Track 03 - Forgive Me Not

6.5K 198 0
                                    

MAYA menggebrak meja belajar Rara keras yang membuat Rara terhenyak dari tidurnya. Maya kelihatan kesal. Alisnya bertautan menatap Rara yang dingin menanggapi temannya itu. Karna Maya tak kunjung bicara, Rara lantas melanjutkan tidurnya, membuat Maya melengos.

"Ra... gue lagi bete. Bete sebete betenya orang bete..." akhirnya Maya mulai bicara. Rara tak bersuara yang diartikan Maya sebagai tanda untuk dia terus bicara.

"Kemaren kan gue sengaja ke konsernya Heroes, tapi gue saaaama sekali ngga bisa nemuin Ekanaga. Kesel kan gue?! Padahal gue udah bilang loh sama staf disana kalo gue itu, temen sekampusnya dia, bahkan sekelas! Tapi kenapa ngga ada yang percaya?! Gue sampe hampir di usir sama security disitu... pelit banget manajemennya Heroes!"

Tiba-tiba Rara bergerak. Dia bangun dan mencari sesuatu dari dalam saku tasnya. Setengah ngantuk dia mengangkat panggilan dari handphone-nya. Maya manyun.

"Halo..."

"Ra! Dimana?" seru Ekanaga dari balik telepon. Rara terhenyak dari kantuknya dan melihat Maya yang menatapnya penasaran. Karna ini telepon dari Ekanaga, Rara kemudian bersikap salah tingkah.

"Hm. Kenapa?" tanya Rara pelan.

"Kesini cepetan. Bawain tas gue juga."

"TA-" Rara melirik Maya lalu menghela napas. "Tas lo..?!" ujar Rara setengah berbisik setelah hampir dia keceplosan. Maya menyipitkan matanya curiga.

"Iya. Gue tadi buru-buru ada jadwal penting, tas gue ketinggalan. Bawain ya. Sama tugas hari ini. Oke? Gue tunggu. Daah...".

Teleponpun mati. Menyisakan Rara yang bingung campur kesal. Ia memaki teleponnya dengan seruan kecil. Maya masih mengamatinya curiga.

"Siapa Ra?" kata Maya tajam.

Rara menatap Maya lama lalu nyengir. "Ayah..."

Maya terbelalak. "Lo ngobrol sama Ayah lo pake 'lo gue'?!"

Rara tertawa terpaksa, "kadang-kadang. May gue cabut dulu ya! Ada urusan."

Rara beranjak dari duduknya tapi kemudian ia teringat sesuatu yang membuatnya kembali duduk, dan membuat Maya bingung. Rara melirik tas Ekanaga yang tergeletak di bangku kosong yang ditinggal pergi pemiliknya. Bagaimana cara dia membawa tas itu, sedangkan Maya ada didepannya. Maya yang kebingungan melihat Rara bolak-balik berdiri -lalu-duduk lagi akhirnya kembali menggebrak meja. Rara kaget dan menatapnya. Terlihat Maya yang memasang muka sangat kesal.

"Lo ini mau pergi ngga sih? Bikin gue ngga nyaman aja bolak-balik mulu dari tadi! Nunguin apa sih? Nungguin gue pergi duluan? Lo tuh nyebelin banget tau ngga sih Ra!" Maya berseru kesal lalu pergi meninggalakan Rara yang merasa bersalah.

"May! Bukan gitu....!" teriak Rara tanpa beranjak. Ia menghela napas lalu membiarkan Maya salah paham. Rara melirik tas Ekanaga yang ada di samping bangkunya. Ia menarik tali ranselnya lalu tiba-tiba melemparnya dengan kesal ke lantai. Setelah terdiam lama, Rarapun akhirnya malas-malasan mengambil tas itu lagi dan berlalu keluar kelas.

***

Naga sedang bercanda dengan bangku putar yang didudukinya sambil tertawa-tawa bersama Abi dan Ube di studio musik milik Eddy; produser musik di mereka, saat tiba-tiba SMS dari Rara yang menyuruhnya untuk turun ke lobi masuk ke ponsel-nya. Setelah sekilas membaca pesan itu, Naga kemudian pamit turun pada Abi dan Ube yang masih akan melanjutkan rekaman.

Sampai di lobi, Naga melihat Rara sedang berdiri sendirian menyandar di tembok samping lift utama gedung dengan 5 lantai ini. Naga sengaja turun lewat tangga utama di belakang lobi untuk mengulur waktu. Hasilnya, wajah Rara yang kesal karna menunggunya membuatnya tersenyum nakal diam-diam.

Love SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang