Track 07 - Lost Memory

3.5K 154 1
                                    

HAGO mendendus-endus wajah Naga dengan semangat. Shar-pei yang seluruh tubuhnya cokelat muda itu mondar-mandir di atas ranjang Naga menggoyangkan ekornya antusias. Naga mengamatinya sambil berbaring. Ia tak berhenti tertawa karna senang melihat tingkah Hago yang hobi puasa menyalak itu.

    "Hago, Hago! Liat nih, apa ini hayooo? Ambil sana..." Naga melempar bola woll ke sudut kamarnya dan Hago dengan berbinar mengejarnya. Begitu ia mendapatkannya, ia langsung melapor pada tuannya.

    "Good boy..." Naga mengelus-elus dagu Hago lembut.

    "Kamu nih disuruh ngapain aja mau. Ngambilin ini itu mau, disuruh duduk mau, guling-guling mau. Kaya siapa ya...?"

    Hago duduk diam menyimak ucapan Naga. Mata sayunya terus menatap Naga, seperti mengerti apa yang diucapkan Naga. Naga terkekeh melihatnya.

"Gue tahu banget kaya siapa... hihihi... Go, entar gue kenalin yaaah. Orang yang miriiiip banget sama lo. Eh, orang apa es ya?"

Hago mulai menurunkan kepalanya. Matanya tambah sayu, seperti mendengar dongeng sebelum tidur.

"Dia orang kok. Cewek yang dingin, kaya es batu. Mukanya selalu tanpa ekspresi. Kaya lo, kan? Terus... jarang ngomong lagi. Eh sekalinya ngomong, nohok banget. Tapi dia selalu nurut kalo gue suruh apa-apa. Hehehe lu banget ya Go...."

Hago masih melamun, mendengarkan.

"Dan... akhir-akhir ini, dia bisa gue ajak bercanda. Dan ternyata, cara dia ketawa waktu bercanda tuh lucu banget. Gue kalo lagi liat dia ketawa, kaya lagi ngeliat lo kalo lagi lompat-lompat kesenengan gue kasih bola woll ini, Go. Gue ikut seneng gatau kenapa. Kaya ada... apa ya...? Musim semi ditengah musim dingin gitu deh... hehehe Seru kan?"

Naga terdiam sebentar. Matanya menerawang jauh menembus langit-langit kamarnya. Sedang Hago masih setia dengan posisi duduknya.

"... Tapi sekarang gue mulai takut Go..." Naga diam sejenak. "Dia keliatannya udah mulai nyaman sama keberadaan gue. Dia bisa pamit dengan tersenyum kemaren. Dia juga ngegodain gue balik kalo gue ngegodain dia. Dia bisa teriak-teriak ke gue dan dia juga ngedengerin cerita gue... Gue gatau apa itu akan bertahan lama. Gue takut... suatu hari nanti dia akan berubah. Gue ngga tahu apa dia masih bisa senyum dan peduli sama gue lagi suatu hari nanti..." Naga tersenyum tipis. Senyum yang sedih dan dalam.

Tanpa di duga, Hago mengangkat kepalanya lalu tiba-tiba, "GUK! GUK GUK GUK!!"

Naga terperangah dengan seruan Hago yang bersautan. Senyum lebar terpampang di wajahnya. Ia memeluk Hago lalu menciumi kepalanya. Hago dengan semangat menjilati wajah Naga.

"Hahaha... kalian emang mirip. Selalu bisa bikin gue seneng waktu gue lagi bingung. Hehehe... Ntar gue beliin daging yang banyak buat lo Hago!! Kalo perlu gue kasih daging Eri gratis buat lo!! Hahaha..."

Tawa dan teriakan gembira Naga pada Hago yang sedang menghiburnya, terdengar sampai ke luar kamar. Eri yang tak sengaja mendengarnya, terpaku di depan pintu kamar Naga. Wajahnya memelas.

"Tega ya lu Bang sama gue.... Awas lu Hago... Gue ngga akan ngasih lo jatah makan malem! Gue abisin semuanya malem ini!! TANPA SISA!" geram Eri seraya mengepalkan tinjunya.

***

    Siang yang panas dan terik. Di sebuah trotoar panjang di tengah kota. Rara berjalan menyelinap di antara lautan manusia yang dikejar waktu. Tak terkecuali dia. Pukul 13 siang ini, dia ada janji makan siang dengan Ayahnya di suatu Resto keluarga di pinggir kota. Dengan jadwal kuliah yang sempit, Rara baru bisa keluar kelas tepat jam 12. Itu membuatnya harus memotong jalan ke pusat kota dengan maksud menaiki bis yang langsung melewati restoran itu, tanpa perlu menyebrang dari arah yang berlawanan.

Love SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang