Part 6

9K 562 3
                                    

"Ka-kau mau a-pa Iq-baal?" Kelly bertanya dengan suara bergetar. Apa yang dilakukan Iqbaal? Tidak hanya suaranya, tubuh Kelly juga bergetar.

"Maafkan aku, sungguh aku minta maaf." Kelly memejamkan matanya melihat Iqbaal yang lebih mendekat lagi. Iqbaal mencium kening Kelly dan menyelimuti Kelly.

"Tidurlah sebentar. Nanti akan kubangunkan kau dan aku akan mempersiapkan gaun yang bagus." Iqbaal tersenyum dan sedikit mengacak rambut Kelly. Kelly bernafas lega dan mengangguk.

Iqbaal berjalan keluar dan menutup pintu. Saat merasa Iqbaal sudah menjauh Kelly membuka pintu dengan pelan dan mengintip keadaan. Iqbaal tidak ada. Kelly berjalan dengan perlahan menuju asrama belakang istana Iqbaal. Walaupun perutnya masih sakit, Kelly memaksakannya berjalan.

Sampai di kamar asrama, Kelly dapat melihat Salsha dan Steffi sedang berdandan sehabis mandi. Tiba-tiba gerakan Salsha dan Steffi terhenti melihat Kelly diambang pintu.

"Kelly?" Seffi dan Salsha memekik bersamaan dan menghampiri Kelly. Saat akan memeluk Kelly, Salsha dan steffi ditahan Kelly.

"Sssttt jangan berteriak, nanti tuan muda Iqbaal mendengarnya. Dan jangan peluk aku nanti luka aku robek lagi, okey!" Kelly berjalan dengan santainya menuju ranjangnya yang sendirian di sebelah kanan ruangan. Sedangkan ranjang Salsha dan Steffi bertingkat.

Salsha menutup pintu dan mengikuti langkah Steffi yang menuju ranjang Kelly. "Mengapa kau tidak bilang jika akan pulang? Dan kau berhutang cerita tentang tuan muda Iqbaal." Steffi dan Salsha menatap Kelly. Ternyata dibalik kejujuran Kelly terhadap sahabat, Kelly menyimpan rahasia yang sangat WOW.

"Baiklah, aku akan cerita. Tapi saat sudah jam 19.30 aku sudah harus kembali ke kamar." Kelly menceritakan semua yang ditanyakan oleh sahabatnya. Kelly masih mengingat penggalan demi penggalan cerita masa lalunya bersama Iqbaal. Sungguh menyenangkan.

***
"Aku harus pergi sekarang." Kelly terburu-buru melihat jam yang menempel di dinding kamar asramanya. Bagaimana jika Iqbaal tidak mendapatinya di kamar barunya? Iqbaal pasti akan marah besar.

Kelly menatap sahabatnya yang sibuk memilih baju untuk pesta kedatangan tuan muda Iqbaal sambil membuka pintu. Saat menoleh kedepan pintu,Kelly terkaget dan mematung melihat sesosok pangeran tampan yang biasanya berada di negri dongeng berdiri didepannya, Iqbaal,

"KENAPA KAU MENENTANGKU LAGI HAH? SUDAH AKU BILANG KAU HARUS ISTIRAHAT. INI BUKAN DEMI AKU, INI DEMI KAU!" Iqbaal membentak Kelly yang kini menunduk. Beberapa maid yang lewat menatap Iqbaal dan Kelly, tak terkecuali Salsha dan Steffi yang mendekat ke ambang pintu.

"Ma-afkan a-aku." Kelly menjawab Iqbaal dengan sesegukan yang dihasilkan tangisannya. Belum ada satu hari Iqbaal bertemu dengan Kelly, dan sekarang Iqbaal membentaknya?

"Sudahlah, lebih baik sekarang kau ke kamarmu. Bersiap-siaplah untuk pesta nanti." Iqbaal pergi meninggalkan Kelly yang masih sesegukan di ambang pintu. Salsha dan Steffi mengelus bahu Kelly, dan membisikan kata 'sebaiknya kau menuruti perintah tuan muda.' Kelly berjalan keluar dari asramanya menuju kamar barunya.

***
Didalam kamar Kelly sudah ada seorang penata rias dan sebuah manekin yang terbalut gaun indah berwarna abu-anu berglitter. Kelly menatap takjub kepada gaun itu. Penata rias itu menyuruh Kelly duduk dikursi yang sudah disediakan. Kelly dirias oleh penata rias itu.

***
Iqbaal sedang mempersiapkan dirinya di kamarnya. Dengan setelan jas warna abu yang mengkilap, Iqbaal terlihat sangat tampan. Rambutnya yang diberi sedikit pomade dan sepatu pantofel hitam yang melekat dikakinya. Iqbaal menatap bayangan dirinya yang berada. Iqbaal menghela nafasnya, meredam emosinya. Terlihat dari wajahnya yang kusam. Iqbaal harus terlihat berwibawa didepan tamunya yang pasti kolega-kolega dengan jabatan yang tinggi.

