part 5

7K 488 0
                                    

"Iqbaal, aku tau kau hanya berpura-pura. Ayolah." Kelly memasang barbie facenya didepan wajah Iqbaal. Sangat dekat. Iqbaal yang terkaget mersakan hembusan nafas membuka matanya dan menjauhkan wajahnya. Terlihat wajah barbie Kelly yang memohon.

"Kata dokter kau boleh pulang besok, bukan sekarang." Iqbaal menatap bosan Kellu yang seperti anak kecil tidak dibolehkan memakan ice cream. Iqbaal terlalu protective kepada Kelly. Sejak kecil Iqbaal selalu melindungi Kelly, walaupun Iqbaal sedikit cengeng.

"Bagaimana dengan pesta kedatanganmu? Para maid sudah susah-susah menyiapkannya untukmu." Kelly menatap sedih Iqbaal. Iqbaal mulai terenyuh dengan kata-kata Kelly. Jika Iqbaal tidak datang, apa pantas disebut pesta kedatangan Iqbaal?

"Pestanya jam berapa?" Iqbaal bertanya dengan nada tulus.

"Jam- delapan." Awalnya Kelly menunjukan 7 jarinya dan merubahnya dengan menunjukan 8 jarinya sambil memperlihatkan giginya.

"Hhmm baiklah, kita pulang sekarang. Barang-barangmu biarkan suruhanku yang membersihkannya." Iqbaal mengangguk-angguk kecil, lalu memanggil dokter dengan memencet tombol yang ada disamping brankar Kelly.

"Aku bisa sendiri." Kelly menyangkal perkataan Iqbaal. Apa pantas dirinya seorang maid dilayani oleh seorang maid juga? Beberapa detik kemudian dokter datang dengan dua perawat dibelakangnya.

"Ada apa?" Dokter itu memperhatikan Kelly yang baik-baik saja. Kelly melempar tatapan memohon kepada Iqbaal agar Iqbaal yang menjelaskan semua. Tubuh Kelly bergetar setiap menatap dokter. Dari kecil Kelly lebih takut dengan dokter daripada hewan buas.

"Begini dok, apakah Kelly boleh pulang malam ini? Dia tidak betah berada di rumah sakit." Ucap Iqbaal dengan santai. Iqbaal dapat melihat Kelly menundukan kepalanya dan tubuhnya beregetar. Apakah setakut itu Kelly dengan dokter?

"Saya akan memeriksanya dulu." Saat dokter mulai mengeluarkan stetoskopnya, Iqbaal langsung menggenggam tangan Kelly untuk menguatkan Kelly.

Kelly meremas jemari Iqbaal yang menggenggam tangannya. Alat dingin itu mulai menyusuri tubuhnya. Semoga saja alat tajam milik dokter itu tidak menusuknya.

"Baiklah, kondisi nona Kelly baik-baik saja, masih butuh banyak istirahat untuk mengeringkan luka jahitannya. Sekarang nona Kelly boleh pulang." Setelah suster melepas infus yang melekat di punggung tangan Kelly, doker dan suster itu keluar dari ruangan Kelly.

"Ayo." Iqbaal membantu Kelly berjalan keluar dari ruangan. Saat diambang pintu, dua body guard Iqbaal membungkuk pada Iqbaal dan mengikuti Iqbaal dan Kelly yang berjalan didepannya.

"Barang-barang aku?" Walaupun hanya setengah hari berada di rumah sakit, setidaknya Kelly membawa sedikit barang seperti handphone.

"Sudah aku bilang, suruhanku yang akan membereskannya." Iqbaal berucap dengan santainya. Kelly memberenggut kesal. Apa yang akan digosipkan oleh para maid yang ada di istana Iqbaal jika Kelly dimanja seperti ini oleh Iqbaal? Mungkin saja 'seorang maid beruntung yang menjadi putri pangeran'. Sangat-sangat lucu.

"Dan aku juga sudah bilang jika aku bisa membereskannya sendiri." Saat Kelly akan membalikan tubuhnya menuju ruangan rumah sakit kembali, Iqbaal langsung menggendongnya ala bridal style.

"Kau tidak usah menentangku, atau kau tau akibatnya." Iqbaal berbisik dengan nada geram. Kelly lupa sesuatu, Iqbaal tidak bisa ditentang. Apa yang akan dilakukan Iqbaal nanti? Kelly menghembuskan nafasnya dan membenamkan wajahnya di dada Iqbaal.

"Maafkan aku." Suara lirih Kelly terbenam di dada Iqbaal.

Sampai dimobil, Iqbaal mendudukan Kelly di jok belakang, tepatnya disebelahnya. Dua bodyguardnya duduk didepan, salah satunya menyetir.

"Apakah kau bisa menghilangkan sedikit perhatianmu kepadaku?" Kelly berucap dengan suara kecil. Iqbaal menoleh menatap Kelly yang menunduk.

"Kenapa? Lagipula aku merindukanmu, sahabat kecilku." Iqbaal mengangkat wajah Kelly. Walaupun sudah duduk bersebelahan seperti ini, Iqbaal masih merindukan Kelly, merindukan segala seuatu yang mereka lakukan saat masih kecil. Termasuk mandi bersama.

"Tapi aku bukan sahabatmu. Aku hanya seorang maid yang bekerja di istana besarmu." Kelly menahan kaca yang akan pecah dimatanya. Kelly sadar, dirinya hanya seorang maid yang masa lalunya menjadi sahabat Iqbaal. Semua maid muda yang bekerja di istana Iqbaal menginginkan dekan dengan tuan mudanya yang dingin dan cuek. Tapi mereka tidak tau jika tuan mudanya yang dingin dan cuek sebenarnya 'manja'.

"Kau teman sehidup sematiku. Dulu kau sahabatku, jadi sekarang kau juga sahabatku." Iqbaal memalingkan wajahnya menatap luar jendela kaca mobilnya. Kelly menghembuskan nafasnya. Kelly takut jika Iqbaal tidak menepati kata-katanya. 'Teman sehidup semati'.

"Tapi Baal-"

"Kau ingat? Jika kau menentangku kau akan tau akibatnya."

***
Saat sampai didepan istana Iqbaal, Iqbaal dibukakan pintu oleh salah satu bodyguardnya, dan satunya lagi membukakan pintu untuk Kelly. Bagaimanapun Kelly adalah atasan dari bodyguard itu.

"Saya bisa sendiri." Kelly menahan bodyguard itu membukakan pintu untuknya. Kelly membuka pintu dan akan meurunkan kakinya untuk berjalan menuju asramanya. Iqbaal langsung menggendong Kelly dan membawanya masuk. Maid yang masih berkeliaran menatap iri Kelly yang digendong oleh Iqbaal.

"Tuan muda, saya mohon turunkan saya, saya masih bisa berjalan sendiri." Kelly meronta meminta turun dari gendongan Iqbaal. Kelly merasa tidak enak dengan tatapan maid-maid itu.

Iqbaal membuka pintu kamar yang ada disebelah kamarnya, kamar untuk tamu yang akan menginap. Karena difikiran Iqbaal sudah ada 4 kamar tamu lainnya, Kelly masih boleh tidur disini.

"Kenapa disini?" Kelly masih berada digendongan Iqbaal. Kelly terbingung, bukankah kamarnya diasrama?

"Kau sudah menentangku 3 kali. Jadi kau harus menerima akibatnya." Wajah dingin Iqbaal membuat Kelly terdiam seketika.

Iqbaal menghempaskan Kelly diatas ranjang. Iqbaal berjalan mendekat dan duduk dipinggir ranjang. Iqbaal menatap Kelly yang menatapnya takut. Iqbaal mendekat kearah Kelly yang bertambah ketakutan.

"Ka-kau mau a-pa Iq-baal?" Kelly bertanya dengan suara bergetar. Apa yang dilakukan Iqbaal? Tidak hanya suaranya, tubuh Kelly juga bergetar.

Bersambung...

Tuan Muda IqbaalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang