Bonus Track - Missing You

6.4K 238 45
                                    

Apa yang membuat hari ini istimewa? Langit biru? Cuaca yang cerah? Menjelang liburan akhir semester? Atau senyum Ayah pagi ini?


Gue baru keluar dari kamar untuk bersiap ke kampus, dan Ayah sudah di meja makan sedang mengolesi beberapa lembar roti dengan mentega. Dia juga menyeduh gelas kopinya sendiri. Ketika gue datang, dia mendelik dari balik kaca mata bacanya, tersenyum. Pemandangan yang sudah beberapa bulan ini masih belum gue percayai. Pagi hari, Ayah ada di rumah.

"Kamu mau ke kampus?" tanyanya dengan suara berat dan serak khasnya. Gue mengangguk sambil duduk di bangku meja makan, tepat di depannya.

"Hari ini terakhir ke kampus. Ngumpulin tugas doang sih. Ayah?" Gue meliriknya.

"Kantor. Ada meeting."

Hening. Kami fokus pada kesibukan masing-masing di pagi ini. Ayah membaca korannya sambil memakan sarapannya, dan gue sibuk membalas SMS Maya sambil memakan sarapan gue.

"Ra," panggil Ayah tiba-tiba dan gue langsung menoleh. "Habis dari kampus mau kemana?"

"Emang kenapa? Nggak biasanya nih Ayah..." gue tertawa kecil, lalu kembali mengetik di ponsel.

"Loh, nggak. Cuma nanya aja. Ini kan malam sabtu."

"Ada juga malam minggu kalo Rara pengen maen. Hari ini nggak kemana-mana sih Yah, tapi..." gue berhenti berkalimat. Ayah diam menunggu kelanjutannya.

"Kalau... kalau hari ini jadi..." gue memutar mata.

"Mau ketemu Naga?" Blush! Pipi gue langsung merona, yang secara nggak langsung, mengiyakan tebakan Ayah.

"Emang dia sudah pulang?" Ayah bertanya sambil mengerutkan dahi. Gue tertawa kecil lalu mulai beranjak dari tempat gue duduk.

"hehe..."

"Dasar. Pulang jangan malam-malam," Ayah kembali larut dalam bacaannya dan gue hanya mendeliknya.

"Iya, Rara pergi dulu ya. Dah Ayah..." gue melangkah mendekati pintu keluar, dan tiba-tiba sebuah seruan dari Ayah membuat gue melengos lega.

"Salam dari Ayah buat Naga ya!"

"Iya...!"

Jadi itu yang membuat hari ini istimewa? Yah, selain karna langit sangat biru pagi ini, cuaca yang cerah dan senyuman Ayah di pagi hari, ijin Ayah untuk menemui Naga termasuk yang membuatnya juga istimewa. Yah, hari ini Naga pulang. Setelah setahun, seperti apa dia nanti ya?

Gue sampai di kampus dan bertemu dengan Maya di koridor. Dia tengah menelpon seseorang. Sambil berbicara di telepon, dia melirik gue, memberi isyarat untuk menunggu.

"Si-a-pa?" tanya gue berbisik.

"Pa-car."

"Hah?!"

"Sssst...!" Maya membungkam mulut gue dengan tangannya. Gue mengangkat alis tak menyangka.

"Kalo gitu gue ngumpulin tugas dulu ya," seru gue sengaja membuat Maya melotot.

"RARA!"

Gue tertawa.

Setelah mengumpulkan tugas di ruang dosen, gue berniat kembali pada Maya. Gue melihat dia masih menelpon. Membosankan. Apa seperti itu orang pacaran? Nggak mau diganggu? Gue angkat bahu. Soalnya, gue belum pernah pacaran.

Naga? Dia mungkin orang yang gue suka. Tapi kita nggak pernah mengikrarkan hubungan kita dengan judul 'kita sedang pacaran'. Semua mengalir begitu aja. Dan kepulangan dia kali ini pun gue sambut antusias karna gue udah janji bakal nungguin dia. Sekarang, yaitu hari ini, akhirnya gue menepati janji itu, kan?

Love SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang