Track 09 - 24 November. Tell Me Goodbye

3.6K 146 1
                                    

NAGA pulang larut malam.

Ia sampai di rumah dengan wajah letih dan langsung menyambangi kamarnya. Bahkan gonggongan Hago dan Eri yang sedang menunggunya di ruang makanpun tidak di hiraukannya. Daye yang sedang berbaring menonton TV melirik Eri lalu menaikan dagunya sebagai isyarat pertanyaan. Eri hanya memasang ekspresi kaku.

Setelah Naga masuk ke kamarnya, Eri dengan perasaan takut menyusulnya ke dalam kamar. Ketukan pintu Eri membuat Naga mempersilakannya masuk.

"Oh... lo Ri. Kenapa?" Naga sedang membuka kemejanya saat Eri muncul di pintu. Eri diam mengamati Naga yang sedang berganti pakaian. Hago melihat celah untuk masuk ke kamar Naga dari sela-sela kaki Eri. Ia lalu menerobos masuk untuk kemudian duduk di karpet bawah ranjang Naga.

"Lo habis dari mana aja Bang..?" tanya Eri pelan.

"Habis ngopi. Kenapa?" Naga menjawab sambil membereskan bajunya yang berserakan di ranjang.

"Sama Rara...?"

"Iya, kok lo tahu?" ada senyum di ujung mulutnya ketika mendengar Eri menebak nama Rara.

"... Lo udah nggak marah lagi dong sama gue?"

Naga berhenti bergerak. Ia kini memicingkan matanya ke atas, memikirkan sesuatu yang pantas untuk ia berikan pada Eri sebagai hukuman.

"Karna gue leader, dan gue tuan Hago yang udah lo salah gunakan kepercayaannya gara-gara udah bawa Hago jalan-jalan jauh tanpa sepengetahuan gue juga...

Lo harus gendong Hago. Sekarang," perintah Naga itu membuat Eri membelalakan mata. Ia tak langsung menolak dan masih bersikap sok cool dengan ekspresi tengilnya.

"Gen.. dong..? Heheu... Bang, jujur. Lo boleeeeh nyuruh gue bersihin rumah, ngasih makan Hago sebulan, bersihin pup-nya dia, atau ngajak dia jalan-jalan pake tali. Tapi buat nyuruh gue ngegendong...? heuh. Heuheuheu..." Eri tak bisa meneruskan kalimatnya karna Naga sedang menatapnya serius.

"Jadi, lo mau Hago tidur di kamar lo aja malem ini?"

"....." Eri makin tak bisa bicara. Dengan frustasi ia keluar dari kamar Naga untuk menemui Daye yang sedang enak nonton TV.

"Lo tahu leader kita bilang apa Bang? Dia sebenernya bisa sih nyuruh gue buat jagain monster -nya itu sambil ngasih makan sebulan, atau bersihin pup -nya selama seminggu. Tapi apa yang dia lakuin? Dia malah membuat gue susah diantara dua pilihan."

Daye antusias mendengarkan kelanjutan curhat Eri yang sudah sangat frustasi. Wajahnya tak berhenti tersenyum lebar.

"DIA NYURUH GUE PILIH GENDONG ATAU TIDUR SAMA SHAR-PEI SEREM ITU MALEM INI!" teriakan frustasi Eri disambut gelak tawa Daye yang kencang dan memenuhi seluruh ruangan.

"DIA UDAH GILA! Dia udah nggak inget lagi punya adek bungsu yang takut anjing! Dia lebih gila dari Hitler! Dia bahkan nggak peduli kalo Hago bakal makan gue lahap-lahap! Kalo Hago tidur sama gue malem ini, besok gue bakalan tinggal rambut!" Daye makin keras tertawa karna konyolnya ungkapan hati Eri.

Setelah puas curhat mengenai hal yang sama 3 kali secara bergantian pada Daye, Abi dan Ube, dan membuat mereka semua terpingkal-pingkal di atas penderitannya, Eripun kembali ke kamar Naga dengan kesal. Naga yang mendengarkan celotehan protes Eri mengenai hukuman yang diberikannya, diam-diam juga ikut tertawa geli di kamar. Saat Eri muncul, Naga pura-pura cool.

"Hago, malem ini tidur di kamar bang Daye yah! Seneng kan lo? Banyak makanan di sana..." ujar Naga sambil memanjakan Hago dengan mengelus-elus dagu anjing bermuka tebal itu. Eri yang melihatnya, makin frustasi. Kamar Daye, berarti kamar dia. Dan itu akan bener-bener terjadi kalo Eri nggak buru-buru menyanggupi hukuman menggendong Hago.

Love SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang