap sambil terkekekeh. Kelly ikut terkekeh menatap anak dan ayah dari anakanya yang bersenang senang.

Handphone Iqbaal tiba-tiba berbunyi menandakan sebuah panggilan masuk. Iqbaal menggendong Dio yang masih mendekapnya dengan sebelah tangan dan mengangkat telponnya dengan tangan kanannya.

"Halo, ada apa ma?" Ucap Iqbaal saat tau itu adalah mamamnya.

"Iqbaal, Cassie ditangkap atas dasar tuduhan peneroran Kelly satu tahun yang lalu. Mama sudah mengetahuinya minggu lalu dan tadi mama sudah melaporkannya ke pihak yang berwajib. Mama ingin secepatnya kau menemukan Kelly dan membawanya pulang, mama ingin minta maaf. Satu lagi, kau akan cerai besok dengan Cassie." Nada menyesal sangat terdengar dari pengucapan mama Iqbaal. Iqbaal tersenyum senang sekaligus menyesal kepada Kelly. Bagaimanapun ia pernah berpihak kepada Cassie yang jelas-jelas sudah bersalah.

"Baik, ma. Iqbaal sudah menemukan Kelly, dan tentunya cucu mama juga!" Ucap Iqbaal dengan bersemangat. Senyuman tidak pernah lepas dari bibir manisnya.

"Oh benarkah? Apakah cucu mama lucu? Apakah dia laki-laki? Lebih mirip ibunya atau ayahnya?" Suara mama Iqbaal berubah senang dan itu juga membuat Iqbaal senang.

***
Dua orang maid membukakan pintu untuk Iqbaal dan Kelly. Setelah dua maid yang ternyata Salsha dan Steffi itu mengetahui yang dibawa Iqbaal adalah Kelly dan anaknya, mereka langsung menghampiri Kelly.

"Kelly? Apa kau benar Kelly?" Steffi tidak bisa menghilangkan wajah gembiranya. Kelly mengangguk dan membuat kedua sahabatnya itu memekik senang.

"Aku tidak menyangka kita bisa bertemu lagi." Salsha memeluk Kelly begitu juga dengan Steffi.

Iqbaal berdeham sehingga membuat mereka bertiga menoleh. "Bisakah kalian sopan? Bagaimanapun juga dia adalah tamu." Iqbaal menatap mereka bertiga dingin dan membuat mereka menunduk takut.

"Maaf, tuan muda." Ucap Salsha.

"Aku hanya bercanda. Lebih baik kita masuk, karena mama sudah sangat merindukan calon menantunya." Mereka tertawa sejenak dan melangkah memasuki istana Iqbaal.

"Oh Kelly, aku minta maaf atas semua tuduhanku padamu. Aku sangat menyesal." Baru saja Iqbaal, Kelly dan Dio sampai di ruang keluarga, mereka sudah disambut oleh ucapan menyesal mama dan papa Iqbaal.

Kelly tersenyum menganggapi, "saya juga minta maaf jika memiliki salah dengan anda." Kelly menerima pelukan yang diberi oleh mama Iqbaal. Mama Iqbaal melepas pelukannya dan langsung menghampiri Iqbaal yang menggendong Dio.

"Apakah ini cucu mama?" Iqbaal dan Kelly mengangguk menjawab pertanyaan mama Iqbaal. Mama Iqbaal langsung mengambil alih gendongan Dio.

"Rencananya kalian akan menikah minggu depan." Ucap papa Iqbaal tiba-tiba. Iqbaal dan Kelly saling tatap dan tersenyum.

Mereka sudah melewati hari-hari yang berat. Mulai dari pertemuan, perpisahan, dan masalah Cassie. Sekarang mereka kembali bertemu berharap jalan yang dituju mereka memang benar dan tepat, apalagi ditengah mereka sekarang ada sang buah hati, Dio.

Tamat.

Tuan Muda IqbaalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang