Track 05 - Suddenly

3.7K 175 3
                                    

PUKUL 05:10 sore, Rara baru sampai di rumah. Dia langsung mengambil botol air mineral dingin dari dalam kulkas lalu menegaknya sampai hampir habis. Saat menutup pintu kulkas, ia melihat sebuah kertas memo yang tertempel di sana. Rara mencabut memo itu.

Dari Ayahnya.

Ra,
Ayah udah pulang cepet kamu malah ngga ada.
Ayah di RS, kalau km mau nyusul, nyusul aja ya.
Ngga juga ngga papa.
Nanti kita makan malam bareng.
                                                                       Ayah

Rara kemudian menaruh memo itu di atas kulkas satu pintu yang tidak lebih tinggi darinya itu. Ia kemudian beralih ke meja makan dan mengintip isi tudung saji. Hanya ada sepotong tahu sisa tadi pagi.

    "Gara-gara si narsis itu ngga ngasih gue makan di rumahnya, gue jadi kelaperan sekarang," gerutu Rara.
    Mengabaikan perutnya yang lapar, ia beranjak untuk mandi.

    Selesai mandi, saat sedang melewati cermin wastafel, Rara tak sengaja melihat plester putih kecil yang di tempelkan oleh Naga di pelipisnya. Ia lalu meraba plester yang menutupi luka tersebut. Tiba-tiba senyum terurai di wajahnya. Ia jadi teringat saat bersama Naga beberapa jam lalu. Wajah Naga yang tertawa atau cemberut saat menggodanya entah kenapa membuatnya jadi ingin terus tersenyum.

    Tangan Rara beralih ke wajahnya. Ia meraba pelan pipinya yang halus namun terlihat kusam. Ia ingat ia tak pernah memakai produk pelembab wajah atau make up apapun untuk menghiasi wajahnya yang selalu terlihat polos. Bahkan sekedar sabun pembersih wajahpun tidak terpajang di meja wastafel kamar mandinya.

    Rara memiringkan kepalanya ke kiri dan kanan untuk lebih melihat wajahnya dari samping. Rambutnya yang memang ia sanggul kasar ke atas membuat lehernya yang jenjang makin terlihat.

    "Ya ampun! Jerawat di punggung...?" gerutu Rara cemberut.

    Ia mengingat-ingat wajah mulus Naga yang putih dan bersih tanpa celah. Entah kenapa, rasa malu menyeruak di hatinya.

    "Masa mulusan cowok dari pada gue?"

    Rara membasuh mukanya buru-buru lalu berlalu dari kamar mandi sambil mengelap mukanya dengan handuk kecil yang ia ambil dari gantungan samping wastafel.

    Rara muncul di kamarnya. Ia baru akan berbaring saat tak sengaja matanya menangkap sebuah benda asing di atas meja belajarnya. Ia mengambil benda itu yang ternyata sebuah CD album Heroes yang diberikan Maya tadi pagi. Ia menatap ragu.

    "Gue sebenarnya ngga doyan dengerin musik..."

    Tapi dengan penasaran, Rara menyalakan komputernya. Ia memasukan CD lagu itu ke dalam DVD Rom. Tak lama sebuah playlist lagu muncul di layar komputer. Seperti kata Maya ada lima lagu dalam album itu.

Track 01, berjudul Intro – Thankfull yang berirama hip hop bertempo cepat dengan rap dan sedikit nyanyian. Durasinya hanya sekitar 2 menit.

Disusul Track 02 dengan judul We Are Heroes, track 03 Day by Day, Track 04 My Lady, dan Track yang kelima berjudul Hands Up. Semuanya rata-rata bertempo cepat dan kental dengan nuansa hip hop dan RnB, persis seperti image Naga yang di lihat Rara selama ini.

Rara tidak berniat mendengarkan semua lagu, namun ia sangat suka dengan lagu Day by Day yang tak sengaja di kliknya. Lagu berirama ballad itu membuatnya mendengarkan dengan jelas rap Naga yang belum pernah didengarnya. Naga seperti meluapkan kemarahannya yang bercampur rasa sedih. Sangat terasa dan sesuai dengan lirik lagunya yang menggambarkan kekecewaan.

    Rara meraih casing CD dan mengeluarkan cover albumnya yang berbentuk buku. Ia mencari Arranger dan Composer dari lagu Day by Day dan menemukan nama Ekanaga disana. Bahkan hampir semua lagu ternyata memang ditulis olehnya. Tapi Naga tidak sendirian menulis semua lagu ini. Beberapa Rap juga ditulis oleh Abi, dan produser dari semua lagu kebanyakan adalah Eddy.

    Rara jadi berpikir tentang sesuatu. Tentang Naga dan hidupnya. Apakah Naga menulis semua ini dengan penuh perasaan? Apa dia sedang mencoba meluapkan perasaannya? Apakah semua ini memang cerita mengenai perasaannya?

    Rara teringat tentang lagu Suddenly yang disebutkan Maya dan Naga. Lagu kontroversial yang sedang ramai dibicarakan publik. Buru-buru ia menancapkan flashdisk pada port usb di CPU nya.

    Tak lama-lama, Rara langsung memainkan lagu Suddenly di playlist lagu komputernya begitu menemukan filenya.

    Rara terhenyak.

    Ada yang aneh dengan lagu ini. Lagu ballad bertempo ringan, dengan banyak gebukan drum dan musik elektrik yang catchy. Seperti lagu-lagu Naga yang lain, dia masih nge Rap sekaligus nyanyi. Tapi lirik lagunya membuat Rara terperangah. Dia seperti masuk ke dalam cerita di lagu ini.

'I saw you. With all those tears on your face. And then all of the sudden..
Yes, suddenly,
I realized,
she belonged to no man but you.
I kept her away from you. Why I kept her away from you?
I want to live down... help me to live down...
A sin...'

Rara sempat terdiam lama. Pada siapa Naga punya perasaan sedalam ini? Kalau benar lagu-lagunya adalah isi hatinya, untuk siapa dia mencurahkannya?

Semua kalimat itu terus muncul dalam benak Rara yang mulai resah. Hatinya bergejolak seperti mau keluar. Pelan-pelan ia menenangkan diri dan mulai menyadari perasaan anehnya pada Naga. Perasaan aneh yang terus menggantung di hatinya ketika bersentuhan dengan hal-hal yang menyangkut Naga. Perasaan sesak yang tidak bisa di tolaknya lagi. Perasaan yang tiba-tiba menyala hingga hampir membakar relungnya.

Sebuah tawa sinis keluar dari mulut Rara. Tawa meremehkan dan nelangsa. Suaranya bersautan dengan alunan gitar Suddenly yang memenuhi kamarnya.

"Nggak... nggak mungkin. Lucu banget gue... heu... heuh..."

Seiring denting piano yang mengakhiri lagu Suddenly, Rara membenamkan kepalanya dalam kedua tangannya. Gue harus menolak perasaan ini.

Kalimat itu terus menggema di otaknya.

........................................................................................................................................

Suddenly

Arr./Comp/Lyrics by Ekanaga

Yeah.. this isn't love song as you wish that this must be love song
You just have to listen, I didn't accept your curse
I'm such a terrible person and You must admit it
Suddenly... it's hard to breathe

    Sudah sepertiga malam, namun mata enggan terpejam
    Aku masih berlari namun enggan untuk berhenti
    Aku takut kehilangan, namun hati enggan menyudahi
    Aku sudah menahan, namun alam enggan mencegah
Sang bencana datang sebelum aku sempat menghindar

Aku tahu, hari ini jawabannya aku tahu
Disini, seluruhnya putih bersih

I saw you. With all those tears on your face. And then all of the sudden..
Yes,  suddenly,
I realized,
she belonged to no man but you.
I kept her away from you. Why I kept her away from you?
I want to live down... help me to live down...
A sin...'

Chorus:

Semua diluar dugaan, ya, aku tak mampu
Semua tiba-tiba, ya, tak terhindarkan
Maafkan aku membiarkannya
Maaf, aku yang merenggutnya
Maafkan aku hanya diam

Mereka bilang semua sudah tak terpegang
Semua bilang aku kasihan
Biarpun nyatanya ku masih saja menatapmu
Dari jauh menatapmu

            Back to Chorus

Hey girl,
Look at me...
Wake up everyday, forget about yesterday
Face your fears, and lemme wipe your tears...
Keep your smile and look at me...
Only look at me...

Love SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang