Part 50 -"It's been a long time i didnt feel your touch."-

Start from the beginning
                                    

"Dont be such a bad girl." Lalu Luke berjalan ke arah tempat tidur lalu merangkak kembali ke atasku. Dia lalu mengambil bungkus condom itu dari mulutku dengan mulutnya. Lalu mengambilnya kembali dengan tangannya. "Why did you have this condom? Youre a girl." Luke tertawa.

"I found it under your pillow," jawabku. Luke manruh condomnya di saku celana jeansnya. "Why dont you wear it?"

"I havent done with you."

Lalu Luke langsung menciumku dan tanpa basa-basi langsung melepas braku. Dia menciumku dari bibirku, ke leherku lalu ke bawah dan ke bawah. Membuatku mendesah berulang kali. Lalu Luke membuka kancing celana jeansku dan melepas celana jeansku. Aku merasa free sekarang. Luke menggodaku sebelum melepaskan celana dalamku. Dia mencium bagian pahaku dan bagian V ku. Aku mendesah lebih kencang saat ini.

"Aaaahhhhhh fuuuuuck ahh," aku mendesah dengan tanganku memegang bantal yang aku pakai.

Luke sepertinya menyadari kalau aku sudah benar-benar horny dan dia tidak mau aku mencapai batasku sampai dia melakukannya. Jadi Luke berhenti dan membuka celana dalamku. Aku kemudian membuka mataku dan melihat Luke berdiri di luar tempat tidur, dia meliahat ke arahku dengan tatapan sinis sambil membuka bungkus condomnya dengan giginya. Dia nampak kesusahan tapi akhinya bungkusnya terbuka juga.

Aku menutup mataku lagi, "fuck im totally naked," kataku sambil tersenyum.

"It's been so long i didnt see you like this," balas Luke. Padahal aku tidak menyangka kalau Luke akan membalasnya karena dia sedang mengurusi condomnya lol.

"It's been so long too i didnt feel your body on mine," aku terawa.

Lalu tiba-tiba Luke naik ke tempat tidur tapi naiknya dia langsung ke atas tubuhku seperti dia jatuh dari atas dan itu membuatku kaget. Aku langsung membuka mataku dan melihat Luke di atasku.

"I want you right now," belum sempat aku membalasnya, Luke langsung mencium bibirku. Lidahnya bertemu dengan lidahku, ciuman kali ini sangat agresive karena di bawa oleh hawa nafsu. Malah aku bisa mendengar Luke mendesah di dalam ciuman kami. Padahal Luke nggak pernah mendesah kalau dia nggak terlalu horny bahkan pas dia horny dia bakal menahannya.

Tanganku memegang leher Luke tapi tangan Luke hanya di atas kasur di samping kepalaku. Desahan Luke membuatku sangat proud dengan diriku karena hell yeah aku membuat seorang Luke mendesah yang berarti dia sangat sangat inginkan aku. Lalu Luke mencium bagian leherku seperti biasa. Dan aku merasakan bagian dari dirinya masuk ke dalam area V ku dan fuck aku merasa seperti keluar dari dunia ini. Saat bagiannya masuk ke dalamku, aku bukan medesah lagi tapi aku berteriak karena rasanya sakit tapi aku menyukainya. Aku sempat mencakar bagian leher Luke karena tanganku berada di sana, untuk mengurangi rasa sakit.

"Fuck Luke, fuck, ahh shit," Kataku di dekat telinga Luke.

"Fuck, ahhh god," Luke mendesah tepat di telingaku karena dia masih mencium leherku.

Luke lalu bergerak back and forth perlahan. Dan aku dapat merasakan setiap inch dari bagiannya keluar dan masuk ke dalam bagianku.

"Shhhh ahh where-where did you learn that?" Tanyanku karena kali ini Luke melakukannya sangat baik daripada yang sebelum-sebelumnya.

"Cant explain," jawab Luke dengan cepat. Yeah memang rasanya berat untuk berbicara untuk saat ini, pengennya buka mulut untuk mendesah. Thats all i want right now.

Luke mempercepat gerakkannya dan tanganku turun ke arah punggungnya. "Ahh shit," Untuk kesekian kalinya aku mendengar Luke swear dan mendesah di kupingku.

"Aaaaaaaahhhhh goooossshhh ahh sshhhh," Aku mencengkram bagian belakang punggung Luke.

Luke melepaskan ciumannya dan ku rasa wajahnya berada tepat di atas wajahku karena aku bisa merasakan napasnya yang terengah-engah. Fuck aku hampir mencapai batasku. Aku harap Luke juga.

Everything I Didn't SayWhere stories live. Discover now