***
Kelly sedang memperhatikan dirinya didepan cermin full body. Sangat cantik, dengan dress abu berglitter tanpa lengan dan 5cm diatas lutut, wedges berwarna putih. Rambutnya di bun dengan sisa rambut yang menjuntai disebelah telinganya dan make up yang natural. Perfect.

Kelly menarik nafasnya menghilangkan rasa groginya. Pasti tamu-tamu Iqbaal kolongmerat semua. Bagaimana bisa Kelly bersanding dengan kolongmerat, sementara dia adalah seorang maid?

***
Iqbaal sedang memberi sambutan kepada tamu-tamunya yang datang bersama mama dan papanya. Iqbaal belum melihat Kelly keluar dari kamarnya. Mama dan papa Iqbaal berbincang dengan tamu yang lainnya, memisahkan diri dari Iqbaal. Iqbaal dapat melihat disebelah kanannya Kelly berjalan mendekat dengan senyumannya yang anggun. Tiba-tiba seorang gadis yang Iqbaal ketahui namanya adalah Cassie bergelayut di lengan sebelah kiri Iqbaal.

Kelly berhenti ditempat dan senyumnya memudar. Iqbaal menoleh menatap Kelly. Suara Heri membuat mereka berdua bukan, bertiga menoleh menatap panggung yang didesain sedemikian rupa.

"-pesta ini dibuat untuk anak saya yang baru pulang dari New York. Iqbaal silahkan kemari." Iqbaal berjalan menghampiri ayahnya. Sebenarnya Iqbaal ingin menghampiri Kelly tetapi ayahnya memanggilnya. Mau tidak mau Iqbaal harus menghairi ayahnya. Urusan Kelly bisa nanti, mungkin?

"Dan saya akan memperkenalkan calon tunangan Iqbaal-," ucapan Heri membuat Kelly menahan nafasnya. Tidak mungkin itu adalah Kelly yang hanya seorang maid.

"Cassie." Iqbaal menatap ayahnya tak percaya. Bagaimana bisa Cassie menjadi calon tunangannya? Ayahnya tidak bertanya kepadanya. Iqbaal juga pantas untuk mencari pendamping sendiri. Iqbaal menatap Kelly yang menggeleng tak percaya dan langsung berlari menjauh. Kelly berlari kearah asrama.

***
Kelly masih ditaman belakang, melepas wedges yang merepotkannya untuk berlari. Entah kenapa air matanya turun. Kelly melanjutkan berlari menuju kamar asramanya dan menutup pintunya dengan pelan.

Kelly melepas bun rambutnya dan membersihkan make upnya yang sudah luntur air mata. Kelly mengganti bajunya menjadi baju maidnya dan menyimpan dress pemberian Iqbaal dengan baik, siapa tau Iqbaal ingin Kelly mengembalikannya. Kelly menghapus air matanya yang mengalir deras dengan tissu yang ada diatas meja riasnya.

Kelly menatap dirinya didepan cermin. Kelly tau jika Cassie lebih cantik darinya, secara Cassie adalah model, sedangkan Kelly hanya seorang maid. Yang membuatnya sakit hati adalah perlakuan manis Iqbaal dan janji Iqbaal 15 tahun lalu.

'Kell, Iqbaal bakal balik buat kamu. Kelly tunggu Iqbaal ya. Nanti Iqbaal minta papa buat pesta pernikahan yang besar untuk kita berdua.' Ucapan Iqbaal yang berumur 10 tahun terngiang di telinganya. Kelly yang saat itu masih berumur 5 tahun mengangguk polos.

Kelly kembali menghapus air matanya dengan tisu. Kelly menaburkan bedak diwajahnya dan keluar menuju pesta yang belum selesai. Kelly memutuskan ke dapur untuk membantu para maid didapur.

"Ada yang bisa aku bantu?" Kelly bertanya kepada koki yang sedang sibuk memasak. Sebenarnya Kelly tidak ingin mengganggu koki yang sedang memasak, tetapi mau diapakan lagi? Kelly hanya ingin membantu.

"Kelly, lebih baik kau mengantarkan minuman yang berada diatas meja." Koki itu berucap tanpa menoleh, masih sibuk dengan masakannya. Kelly mengangguk dan berjalan menuju meja untuk mengambil nampan yang berisi bergelas-gelas minuman yang tertata rapi.

Kelly berjalan menuju aula istana Iqbaal untuk menawarkan minuman kepada tamu-tamu yang datang. Satu per satu tamu mengambil gelas-gelas minuman yang Kelly bawa. Tiba-tiba earphone yang menempel di telinganya berbunyi Kelly mendengar suara Karel yang panik. Dengan cepat Kelly menaruh nampannya yang masih berisi beberapa gelas diatas meja yang berada di tengah-tengah pesta dan berlari menuju kakaknya yang berada di teras istana.

Bersambung...

Tuan Muda IqbaalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang