Part 14

7K 458 2
                                    

"Kau kemana saja?" Iqbaal menghampiri Kelly yang baru saja datang. Iqbaal melipat tangannya didada lalu mengembungkan pipinya lucu. "Kenapa jam istirahat sudah selesai kau baru datang?"

"Aku menjemput ibuku yang baru saja pulang dari rumah sakit, Karel sedang banyak kerjaan." Kelly memencet pipi kiri Iqbaal dengan jari telunjuknya, lalu berjalan menuju meja kerjanya.

"Ibumu? Kenapa kau tidak bilang? Aku bisa mengantarmu." Iqbaal berjalan mengekori Kelly, Kelly menaruh tasnya diatas meja dan duduk dikursinya. Iqbaal berdiri disebelah kursi Kelly.

"Kau tadi ada meeting penting Iqbaal. Tidak mungkin kau meninggalkan meeting itu demi ibuku." Kelly tersenyum menatap Iqbaal dan membuat Kelly ikut tersenyum. Iqbaal mengecup pipi Kelly sekilas dan langsung berjalan cepat seolah akan dikejar oleh Kelly, sedangkan Kelly hanya tertawa kecil.

***
"Aku sangat lelah." Baru saja Iqbaal dan Kelly sampai rumah Iqbaal langsung menghempaskan tubuhnya diatas sofa ruang keluarga. Kelly menggeleng kecil lalu menghampiri Iqbaal.

"Kau harus membiasakan diri, Iqbaal." Kelly membantu Iqbaal melepaskan dasi dan jasnya. "Lebih baik sekarang kau membersihkan diri dan makan malam." Kelly menatap Iqbaal yang tersenyum menatapnya. Iqbaal mengangguk dan berdiri dari duduknya.

"Tapi aku ingin mandi bersamamu." Iqbaal menarik tangan Kelly menuju kamarnya, Kelly meraih tasnya yang ia tarus diatas sofa dan mengikuti Iqbaal yang masih menariknya.

"Iqbaal, jangan macam-macam!" Kelly berusaha melepas genggaman tangan Iqbaal.

"Kenapa? Dulu kita juga sering mandi bersama?" Iqbaal menghentikan langkahnya saat sudah sampai didalam kamar lalu mengunci pintu kamarnya.

"Itu dulu, Iqbaal! Sekarang sudah berbeda. Kau akan menikah dengan Cassie, tidak seharusnya kau seperti ini padaku." Kelly menundukan kepalanya. Iqbaal mengelus rambut Kelly dan langsung memeluknya.

"Kau tidak usah khawatir. Aku hanya mencintaimu. Cassie mungkin bisa memiliki status denganku, tetapi dia tidak akan bisa memiliki jiwa dan ragaku. Hanya kau yang memiliki sepenuhnya diriku." Iqbaal mengelus rambut Kelly saat merasakan pelukan Kelly yang erat. Iqbaal sangat mencintai Kelly, walaupun dirinya tau jika mamanya tidak akan pernah merestui jika Iqbaal mempunyai hubungan dengan seseorang yang dibawah derajatnya. Jika bertanya pada ayah Iqbaal ayah Iqbaal akan menjawab, 'ayah selalu mendukungmu, Kelly adalah gadis yang baik dan sudah kenal dekat denganmu. Pilihan ada ditanganmu.'

"Aku takut, takut jika kau tidak bisa menepati ucapanmu. Belum lagi kau akan menikah dan pastinya yang paling diinginkan oleh nyonya adalah cucu darimu." Kelly merasakan dadanya mulai sesak dengan ketakutan. Sudah pasti orang yang menikah itu akan melakukan suatu hubungan initim yang akan menjadi anak.

"Aku selalu bersungguh-sungguh dengan ucapanku. Aku hanya mencintaimu, aku hanya akan menyentuhmu, aku hanya menjadi milikmu, aku hanya ingin memiliki keturunan darimu, dan aku hanya ingin balasan darimu." Iqbaal menenggelamkan wajahnya di leher Kelly. Iqbaal bukan lagi seorang pria kecil yang manja, Iqbaal sekarang sudah dewasa dan bisa menentukan kehidupannya sendiri. Iqbaal selalu menepati janjinya.

"Aku akan membalas semua." Iqbaal mengangkat wajahnya lalu menatap Kelly. Iqbaal mendekatkan wajahnya kewajah Kelly lalu mengecupnya dan sesekali melumat bibir Kelly. Lidah mereka bermain, Iqbaal langsung mendorong tubuh Kelly agar tertidur diatas ranjang. Merek bergerak-gerak diatas ranjang dan melakukan sesuatu yang tidak seharusnya mereka lakukan.

***
Iqbaal sedari tadi terjaga dan menatap wajah Kelly yang terlelap. Kelly terlihat sangat kelelahan, baru pulang dari bekerja menyelesaikan banyak berkas, sampai dirumah harus melayaninya. Iqbaal menakup pipi Kelly menggunakan tangan kanannya dan mengelusnya.

Tuan Muda IqbaalWhere stories live. Discover now